TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi, sering disebut sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan tingginya tingkat tekanan darah di dalam arteri secara tidak normal.
Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala dan merupakan “pembunuh diam-diam” yang dapat berdampak signifikan terhadap jantung dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Untuk mengelola hipertensi secara efektif, penting untuk memahami jenis, tahapan, dan strategi untuk mengendalikannya.
Tekanan Darah Normal
Pada tahap ini, pembacaan tekanan darah biasanya turun di bawah 120/80 mm Hg.
Tidak ada risiko signifikan yang terkait dengan tekanan darah normal, dan individu dianjurkan untuk menjaga gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi.

Prahipertensi
Bharat Kukreti, Direktur dan Kepala Unit Kardiologi, Paras Health Gurugram mengatakan, “Ini adalah tahap peringatan dini, di mana pembacaan tekanan darah berkisar antara 120-139/80-89 mm Hg."
"Meskipun belum diklasifikasikan sebagai hipertensi, hal ini menunjukkan peningkatan risiko terkena tekanan darah tinggi."
"Modifikasi gaya hidup seperti perubahan pola makan, olahraga teratur, dan manajemen stres sangat penting pada tahap ini untuk mencegah perkembangan penyakit.”
Baca juga: 6 Manfaat Jus Jeruk untuk Kesehatan, Dapat Menurunkan Kolesterol dan Tekanan Darah
Hipertensi Tahap 1
Pada tahap ini, pembacaan tekanan darah turun antara 140-159/90-99 mm Hg.
Ini mewakili timbulnya hipertensi dan mungkin memerlukan pengobatan bersamaan dengan perubahan gaya hidup untuk mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko kesehatan yang terkait.
Hipertensi Tahap 2
Ini adalah tahap paling parah, dengan tekanan darah secara konsisten melebihi 160/100 mm Hg.
Dalam kondisi seperti ini, diperlukan intervensi medis segera untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal.
Dampak buruk penyakit darah tinggi

Hipertensi menimbulkan ancaman signifikan bagi kesehatan jantung Anda.
Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan dapat merusak arteri, menjadikannya kurang fleksibel dan lebih rentan menyempit atau tersumbat.
Hal ini meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, serangan jantung, dan gagal jantung.
Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan pembesaran jantung, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipertrofi, yang melemahkan kemampuan jantung untuk memompa.
Kesimpulannya
Dengan menerapkan gaya hidup sehat, mematuhi pengobatan jika perlu, dan memantau tekanan darah secara teratur, Anda dapat mengontrol hipertensi secara efektif dan mengurangi dampaknya terhadap jantung Anda.
(TribunHealth.com)