TRIBUNHEALTH.COM - Stres merupakan tekanan mental pada seseorang.
Umumnya, seseorang mengalami stres saat berada di bawah tekanan ataupun merasa kesulitan menghadapi sesuatu.
Tentunya stres bisa dialami oleh siapa saja.
Bukan hanya orangtua, rupanya stres pun bisa dialami oleh remaja.
Seringkali stres pada remaja tidak disadari, bahkan cenderung diabaikan.
Jika demikian, maka bisa menyebabkan kondisi mental semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengantisipasinya dibutuhkan strategi pengelolaan stres yang benar.

Baca juga: Menu Sarapan Sehat bagi Penderita Kolesterol: Jangan Lewatkan Makan Pagi
Walaupun stres memang cukup wajar terjadi pada setiap orang, namun sebenarnya bisa dihindari.
Psikolog keluarga dan pendidikan anak, Adib Setiawan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai kesehatan mental dan mengantisipasi stres yang berkelanjutan pada remaja.
Seorang remaja pun harus aware terhadap kesehatan mental dan cara mengantisipasi stres agar tidak berkelanjutan.
Adib Setiawan sebagai psikolog pun berpesan bagi para remaja untuk membangun cita-cita, mengerjakan tugas-tugasnya maupun lagkah untuk mencapati cita-cita tersebut.
"Pesan saya sih yang penting bangun cita-cita, kemudian kerjakan tugas-tugas atau langkah-langkah untuk mencapai cita-cita itu," ujar Psikolog Adib Setiawan.
Baca juga: 8 Manfaat Asam Jawa bagi Tubuh: Mengelola Diabetes hingga Melindungi Kesehatan Jantung
Lanjut, psikolog Adib juga berpesan untuk tidak terlalu menyalahkan keadaan dan jangan terlalu mengeluh.
Remaja disarankan untuk berusaha mengerjakan tugas-tugas dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Ditegaskan oleh psikolog keluarga dan pendidikan anak, Adib Setiawan bahwa bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan, maka stres akan hilang sendiri.
"Kemudian jangan terlalu menyalahkan keadaan, jangan terlalu mengeluh. Tapi berusaha lah tugas-tugas itu dikerjakan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Saya yakin stres itu akan hilang sendiri kalau memang tanggung jawab yang kita kerjakan itu kita selesaikan," imbuhnya.
Adakah cara mengelola stres agar stres yang dialami masih dalam kondisi yang wajar dan tidak berlebihan?
Baca juga: 5 Khasiat yang Didapat dari Konsumsi Santan: Menurunkan Kolesterol & Mempertahankan Tekanan Darah
Stres bisa dialami oleh remaja akibat tidak mampu menghadapi tekanan.
Tentunya remaja pun perlu mengetahui cara mengelola stres, agar stres yang mereka alami masih dalam kondisi yang wajar.
Psikolog Adib Setiawan menyampaikan cara mengelola stres yang pertama ialah mengerjakan tugas sekolah.
Ia menuturkan, nilai dari tugas tersebut tidak harus bagus. Dari usaha mengerjakan tugas pun menandakan bahwa remaja tersebut memiliki kompetensi dan keterampilan.
"Gampangnya ini sih, yang pertama adalah mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas apa? Tugas sekolah dikerjakan. Minimal hasilnya sedang, gak harus bagus hasilnya. Yang penting dikerjakan," kata psikolog Adib Setiawan.
"Karena kalau bisa mengerjakan tugas sekolah berarti kan dia punya kompetensi, punya keterampilan," imbuhnya.
Lanjut, cara yang kedua menurut psikolog Adib adalah berteman.

Baca juga: Pisang untuk Penderita Diabetes, Amankah Dikonsumsi?
Dengan berteman, menandakan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Sehingga remaja tersebut bisa belajar dari lingkungannya.
"Yang kedua adalah berteman sama yang lain. Kalau punya teman berarti mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bisa berbagi cerita ke teman. Sehingga minimal belajar dari lingkungannya," sambungnya.
Psikolog keluarga dan pendidikan anak, Adib Setiawan menuturkan cara mengelola stres yang ketiga adalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Remaja bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan berolahraga, membaca buku, belajar dan tidur yang cukup.
"Yang ketiga ya barangkali memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Untuk apa? Ya bisa saja untuk olahraga, membaca buku, belajar, tidur yang cukup. Sepanjang dijalankan dengan baik sih, ya akan terbebas dari stres kalau untuk saya." terang psikolog Adib.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan Adib Setiawan, Sp.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia.
(TribunHealth.com/PP)