TRIBUNHEALTH.COM - Problem seksual menjadi masalah yang banyak dikeluhkan.
Masalah seksual ini bisa dialami pria maupun wanita.
Pada pria, bukan hanya ejakulasi dini saja yang menjadi masalah, tetapi juga sulit ejakulasi di dalam vagina.
Sebenarnya banyak pria yang mengalami kesulitan ejakulasi di dalam vagina.
Tidak bisa atau kesulitan ejakulasi di dalam vagina disebut dengan retrograde ejakulasi.
Misalkan pria mengalami sulit ejakulasi di dalam vagina atau retrograde ejakulasi, apakah konsultasinya harus berdua dengan pasangan atau sendiri?
Medical sexolog, dr. Binsar Martin Sinaga menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Warta Kota mengenai konsultasi retrograde ejakulasi harus bersama pasangan atau sendiri.

Baca juga: Kalender Februari 2024, Lengkap Hari Libur Nasional, Ada Libur Apa?
Menyinggung masalah seksual pada pria, tentunya sobat sehat sudah tak asing lagi mendengar tentang ejakulasi dini.
Ternyata, selain ejakulasi dini, pria juga bisa mengalami masalah seksual lain yakni sulit ejakulasi di dalam vagina.
Menanggapi hal tersebut, tentunya banyak yang bertanya-tanya, saat konsultasi dengan dokter apakah harus bersama dengan pasangan.
Dijelaskan oleh dr. Binsar, pria yang mengalami retrograde ejakulasi ini ketika berkonsultasi dengan dokter, sebaiknya datang berdua dengan pasangan.
Ia mengungkap jika pernah menangani kasus retrograde ejakulasi dan pasien bisa sembuh.
"Sebaiknya berdua. Saya punya satu kasus retograde ejakulasi ini sembuh lho," kata dr. Binsar.
Untuk menangani masalah rtrograde ejakulasi, tentunya membutuhkan waktu.
Baca juga: 9 Formasi Ini Berlakukan Toefl Sebagai Syarat Pendaftaran CPNS 2024
Berapa lama itu dok?
Seksolog dr. Binsar menuturkan bahwa penanganan ini tidak lama, tapi pir benar-benar harus menyadari bahwa memiliki kelainan.
Mengenai seks terapi, kata dr. Binsar jangan dipikir bawha dokter yang mengerjakan seks terapinya.
Lanjut, jika seks terapi dilakukan pada pria, kata dr. Bisnar yang mengerjakan seks terapi adalah sang istri, bukan dokter.
Ia menjelaskan bahwa istri lah yang mengerjakan dan dokter hanya mengarahkan.
"Ndak lama, tapi betul-betul si suami si pria nya harus menyadari bahwa dia punya kelainan. Seks terapi itu jangan dipikir 'wah saya (dokter) yang mengerjakan seks terapinya', bukan," tuturnya
"Kalau seks terapi, gangguan pada pria, yang ngerjain siapa? Ya istrinya, bukan dokternya," sambungnya.
Baca juga: 6 Cara Sederhana Turunkan Lonjakan Tekanan Darah, Coba Lakukan Ini
"Jadi istrinya yang ngerjain, kita cuma mengarahkan. Ada evaluasi lagi," lanjut dr. Binsar.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa selama praktek sebagai seksolog, ada satu pasien yang mengalami retrograde ejakulasi dan berhasil memiliki keturunan.
Dalam seks terapi ini, kata dr. Binsar ada tekniknya bagaimana wanita merangsang si pria dan akhirnya benar-benar bisa ejakulasi di dalam vagina.
"Saya praktek sebagai seksolog ini baru satu, punya anak dia. Saya tanya sama dia 'bisa ejakulasi?' dia jawab 'bisa dok'. Ada tekniknya, jadi tekniknya itu istilahnya bagimana si wanita merangsang si pria, dan akhirnya pria itu sampai betul-betul pria itu bisa ejakulasi di dalam vagina," imbuhnya
Seksolog dr. Binsar menjelaskan baha seks terapi ini ada step-steonya dan tidak mudah, paling cepat selama 6 bulan berdasarkan teori. Namun kenyataannya bisa bertahun-tahun.
Baca juga: Rutin Minum Rebusan Daun Alpukat Bantu Cegah Diabetes dan Penyakit Kronis
Selanjutnya, ia mengungkap bahwa problem yang mengikuti retograde ejakulasi inia dalah infertilitas. Bagaimana pria bisa membuahi apabila bisa ejakulasi jika masturbasi.
"Ada step-stepnya dan itu gak gampang. Paling cepet 6 bulan, teori. Tapi kenyataannya bisa bertahun-tahun," jelasnya.
"Lalu yang berikut, problem ke dua mengikuti ini, infertilitas. Bagaimana dia bisa membuahi? Dia bisa ejakulasi kalau dia masturbasi." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube Warta Kota bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. Seorang medical sexologist.
(TribunHealth.com/PP)