Breaking News:

Cegah Toxic Relationship, Tim PKM UNNES Lakukan Penguatan Self-acceptance Melalui Metode ABCD

Tim PKM UNNES menjalankan program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan self-acceptance remaja

Editor: Ahmad Nur Rosikin
Tim PKM-PM UNNES
Meningkatkan Kesehatan Mental, Penguatan Self Acceptance Melalui Metode ABCD pada Remaja di PPS PGOT Mardi Utomo 

TRIBUNHEALTH.COM - Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan menghindari hubungan yang tidak sehat.

Di zaman yang serba modern ini, permasalahan mengenai toxic relationship banyak dijumpai, khususnya pada kalangan remaja.

Hubungan toxic pada usia remaja dapat menyebabkan berbagai hal.

Terjerumus dalam pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan permasalahan kesehatan mental menjadi beberapa dampak dari kondisi tersebut.

Remaja kerap kali mengalami bahkan terjebak dalam sebuah toxic relationship karena pengaruh beberapa hal, seperti lingkungan sosial yang tidak baik, iklim pertemanan yang tidak sehat, hingga kurangnya kepercayaan diri.

Hal ini terjadi karena masa remaja adalah masa pencarian jati diri.

Pada masa ini, pengendalian emosi dan insecurity menjadi permasalahan yang kerap dijumpai.

Oleh karena itu, diperlukan adanya treatment yang tepat dalam menyikapi permasalahan toxic relationship pada masa remaja, salah satunya melalui penerimaan diri.

Dengan adanya penerimaan diri yang baik, remaja mampu mengenali apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan dalam mendukung pengembangan diri.

Pada akhirnya hal ini dapat membentengi diri para remaja dari toxic relationship.

Meningkatkan Kesehatan Mental, Penguatan Self Acceptance Melalui Metode ABCD pada Remaja di PPS PGOT Mardi Utomo
Meningkatkan Kesehatan Mental, Penguatan Self Acceptance Melalui Metode ABCD pada Remaja di PPS PGOT Mardi Utomo (Tim PKM-PM UNNES)
2 dari 3 halaman

Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim PKM-PM UNNES melakukan sebuah program pengabdian kepada masyarakat yang menyasar penerima manfaat remaja sebagai peserta kegiatan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang.

Senin, 3 Juni 2024, pukul 13.00 WIB, serangkaian kegiatan PKM-PM Baris Asa dimulai, dan dihadiri oleh para penerima manfaat remaja dan segenap pekerja sosial Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang.

Tim Baris Asa dalam program pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Ayu Ratri beranggotakan empat mahasiswa lain, diantaranya Sandya Sarira Ayu, Nur Fitriana Almaira, Shelma Rania, dan Meidita Ananda mahasiswa dari program studi Psikologi Universitas Negeri Semarang dan didampingi oleh Yogi Swaraswati, S.Psi., M.Si. sebagai dosen pendamping dengan pendanaan dari Belmawa untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

Pengabdian kepada masyarakat yang rutin dilakukan selama satu bulan oleh Tim Baris Asa ini merupakan salah satu upaya peningkatan self-acceptance dan pencegahan terjadinya toxic relationship di kalangan remaja di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang.

“Kita di Panti ini belum ada yang dapat secara intens memperhatikan kondisi psikologis warga binaan di panti," ungkap Sukis, sebagai salah satu pekerja sosial di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang.

Hal tersebut menjadikan kehadiran program ini akan menjadi upaya yang bagus dalam mewujudkan peningkatan kesadaran psikologis terutama dalam aspek penerimaan diri para penerima manfaat remaja di panti.

Berbagai pendekatan dilakukan oleh Tim Baris Asa kepada penerima manfaat remaja di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang guna menjalin hubungan yang lebih akrab, mewujudkan visi dan misi komunitas yaitu meningkatkan self-acceptance atau penerimaan diri dan melatih kemandirian para penerima manfaat.

Pendekatan ABCD

Meningkatkan Kesehatan Mental, Penguatan Self Acceptance Melalui Metode ABCD pada Remaja di PPS PGOT Mardi Utomo
Meningkatkan Kesehatan Mental, Penguatan Self Acceptance Melalui Metode ABCD pada Remaja di PPS PGOT Mardi Utomo (Tim PKM-PM UNNES)

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim Baris Asa dikemas dalam sebuah metode pendekatan ABCD “Asset Based Community Development” yang berfokus pada potensi dalam komunitas tersebut.

3 dari 3 halaman

Melalui metode ABCD ini dirancang serangkaian kegiatan yang menjadi kiat-kiat dalam usaha meningkatkan penerimaan diri para remaja Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang.

Berbagai kegiatan tersebut disambut dengan antusiasme yang luar biasa oleh para penerima manfaat remaja.

Hal itu ditunjukan hingga setiap pertemuannya semakin dirasa percikan manfaat dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

“Kami sangat terbantu dengan adanya antusiasme yang dipancarkan oleh para penerima manfaat, karena dengan begitu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang kami lakukan menjadi semakin bermakna, baik bagi mereka sebagai penerima manfaat maupun kami sebagai fasilitator,” pungkas Ayu Ratri sebagai ketua tim Baris Asa.

Bermodalkan semangat dan tekad serta antusiasme penerima manfaat menjadi senjata jitu bagi Tim Baris Asa untuk melebarkan sayap dalam menebar kebermanfaatan untuk sesama manusia.

*Press release dari Baris Asa, Tim PKM-PM Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya
Tags:
Toxic relationshipUnnesUniversitas Negeri SemarangRemaja
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved