TRIBUNHEALTH.COM - Sobat sehat, berbicara tentang masalah seksual tentu tidak bisa kita anggap sepele.
Bahkan, di usia yang sudah lanjut pun sebenarnya masalah seksual perlu jadi perhatian khusus.
Beberapa laki-laki yang mengalami penyakit jantung ataupun gula, tentu merasa khawatir akan kesehatan seksualnya.
Lantas, jika laki-laki mengalami penyakit jantung dan gula, benar atau tidak jika sudah tak bisa ereksi? Dan bagaimana pengobatannya?
Medical sexolog, dr. Binsar Martin Sinaga menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunnews.com.
Sebenarnya, masalah seksual ini biar pun dialami oleh usia yang tak lagi muda harus tetap diatasi.
Baca juga: drg. Mery Jelaskan Beberapa Hal yang Wajib Diketahui Sebelum dan Sesudah Bleaching Gigi
Apalagi jika seseorang tersebut memiliki penyakit penyerta misalnya penyakit jantung dan juga gula.
Dikatakan seksolog dr. Binsar, memang benar bahwa masalah jantung, gula dan lemak yang meningkat akan mempengaruhi ereksi dan kehidupan seksual seorang pria.
Ia pun juga mengatakan, laki-laki yang menderia sakit jantung, diabetes dan kolesterol tinggi, apalai pasca stroke jika dilakukan tes kadar testosteron, biasanya akan turun 80 sampai 100 persen pasti terjadi.
"Saya mau katakan bahwa memang betul problem jantung, problem gula, problem lemak yang meningkat itu akan mempengaruhi ereksi. Akan mempengaruhi kehidupan seksual seorang pria. Seorang laki-laki yang menderita sakit jantung, yang menderita sakit diabetes, yang menderita sakit kolesterol yang tinggi, atau apalagi pasca stroke kalau kita ukur kadar testosteronnya, biasanya akan turun. Pasti," ujar dr. Binsar.
Angka 80 sampai 100 persen itu pasti terjadi penurunan.
Baca juga: Dosis Tepat Konsumsi Kunyit Diungkap dr. Zaidul Akbar, Singgung Tak Ada Ceritanya Bermasalah
Berbicara mengenai penurunan kadar testosteron, tentunya para pria iangin mengetahui pengobatan atau cara mengatasinya.
Pengobatannya bagaimana?
Lebih lanjut, pengobatan untuk menurunnya kadar testosteron pada laki-laki yakni dr. Binsar sebut mengobati gangguannya.
Maksud mengobati gangguannya yakni masalah jantung diperbaiki, tensi diperbaiki, kadar gula dan juga kolesterol dijaga.
Namun yang sering lupa kata dr. Binsar adalah testosteron juga harus diperbaiki.
"Kalau pengobatannya konvensional adalah kita mengobati gangguannya. Jantungnya diperbaiki, tensinya diperbaiki, kadar gulanya dijaga, kolesterol dijaga. Tetapi yang seringkali lupa adalah testosteronnya juga harus diperbaiki. Setelah testosteron diperbaiki, sembari kita memperbaiki testosteron, maka gangguan seksual juga harus kita perbaiki," lanjutnya.
Baca juga: Ramalan Keuangan Zodiak Cancer Capricorn Gemini dan Libra, Besok Kamis 28 Desember 2023
Beberapa orang tentu merasa tidak yakin apakah menurunnya kadar testosteron apakah masih bisa diperbaiki.
dr. Binsar menjelaskan bahwa kadar testosteron masih sangat bisa diperbaiki. Bahkan seseorang yang sudah mengalami stroke berat sekalipun masih bisa diperbaiki.
"Dan saya katakan 'apakah masih bisa?' jawaban saya sangat masih bisa. Ada hasil, dan bahkan yang sudah stroke berat sekalipun masih bisa kita perbaiki," imbuh dr. Binsar.
Ketika sudah lanjut usia, apa yang tidak boleh dilakukan?
Jika pasien sudah berusia lanjut, kata seksolog dr. Binsar yang pertama yakni tidak boleh sembarangan konsumsi obat, karena menjaga tubuh adalah hal yang penting.
Selanjutnya, yang kedua adalah perlu berhati-hati saat olahraga.
Baca juga: Fotokopi KTP Resmi Tak Berlaku Lagi Mulai 1 Januari 2024
"Yang pertama, pada pria usia lanjut jangan sembarangan mengkonsumsi obat. Karena ini penting untuk menjaga tubuh dia. Gak bisa sembarangan mengkonsumsi obat. Lalu yang nomor dua adalah hati-hati dengan olahraga," kata dr. Binsar.
Apakah boleh berolahraga bagi pria lanjut usia?
dr. Binsar menjelaskan, olahraga yang dilakukan sebaiknya jangan terlalu berat. Terdapat parameter bahwa olahraga tidak boleh lebih dari 300 menit dalam satu minggu atau tidak boleh lebih dari 5 jam dalam seminggu.
Jika sobat sehat mengalami problem kebugaran atau problem seksualitas, dr. Binsar menyarankan untuk konsultasi ke dokter profesional yang mengerti problem seksual usia lanjut.
"Saya tidak larang, tetapi dalam catatan bahwa olahraganya juga harus olahraga yang jangan terlalu berat kalau dia tidak olahragawan. Artinya kalau olahragawan pun tidak boleh terlalu berat," paparnya.
"Ada parameter-parameter kita, olahraga itu tidak boleh lebih dari 300 menit dalam satu minggu. Tidak boleh lebih dari 5 jam satu minggu. Jadi tidak boleh mengkonsumsi obat, itu nomor satu. Hati-hati, begitu mengalami namanya problem kebugaran, problem seksualitas, saran saya cuma satu, berkonsultasilah ke profesional dokter yang mengerti problem seksual pada pria lanjut usia." pungkas dr. Binsar.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexolog.
(TribunHealth.com/PP)