TRIBUNHEALTH.COM - Meski belum diwajibkan, anak-anak mulai dikenalkan dengan ibadah puasa Ramadhan.
Kendati terkadang belum sempurna, proses ini diperlukan agar dia terbiasa menjalankan kewajiban.
Terkait hal ini, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar kesehatan anak tetap optimal saat dia belajar berpuasa.
Terkait hal ini, Kompas.tv sempat memberitakan penjelasan Dokter spesialis anak dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fita Wirastuti, pada Ramadhan sebelumnya.
dr. Fita membagikan enam tips untuk orang tua yang mengenalkan puasa Ramadan kepada anak.
Berikut ini uraiannya.
1. Beri jarak waktu makan lebih lama daripada hari-hari biasa

Agar terbiasa menahan rasa lapar, orang tua sebaiknya menambah jarak waktu makan kepada anak.
Langkah ini dapat dimulai sebelum memasuki bulan Ramadan ini.
Orang tua bisa mulai memberi jarak waktu makan lebih panjang daripada hari biasa kepada anak.
Misalnya, orang tua bisa memberi jarak makan anak empat hingga enam jam pada hari biasa.
"Kemudian nanti bertambah lagi jadi 8 jam, kemudian bertambah lagi jadi 10 jam, sampai pada akhirnya dia bisa fase puasa penuh,” kata dokter Fita, Minggu (17/4/2022) dilansir dari laman UGM.
Baca juga: Bagi Penderita Diabetes, 5 Buah Ini Terlarang untuk Sahur dan Buka Puasa, Berefek pada Gula Darah
2. Siapkan makanan kaya nutrisi
Selain porsi, nutrisi merupakan hal yang tidak kalah penting.
Dokter Fita mengatakan, komposisi antara karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang.
Ia menerangkan, gizi dan nutrisi yang seimbang akan membuat anak semakin kuat menjalankan puasa.
3. Jangan suruh anak makan berlebihan saat sahur

“Kadang-kadang orang tua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak pada saat berbuka atau pada saat sahur. Ini justru tidak direkomendasikan karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target dari puasanya jadi tidak tercapai,” tegas dokter Fita.
Dia dengan tegas tidak menyarankan hal ini.
Menurut dr. Fita, puasa hanya menggeser waktu makan.
Waktu sarapan digeser lebih awal menjadi waktu sahur, sementara makan siang menjadi sore atau saat berbuka puasa.
Lalu makan malam dilakukan usai salat tarawih.
Baca juga: 10 Manfaat Makan Jeruk Saat Sahur dan Buka, Bikin Imun Meningkat Saat Jalankan Ibadah Puasa Ramadhan
4. Buat rutinitas yang menyenangkan dan sehat
Meski menjalankan ibadah puasa, dr. Fita menyarankan agar anak tetap beraktivitas yang menyenangkan.
Dia menyarankan agar orang tua mengajak anak mengaji bersama, pergi ke masjid bersama, menyiapkan menu buka atau sahur bersama, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat membuat anak senang dan termotivasi untuk berpuasa.
"(Kalau) lihat orang tuanya ketika berpuasa hanya tidur saja, itu (dapat) membuat anak menjadi lebih lemas dan jenuh, sehingga dia tidak senang dengan kondisi berpuasa,” jelasnya.
Baca juga: Rutin Makan Buah Pir Saat Puasa Bikin Berat Badan Turun setelah Ramadhan, Ini 3 Manfaat Lainnya
5. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan
Sebaliknya, aktivitas fisik yang sifatnya berlebihan sebaiknya dikurangi.
dr. Fita mencontohkan seperti berlarian dan sebagainya.
Tujuannya agar anak-anak tak cepat kelelahan atau bahkan mengalami dehidrasi.
Sebagai gantinya, orang tua bisa mengajak anak untuk mengaji bersama, mewarnai bersama, dan lain-lain.
6. Berikan motivasi dan penghargaan secukupnya

Memberikan motivasi dan penghargaan kepada anak sebaiknya seperlunya saja.
Dokter Fita mencontohkan, orang tua bisa memberi sticker untuk menandakan keberhasilan anak atau memberi makanan yang anak sukai.
“Cukup reward yang menyenangkan untuk anak saja, sesuai dengan kebutuhannya, seperti ingin makan apa, dan lain-lain,” pungkasnya.
Artikel ini diolah dari Kompas.tv
(TribunHealth.com, Kompas.tv)