Breaking News:

Trend dan Viral

Aksi Siswa Wonogiri Bawa Poster Protes Usai Dituduh Mencuri, Begini Sekarang Nasibnya

Dalam posternya, ia mengaku sebagai anak yatim dan dituduh melakukan pencurian oleh pihak sekolah dan tempat magangnya.

Penulis: Irmarahmasari | Editor: Irmarahmasari
Surya.co.id
Siswa Wonogiri yang Viral Bawa Poster Protes Dituduh Mencuri. Begini nasibnya. 

TRIBUNHEALTH.COM - Begini nasib siswa di Wonogiri setelah viral aksinya membawa poster berisi protes ia dituduh mencuri.

Akhirnya kasus yang menimpa siswa SMK Bhakti Mulia itu berakhir damai.

Diketahui, viral foto seorang siswa di Wonogiri yang membawa poster berisi kalimat protes lantaran dituduh sebagai pencuri.

Tampak murid laki-laki itu berjalan dengan mengangkat poster dengan bendera Merah Putih yang diikat ke bagian atas tasnya.

Baca juga: Dukung Palestina, TikToker Ini Tolak Mentah-mentah Rp 79 Juta untuk Dukung Israel

Dalam posternya, ia mengaku sebagai anak yatim dan dituduh melakukan pencurian oleh pihak sekolah dan tempat magangnya.

"Demi Allah aku anak yatim 'Bukan Pencuri' tidak seperti yang dituduhkan guru SMK Bhakti Mulia dan apotek (tempat magang). Mencari keadilan," bunyi tulisan dalam poster itu yang dilansir dari Surya.co.id.

Foto itu diambil di sekitar lampu merah Simpang Empat Pokoh, Kecamatan Wonogiri Kota.

Lantas, bagaimana nasib siswa tersebut setelah viral? Dan bagaimana kronologinya?

Berikut rangkuman faktanya yang dilansir Surya.co.id dari TribunSolo.

Baca juga: Daftar 7 Provinsi yang Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan di Bulan November, Jangan Sampai Terlewat!

1. Tanggapan Pihak Sekolah

2 dari 4 halaman

Siswa berinisial MI (18) itu merupakan murid kelas 12 di SMK Bhakti Mulia.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala SMK Bhakti Mulia Wonogiri Sutardi ketika dikonfirmasi.

"Iya kami tadi juga dapat kabar itu. Akhirnya dijemput teman-teman guru di sekitar Kantor DPRD Wonogiri," jelasnya, kepada TribunSolo.com.

Menurut dia, sebenarnya permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan sejak pertengahan Oktober 2023 lalu.

Namun, masalah malah kembali diungkit oleh siswa bersangkutan.

Sutardi menjelaskan, masalah itu bermula saat MI menjalankan tugas magang di salah satu apotek di Wonogiri.

Pada 19 Oktober 2023, ada selisih saat dilakukan stok opname obat.

Baca juga: BSU 2023 Kapan Cair? Berikut Info Menaker dan Cara Cek BSU Ketenagakerjaan 2023 di kemnaker.go.id

"Nilainya sebenarnya tidak besar, hanya Rp 66 ribu. Tapi kan sekolah juga harus bertanggung jawab," jelasnya.

Menurut Sutardi, siswa tersebut kemudian dimintai keterangan karena berdasarkan kronologi, siswa bersangkutan sedang piket di apotek itu.

Dia memastikan masalah itu sudah selesai dan pihak apotek juga tidak mempermasalahkannya.

3 dari 4 halaman

"Sebenarnya tidak dipermasalahkan oleh pihak apotek saat itu. Namun di apotek itu ada bisnis ya, kita akhirnya turun tangan juga ke sana," ujarnya.

Namun pada Selasa pagi, tiba-tiba MI berjalan kaki membawa poster tulisan tangan itu.

Pihaknya mengaku kaget karena sebenarnya masalah sudah diselesaikan.

"Tadi juga kita minta keterangan. Keterangannya juga berubah-ubah," terang dia.

Baca juga: 3 Fakta Emoji Semangka, Simbol Dukungan untuk Palestina, untuk Hindari Shadow Banned di Media Sosial

2. Bukan Inisiatif MI

Berdasarkan penelusuran guru tulisan di poster itu bukan tulisan MI, siswa bersangkutan juga mengakui bahwa itu bukan tulisannya.

Hanya saja, MI belum mengaku siapa yang mempersiapkan tulisan tersebut.

Apalagi, dalam poster itu juga terdapat bekas sketsa yang dihapus.

Sekolah juga masih mencari siapa yang menulis poster itu.

"Yang jelas saat ini sudah klir permasalahan ini. Kita tadi juga kaget," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Sementara itu berdasarkan keterangan guru, wali murid MI juga menyatakan jika kerugian yang dialami apotek lebih dari nilai yang hilang juga akan diganti oleh pihak keluarga.

Di sisi lain, berdasarkan catatan sekolah, MI diketahui juga memiliki permasalahan terkait utang piutang di lingkungan sekolah.

Baca juga: Mengenal Sosok 9 Naga, Penguasa Ekonomi Indonesia, Lengkap dengan Bisnis dan Kekayaannya

3. Tanggapan Keluarga

Diketahui, MI tinggal di Wonogiri bersama dengan keluarga besarnya.

Ayahnya telah meninggal, saudara-saudaranya yang merawat dan membiayai sekolah MI.

Berdasarkan keterangan paman selaku wali murid MI, Achmad Fadlillah mengatakan, pihak keluarga mengetahui kasus itu selesai setelah ada panggilan dari pihak sekolah.

"Saya saat itu tanya buktinya apa? Dijawab CCTV. Dijelaskan isi rekaman CCTV itu, baru cerita. Dari cerita itu belum ada yang membenarkan mengambil uang kasir. Tapi yaudah masalah itu dianggap selesai dan saya mengganti," jelasnya kepada TribunSolo.com.

MI kemudian menceritakan kepada walinya di rumah bahwa ia diminta untuk membuktikan jika tak bersalah.

Namun Achmad mengatakan biasanya yang menuduh lah yang membuktikan, bukan yang tertuduh.

Achmad mengakui bahwa pihaknya sempat menyangka bahwa MI benar-benar mencuri.

Namun, karena praduga tak bersalah dari anak, dia membiarkan hal itu.

Baca juga: Cara Mudah Lihat Jumlah Pelamar Tiap Formasi CPNS & PPPK 2023, Klik Link Berikut

Bahkan ia juga mengetahui bahwa MI membawa poster soal tuduhan itu ke sekolah.

Dia membiarkan hal itu, namun bukan yang mengarahkan maupun menyuruh.

"Saya tahu pagi dia ke sekolah bawa poster. Tapi saya tidak mempersilakan, tidak mengarahkan, biar berjalan saja," ujarnya.

Dia mengakui pihak keluarga tak tahu dari mana asal poster yang dibawa MI ke sekolah, termasuk dari mana ide tersebut muncul.

Pihak keluarga menduga ada penyelesaian masalah yang kurang bagus.

Ada kemungkinan sekolah hanya mendapatkan laporan dari karyawan apotek, bukan pemilik langsung terkait selisih uang itu.

"Beberapa waktu lalu ada absensi anak dari karyawan apotek. Kemudian dari sekolah langsung meneruskan ke Whatsapp kami. Seharusnya sekolah bisa mengkonfirmasi dulu tidak langsung diteruskan ke kami. Karena kalimatnya kurang pas," jelasnya.

Baca juga: Terungkap Alasan Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan, Utang Anak Jadi Penyebab

4. Berakhir Damai

Achmad menegaskan bahwa kasus tersebut sudah selesai.

Ia mengatakan MI tak bersalah berdasarkan mediasi pihak sekolah dengan keluarga usai MI membawa poster itu pada Selasa (31/11/2023).

"Sorenya damai. Dengan syarat sekolah mau mencari bukti CCTV. Mintanya sekolah sepekan, tapi menurut saya kelamaan. Kasih waktu tiga hari," jelasnya.

Dia mengatakan pada Kamis (2/11/2023) lalu, Achmad mengaku ingin membatalkan surat perdamaian jika belum ada bukti kuat.

Namun sesampainya di sekolah, MI dinyatakan tak bersalah.

Menurut dia, sekolah memberikan keterangan itu karena tidak ada bukti CCTV.

Kemudian keduanya melakukan perdamaian tertulis dan sudah saling meminta maaf.

Dalam kasus ini, meski berakhir MI dinyatakan tidak bersalah, Achmad tidak menuntut pencemaran nama baik.

Sebab sudah ada kejelasan dan mediasi antara kedua belah pihak.

"Saya juga berfikir anak itu ada nakalnya. Saya pikir juga butuh guru. Mungkin hanya kurang ketelitian dalam menangani kasus, yang akhirnya saling memaafkan," kata Achmad.

Pihak keluarga berterima kasih kepada guru di SMK Bhakti Mulia dan berharap jika ada kasus serupa bisa ditangani dengan teliti.

"Kalau dari pihak apotek belum ketemu. Mungkin juga marah karena tertulis di poster itu.Saya minta maaf kepada pihak apotek atas ketidaknyamanannya," ujarnya.

Baca juga: 10 Tips Supaya Awet Kenyang walaupun Makan Lebih Sedikit, Dapat Bantu Menurunkan Berat Badan

Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Surya.co.id)(Tribunhealth.com)

Selanjutnya
Tags:
siswaWonogirimencuriguruapoteksekolahSMK Bhakti Muliaberita viralTribunhealth.com
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved