Breaking News:

Prof Taruna Ikrar Publikasikan Jurnal Scopus, Bahas Keajaiban CAR-T dalam Terapi Limfoma

Prof Taruna Ikrar publikasikan artikel berjudul The Art of Bioimmunogenomics (BIGs) 5.0 in CAR-T Cell Therapy for Lymphoma Management

|
Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Dok Pribadi Prof. Taruna Ikrar
Prof Taruna Ikrar 

TRIBUNHEALTH.COM - Di dunia kedokteran modern, terutama di bidang onkologi, perkembangan terbaru terapi kanker telah mengarah pada adopsi teknologi inovatif yang menjanjikan perubahan paradigma dalam manajemen penyakit. 

Salah satu pendekatan terbaru yang menonjol adalah terapi sel T dengan reseptor antigen kimerik (CAR-T), yang menjadi harapan baru bagi pengobatan kanker, khususnya limfoma (kanker kelenjar getah bening dan limfosit).

Opini ini mengeksplorasi potensi dan tantangan CAR-T, melalui multiperspektif bioimunogenomik dalam meningkatkan efektivitas terapinya.

Berikut ini uraian artikel ilmiah yang dipublikasikan di journal internasional Q1, dengan Impact Factor 6.8. SCOPUS di Journal Advanced Pharmaceuticals Bulletin dengan Judul The Art of Bioimmunogenomics (BIGs) 5.0 in CAR-T Cell Therapy for Lymphoma Management.

Artikel tersebut ditulis oleh Dr. Anurogo D, dkk, sedangkan Prof. Taruna Ikrar sebagai koresponden Author atau penanggung jawab ilmiah.

Prof. dr. Taruna Ikrar, M.D., M.Pharm., M. Biomed., Ph.D merupakan direktur International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA).

Prof Taruna Ikrar
Prof Taruna Ikrar (Dok Pribadi Prof. Taruna Ikrar)

Terapi CAR-T: Pionir Imunoterapi

Terapi CAR-T merupakan inovasi bioteknologi dalam bidang imunoterapi yang bertujuan untuk memodifikasi sel T pasien agar dapat mengenali dan menyerang sel kanker, khususnya pada limfoma sel B non-Hodgkin.

Dengan menargetkan antigen spesifik seperti CD19, CD20, dan CD22, terapi ini menunjukkan efektivitas yang tinggi, terutama pada pasien dengan limfoma yang resisten terhadap kemoterapi.

Perkembangan terbaru menunjukkan peningkatan respons klinis dengan penggunaan dual-targeting CAR-T yang dapat menargetkan lebih dari satu antigen, sehingga meningkatkan tingkat respons objektif, kelangsungan hidup bebas progresi, dan kelangsungan hidup secara keseluruhan.

Pendekatan inovatif, seperti penggunaan cryoablation sebelum infus sel CAR-T, telah memperlihatkan hasil positif dalam mengurangi massa tumor dan mengendalikan tumor lokal pada limfoma sel B.

2 dari 4 halaman

Strategi ini dinilai aman dan efektif untuk mengelola penyakit yang berukuran besar.

Meskipun demikian, manajemen toksisitas seperti sindrom pelepasan sitokin (CRS) tetap menjadi tantangan utama. 

Pengelolaan yang tepat diperlukan untuk memastikan manfaat terapeutik optimal dan mengurangi efek samping.

Penelitian terbaru berfokus pada strategi baru untuk meningkatkan efektivitas jangka panjang dari sel CAR-T, seperti rekayasa dengan protein penangkap scFv.

Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan spesifisitas dan aktivitas anti-tumor tanpa menambah toksisitas terhadap sel sehat.

Dengan perkembangan ini, terapi CAR-T berpotensi untuk diperluas penggunaannya di luar keganasan sel B, menjadikannya pilihan yang menjanjikan dalam pengobatan limfoma non-Hodgkin yang sulit diobati.

Penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan pengelolaan efek samping guna mencapai hasil klinis yang lebih baik.

Keuntungan dan Kekurangan Terapi CAR-T

Keunggulan utama dari terapi CAR-T adalah kemampuannya untuk meningkatkan aktivitas pembunuh tumor oleh sistem kekebalan tubuh, terutama pada pasien dengan limfoma yang resisten terhadap kemoterapi.

Namun, terapi ini juga memiliki tantangan signifikan, termasuk biaya produksi yang tinggi, kompleksitas teknis, dan risiko efek samping yang serius seperti sindrom pelepasan sitokin (CRS) dan neurotoksisitas.

Tantangan dalam Produksi dan Regulasi Global

Produksi CAR-T cells memerlukan proses amat rumit dan lama. 

3 dari 4 halaman

Dimulai dari pengumpulan sel T dari pasien, modifikasi genetik di laboratorium, hingga penginfusian kembali sel yang telah dimodifikasi ke dalam tubuh pasien.

Proses ini memerlukan fasilitas yang memenuhi standar praktik manufaktur yang baik (cGMP) serta mematuhi berbagai peraturan internasional yang bervariasi antara satu negara dengan yang lainnya.

Harmonisasi regulasi global menjadi tantangan utama dalam distribusi terapi CAR-T.

FDA di Amerika Serikat, misalnya, telah berperan penting dalam regulasi dan panduan terapi sel dan gen, namun setiap negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam evaluasi uji klinis dan persetujuan produk.

Peran Bioimunogenomik dalam Terapi CAR-T

Perspektif Bioimunogenomik berperan penting dalam meningkatkan efektivitas terapi CAR-T melalui pemilihan antigen target yang lebih spesifik dan pengembangan reseptor antigen kimerik yang lebih efisien.

Teknologi ini memungkinkan penciptaan CARs dengan afinitas tinggi terhadap antigen tumor, serta memperkuat respons imun melalui rekayasa genetik sel T.

Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari peran bioimunogenomik dalam terapi CAR-T berbasis riset terbaru.

Pertama, pemilihan antigen target yang lebih spesifik. Bioimunogenomik memungkinkan identifikasi antigen tumor yang lebih spesifik dan unik, sehingga mengurangi risiko efek samping yang disebabkan oleh reaksi silang dengan jaringan sehat.

Misalnya, sel-sel CAR-T yang menargetkan antigen CD19 telah menunjukkan respons klinis yang signifikan dalam mengobati malignansi sel B hematologis, terutama leukemia limfoblastik akut.

Kedua, pengembangan reseptor antigen chimeric yang lebih efisien.

4 dari 4 halaman

Perspektif bioimunogenomik berpotensi meningkatkan desain CARs dengan mengoptimalkan domain costimulatory, yang penting untuk meningkatkan fungsi efektor dan daya tahan sel T yang dimodifikasi. 

Contohnya, reseptor yang menggabungkan domain sinyal CD28 dan 4-1BB menunjukkan efikasi terapeutik yang lebih tinggi dan ketahanan sel T yang meningkat.

Ketiga, rekayasa genetik untuk meningkatkan respons imun.

Teknik rekayasa genetik memungkinkan modifikasi sel T untuk meningkatkan respons imun terhadap tumor. 

Ini termasuk modifikasi untuk mengurangi “kelelahan” sel T dan meningkatkan persisten dan aktivitas antitumor mereka.

Keempat, pendekatan alogenik untuk mengatasi limitasi terapi autolog. Penggunaan CAR-T alogenik yang diproduksi dari donor sehat dapat mengatasi beberapa keterbatasan terapi autolog, seperti waktu manufaktur yang lama dan keterbatasan produksi.

Ini telah terbukti menjanjikan dalam studi praklinis dan bisa mengurangi risiko penyakit graft-versus-host.

Kelima, penggunaan epigenetik untuk meningkatkan kualitas CAR-T.

Modifikasi epigenetik dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sel CAR-T dengan memodifikasi gen yang mengatur fungsi sel T. Pendekatan ini dapat meningkatkan imunitas dan fungsi efektor sel T dalam terapi kanker.

Bioimunogenomik berkontribusi signifikan dalam meningkatkan efektivitas dan keamanan terapi CAR-T dengan memfasilitasi pengembangan reseptor yang lebih spesifik dan efisien serta meningkatkan daya tahan sel T melalui pendekatan epigenetik dan rekayasa genetik.

Inovasi dan Masa Depan Terapi CAR-T

Inovasi dalam teknologi CRISPR/Cas9 dan bioimunogenomik menawarkan potensi besar untuk meningkatkan terapi CAR-T dengan membuat sel T lebih tahan terhadap lingkungan mikro tumor yang imunosupresif.

Konsep "armored CAR-T cells", yang dirancang untuk mengeluarkan molekul imunostimulan atau pro-inflamasi, dapat meningkatkan potensi anti-tumor dengan mengimbangi lingkungan yang imunosupresif dan merekrut sel efektor imun lainnya ke lokasi tumor.

Pendekatan masa depan juga mencakup sistem CAR-T sel induktif, yang memungkinkan modulasi eksternal dari ekspresi dan aktivitas CAR, memberikan kemampuan untuk mengontrol aktivitas CAR-T secara "on" dan "off" sesuai kebutuhan, secara signifikan meningkatkan profil keamanan dari intervensi terapeutik ini.

Integrasi Nanoteknologi dalam Terapi CAR-T

Integrasi nanoteknologi dalam terapi CAR-T menjanjikan peningkatan pengiriman dan efektivitas terapi kanker.

Nanopartikel dapat dirancang untuk meningkatkan homing sel CAR-T ke tumor dengan penargetan spesifik dan perlindungan terhadap degradasi. Modifikasi ini memastikan sel CAR-T lebih stabil dan efektif mencapai situs tumor, mengoptimalkan hasil terapeutik sambil meminimalkan efek samping.

Selain itu, nanoteknologi membantu mengatasi resistensi terapi CAR-T.

Nanopartikel dapat mengoordinasikan pengiriman obat kemoterapi atau inhibitor imun secara sinergis, mengurangi resistensi dan meningkatkan efektivitas terapi.

Mereka juga dapat memodulasi mikrolingkungan tumor agar lebih mendukung aktivitas sel CAR-T, misalnya, dengan mengurangi imunosupresi lokal, sehingga terapi menjadi lebih efektif.

Keamanan terapi CAR-T juga ditingkatkan dengan nanoteknologi. Pelepasan terarah sel CAR-T di situs tumor mengurangi kerusakan pada jaringan sehat, mengurangi toksisitas, dan efek samping.

Nanopartikel dengan kemampuan pemantauan in vivo memungkinkan penyesuaian dosis dan evaluasi terapi secara real-time. Namun, tantangan seperti imunogenisitas dan biaya produksi tetap ada.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan desain nanopartikel agar lebih efektif dan terjangkau secara klinis, menjanjikan perubahan signifikan dalam pengobatan kanker di masa depan.

Perspektif Bioinformatika dan AI dalam Terapi CAR-T

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning, ML) memainkan peran penting dalam pengembangan terapi CAR-T dengan memprediksi respons pasien, mempersonalisasi terapi, dan menemukan target baru.

Algoritma AI mampu menganalisis data biologis secara masif untuk mengidentifikasi antigen target baru dan mengoptimalkan desain CAR.

AI dan ML juga membantu memprediksi respons pasien terhadap terapi CAR-T dengan menganalisis riwayat medis, profil genetik, dan karakteristik tumor pasien. Prediksi personalisasi ini memungkinkan klinisi menyesuaikan opsi perawatan dan mengelola harapan, sehingga meningkatkan strategi terapeutik secara keseluruhan.

Tantangan Ekonomi dan Biaya Produksi CAR-T

Biaya produksi CAR-T yang tinggi merupakan salah satu tantangan utama dalam adopsi terapi ini secara luas.

Proses manufaktur yang kompleks dan kebutuhan untuk memenuhi standar regulasi yang ketat menambah biaya keseluruhan terapi.

Upaya untuk mengurangi biaya melibatkan optimasi berbagai tahap produksi dan penelitian teknik-teknik baru untuk mengurangi kebutuhan perawatan paska-infusion.
Perspektif Masa Depan

Terapi CAR-T merupakan bagian dari imunoterapi yang menjanjikan terobosan signifikan dalam tatalaksana limfoma.

Melalui perspektif bioimunogenomik dan teknologi genetik terkini, terapi ini berpotensi untuk meningkatkan hasil pengobatan bagi penderita kanker stadium lanjut.

Upaya berkesinambungan di dalam riset dan pengembangan diharapkan dapat memajukan terapi ini menuju solusi yang lebih efektif dan aman untuk pengobatan kanker

Dalam menghadapi beragam tantangan (misalnya: regulasi, ekonomi, teknis), harmonisasi global serta kolaborasi internasional adalah kunci untuk memastikan akses yang lebih luas dan efisiensi dalam produksi dan distribusi terapi CAR-T.

*Press Release

Selanjutnya
Tags:
Taruna IkrarProf. dr. Taruna Ikrar M.Biomed. Ph.D.kankerLimfoma Ryuichi Sakamoto
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved