TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Nirmala Suri, dr. Hendra Wardhana, Sp.A menjelaskan penanganan tuberkulosis atau TB pada anak.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.
dr. Hendra menjelaskan, nantinya dokter akan melakukan tes dan diagnosis jika anak dicurigai TBC.
"Jadi gini untuk jadi kalau memang anak diduga ada sakit TB, ya nanti kan akan ditegakkan diagnosisnya oleh seorang dokter spesialis anak biasanya," katanya.
"Nah, yang dengan misalnya ada kecurigaan ke arah gejala-gejala yang tadi sudah saya sebutkan yang tidak spesifik itu tadi, kemudian biasanya akan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen toraks... kalau misalnya memang ada, atau Igra mana yang tersedia," katanya.
Baca juga: Antisipasi Pencegahan TBC pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

Jika anak memang benar-benar mengidap TBC maka akan dilakukan pengobatan.
Biasanya, pengobatan TBC dilakukan paling tidak selama 6 bulan.
"Kemudian, kalau misalnya memang sudah dilakukan scoring lah, dilakukan scoring kalau memang lebih dari sama dengan 6, itu berarti dia positif TB sehingga harus dilakukan langsung pengobatan selama paling tidak 6 bulan."
"Nanti kita lihat juga dari gambaran klinis anaknya. Seperti apa? Kemudian dari rontgen anaknya juga seperti apa terkait dengan tingkat keparahannya TB itu tadi," tandasnya.
Baca juga: Perlu Hati-hati, TBC Ditularkan Melalui Droplet atau Percik Renik, Ini Kata Dokter
Gejalanya tak hanya batuk

Kepada TribunHealth.com, dr. Hendra mejelaskan bahwa TB tidak hanya menyerang paru-paru saja.
Dengan demikian gejala penyakit ini juga tak hanya batuk.
Apa lagi gejala TB pada anak memang tidak khas dan masih umum.
"Jadi orang awam itu biasanya kenalnya TB paru ya, TB paru aja. Hanya gejalanya berupa batuk-batuk, sesak," katanya.
"Padahal kan gejalanya pada anak itu tidak spesifik," lanjut dr. Hendra.
Lebih lanjut, dr. Hendra menyebut ada kondisi yang dinamakan TB ekstra paru, ketika bakteri menyerang area lain.
"Sebetulnya ada lagi gejala-gejala yang lain yang kita sebutnya dengan TB ekstra paru. TB ekstra paru itu seperti bisa TB tulang, TB otak, kemudian ada TB lain juga, ada TB kelenjar dan berbagai jenis lainnya," paparnya.
"Istilahnya untuk TB sendiri, itu pun ada yang namanya TB aktif, ada yang TB laten, dan juga sakit TB."
"TB laten itu istilahnya dia sudah ada kuman TB-nya, tapi istilahnya masih tempur dengan antibodi dalam tubuhnya, sehingga belum menimbulkan gejala."
"Nah, kalau udah sakit TB, yang sudah ada gejala-gejalanya, BB seret, batuk-batuk, dan lain-lain, itu biasanya dia sudah ada kuman TB-nya dan sudah menimbulkan gejala seperti itu," tandasnya.
Baca juga: Sampai Batuk Darah, Arkeolog Sakit Misterius setelah Buka Makam Kuno Mesir, Akibat Kutukan?
Tak selalu ada benjolan

Ada anggapan bahwa salah satu gejaal TB adalah munculnya benjolan di area kepala.
Meski membenarkan hal itu sebagai gejala, dr. Hedra menjelaskan TB tak selalu disertai benjolan.
"Yang kayak gitu namanya TB Kelenjar."
"Sebetulnya gini, pembesaran kelenjar getah bening itu bisa normal-normal aja, itu biasanya kalau memang ada infeksi getah bening itu fungsinya adalah sebagai respon pertahanan tubuh manusia."
"Jadi istilahnya nggak cuma anak aja, di dewasa pun ada, dia bisa membesar, bisa mengecil, tergantung ada infeksi tubuh di tubuhnya atau enggak."
"Nah, biasanya kalau TB Kelenjar itu memang dia akan membesar. Nah, itu biasanya kalau diraba masih lunak-lunak aja nih, kemudian setelah masih lunak, dia masih bisa gerak-gerak."
dr. Hendra juga menjelaskan perbedaan TB kelenjar dengan tumor atau kanker.
"Nah, tentunya berbeda dengan misalnya ada pembesaran karena tumor atau kanker."
"Biasanya tumor atau kanker itu benjolannya itu relatif lebih besar, kemudian besarnya cepat progresif dan keras, tidak lunak seperti TB Kelenjar, seperti itu," pungkasnya.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)