Breaking News:

Trend dan Viral

Mbah Hasim Ngotot Tinggal di Kantor Polisi dan Ingin Meninggal di Polsek: Biar Jenazah Ada yang Urus

Mbah Hasim merasa tak dianggap oleh keluarga dan ingin meninggal di kantor polisi saja

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Kompas.com/Ahmad Dzulviqor
Dibuang Keluarga, Mbah Hasim Mau Mati di Kantor Polisi dan Ogah Pindah, Dulu Punya Istri: Tinggalkan 

TRIBUNHEALTH.COM - Sosok Mbah Hasim menjadi sorotan karena selalu ingin tinggal di kantor polisi dan ingin meninggal di sana.

Mbah Hasim bernama lengkap La Hasim, dan sudah berusia 80 tahun.

Rupanya, ada alasan mengapa dirinya ingin meninggal di kantor polisi.

Dia hanya ingin ketika telah tiada kelak, ada yang mengurus jenazahnya.

Pasalnya Hasim merasa tak dianggal lagi oleh keluarga.

Karenanya, Mbah Hasim selalu minta diantar ke Kantor Polsek Nunukan Kota, yang berada tak jauh dari alun-alun Nunukan, Kalimantan Utara.

Baca juga: 7 Tips Mempercepat Penyembuhan Luka, Penuhi Kebutuhan Protein dan Kurangi Asupan Gula

Merasa diperhatikan polisi

Sehari-hari La Hasim dikenal sebagai kakek yang selalu naik sepeda, dan temperamen.

Keseharian Mbah Hasim mengenakan topi, kaos kerah, celana yang didobel-dobel dan masih ditutup sarung sebagai bawahan.

Kakek asal Buton, Sulawesi Tenggara ini mengaku nyaman, merasa dianggap, dan menemukan arti sebuah perhatian dari para petugas polisi di tempat tersebut.

2 dari 4 halaman

"Mereka semua keluarga saya, saya mau terus tinggal di Kantor Polisi, kalau bisa, saya mau mati di Kantor Polisi saja. Jadi ada yang urus saya nanti," ujarnya, saat ditanya mengapa ia selalu minta diantar ke Polsek Nunukan Kota, dan tak mau pergi dari sana, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Baca juga: Resep dr. Zaidul Akbar agar ASI Lancar dan Berlimpah, Gunakan Dua Bahan Herbal Berikut Ini

Dibuang keluarga

Dibuang Keluarga, Mbah Hasim Mau Mati di Kantor Polisi dan Ogah Pindah, Dulu Punya Istri: Tinggalkan
Dibuang Keluarga, Mbah Hasim Mau Mati di Kantor Polisi dan Ogah Pindah, Dulu Punya Istri: Tinggalkan (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)

Mbah Hasim menceritakan kisah masa lalunya.

Rupanya dia adalah perantau yang masuk Nunukan pada 1967.

Ia pun sempat menjadi TKI di Malaysia selama kurang lebih 9 tahun.

Dan akhirnya, setelah mendapat modal usaha, ia kembali ke Nunukan untuk berjualan kain, juga berkebun.

Di Nunukan, ia sempat menikahi wanita yang membuatnya jatuh cinta.

Namun La Hasim enggan bercerita, mengapa ia kini hidup sendirian, luntang-lantung, dan tidur di tempat tak menentu.

"Dulu ada istri tapi saya sudah tinggalkan. Untuk pulang kampung saya tidak mau, kecuali keluarga jemput. Keluarga tidak ada yang menganggap saya ada," tuturnya.

Awalnya, kata La Hasim, ia membuat rumah tinggal di daerah Nunukan Selatan.

3 dari 4 halaman

Sebuah rumah gubuk di tengah kebun, tanpa tetangga.

Belakangan, La Hasim terus menerus datang ke Polsek Nunukan, dan tak mau beranjak dari kantor polisi tersebut.

Di dalam ingatannya, ia hanya tahu Mapolsek Nunukan Kota.

Ia berpatokan alun-alun sehingga ia terus menerus datang ke Polsek, yang sudah dianggapnya sebagai rumah baginya.

Baca juga: Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Sarankan Konsumsi Sagu, Jagung, Kentang, Talas, Ubi Jalar dan Sukun

Diberi ruangan, tapi polisi akhirnya merasa terganggu

Para petugas, pada mulanya merespons dengan baik.

La Hasim dilayani sedemikian rupa, diberi makan, dipersilakan tidur di Polsek.

Ia diberi ruangan untuk ditinggali.

Tapi karena kebaikan para polisi itu juga, La Hasim merasa diberi fasilitas rumah gratis, dan menganggap ruangan tersebut sebagai kamar ataupun rumahnya.

"Ruangan itu diminta beliau. Katanya biarlah saya tinggal di sini, kasihkan saya saja kamarnya. Saya mau tinggal di sini," ujar Kapolsek Nunukan Kota, Ipda Disko Barasa, menirukan ucapan La Hasim.

4 dari 4 halaman

Meski dilayani dengan baik selama sepekan tinggal di Mapolsek Nunukan, akan tetapi sikap La Hasim yang temperamental, membuat petugas terganggu.

(TribunHealth.com, Kompas.com)

Selanjutnya
Tags:
Mbah HasimPolsekNunukanmeninggalkantor polisi Dina Mariana Ebrahim Raisi Handry Satriago Sedekah Jariyah Mochtar Pabottingi Sarwono Kusumaatmadja
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved