TRIBUNHEALTH.COM - Adanya double chin memang membuat beberapa orang merasa kurang percaya diri.
Pasalnya, memiliki double chin terlihat seperti memiliki dua dagu.
Untuk mengatasidouble chin ini, ada perawatan yang bisa kita lakukan yaitu tarik benang aptos.
Seseorang yang mengalami penyakit diabetes biasanya disarankan untuk menghindari perlukaan.
Terdapat beberapa penyakti yang tidak dianjurkan untuk melakukan tanam benang aptos, salah satunya seperti diabetes dan penyakit ginjal.
Lantas, apakah ada penyakit lain yang tidak disarankan bahkan tidak diperbolehkan melakukan tarik benang aptos?
Dokter kecantikan di Klinik Dermaster Bali, dr. Caryn Miranda Saptari menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribun Health.
Baca juga: Tenaga Honorer Bakal Diprioritaskan Jadi PPPK Tanpa Tes pada 2024, Kok Bisa?
Tentunya beberapa orang ingin melakukan apapun untuk mengatasi double chinnya.
Mengenai tarik benang aptos ini tentu banyak individu yang bertanya-tanya apakah ada penyakit yang tidak diperbolehkan melakukan treatment tersebut.
Menurut dr. Caryn, sebenarnya tidak ada penyakit khusus karena perawatannya termasuk cukup aman dan tidak memasukkan benda asing. Benang aptos tersebut juga bahan yang bisa diserap oleh tubuh.
"Sebetulnya sih karena perawatannya termasuk cukup aman dan kita tidak memasukkan benda asing, jadi benang itu sendiri juga adalah bahan-bahan yang bisa diserap oleh tubuh. Sebetulnya tidak ada penyakit khusus," kata dr. Caryn.
Lanjut, ia juga menjelaskan, orang yang memiliki riawayat alergiterhadap cairan anastesi tidak boleh melakukan treatment ini.
Baca juga: Diabetes Hingga Luka Diabetes Bisa Sembuh dengan Bahan Alami, Apa Saja? Ini Kata dr. Zaidul Akbar
dr. Caryn juga menurutkan jika penyakit pemberat seperti ginjal juga tidak boleh melakukan treatment ini karena cairan anastesi akan menambah beban berat ke ginjal.
"Biasanya hanya orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap cairan anastesi, ya itu pasti gak boleh dilakukan. Kemudian ada penyakit pemberat seperti ginjal, karena kan cairan anastesi akan menambah beban berat ke ginjal," lanjutnya.
Lebih lanjut, kata dr. Caryn seseorang yang memiliki penyakit autoimun atau keganasan juga tidak boleh melakukan treatment ini karena kita tidak tahu kapan autoimun tersebut akan aktif kembali.
Sehingga, bila seseorang memiliki penyakit autoimun dan keganasan sebaiknya menghindari melakukan treatment.
"Kemudian biasanya ada penyakit-penyakit autoimun atau keganasan. Karena kan kita gak tau kapan autoimun itu akan aktif kembali. Jadi biasanya kalau ada penyakit autoimun ya sebaiknya dihindari melakukan treatment," sambungnya.
"Kemudian ada keganasan juga sebaiknya dihindari." pungkas dr. Caryn.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Caryn Miranda Saptari. Seorang dokter kecantikan Klinik Dermaster Bali.
(TribunHealth.com/PP)