Breaking News:

Trend dan Viral

Pria Obesitas Asal Sragen, Sugandi Berbobot 165 Kg Bisa Makan hingga 8 Porsi Sehari

Sugandi mengalami obesitas sejak dirinya masih kecil, bahkan bisa dikatakan setelah dilahirkan.

Penulis: dhiyanti.nawang | Editor: dhiyanti.nawang
TribunTrends.com
Mengenal Sungadi, pemuda asal Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen yang mengidap obesitas 

TRIBUNHEALTH.COM - Inilah sosok Sugandi, salah satu warga Sragen yang mengalami obesitas.

Diketahui, berat badannya mencapai 165 kilogram dengan tinggi badan 149 cm.

Berdasarkan informasi, Sugandi mengalami obesitas sejak dirinya masih kecil, bahkan bisa dikatakan setelah dilahirkan.

Mempunyai kekurangan, pria berusia 25 tahun asal Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen itu enggan berdiam diri di rumah.

Dilansir dari laman TribunTrends.com, Sugandi justru dikenal oleh lingkungan sekitarnya sebagai sosok yang aktif.

Sungadi adalah putra bungsu dari pasangan Suwarno (63) dan Tukiyem (61).

Baca juga: DOWNLOAD PDF Pengumuman Seleksi CPNS dan PPPK 2023, Pendaftaran Mulai 17 September, Ini Linknya

Dalam salah satu kesempatan, Suwarno menceritakan Sungadi sudah mengidap obesitas sejak ia lahir.

Dimana, Sungadi lahir dengan barat badan 5 kilogram kurang 2 ons.

Sejak kecil, Sungadi memang suka makan, bahkan dalam sehari ia bisa makan 6-8 porsi.

Sungadi suka makan apa saja yang disajikan orang tuanya, selama sudah matang dan tidak suka makanan atau minuman manis.

2 dari 3 halaman

Meski tumbuh dengan obesitas, Sungadi nampak sehat dan ceria.

Sungadi suka berjalan-jalan dan bersosialisasi dengan tetanganya.

Baca juga: MURKA Lucinta Luna Merasa Dijebak di Podcast Deddy Corbuzier, Tunangan Alan Stres Ibunya Ikut Dihina

Bahkan, menurut Suwarno, Sungadi suka membantu warga yang sedang membangun rumah.

"Anaknya memang rajin, kuat mendorong angkong yang diisi adonan semen itu, membantu menaikkan genting, ikut membantu membangun talut itu sampai selesai," kata Suwarno kepada TribunSolo.com (grup TribunTrends.com), Kamis (10/8/2023).

"Kalau diajak bekerja keras mau, dia tidak pernah sakit, hanya paling batu pilek," sambungnya.

Sungadi mulai rajin membantu warga sekitar ketika baru bisa berjalan sekitar 3 tahun yang lalu.

Sungadi juga mempunyai keterbatasan dalam berbicara, serta ia juga tidak pernah mencicipi bangku sekolah, baik SD hingga SMA, karena kondisinya yang susah melakukan mobilitas.

Kini, Sungadi hanya makan dua kali sehari ketika di rumah.

Sungadi sering bermain keluar rumah, dan lebih banyak membeli makanan dari luar rumah.

Baca juga: Si Anak Vespa, Gilang Gimbal dan Andre Meninggal, Begini Kronologinya

Sementara itu, Kepala Desa Sono, Parjiyo mengatakan hanya bisa memantau kondisi kesehatan Sungadi dari jauh.

3 dari 3 halaman

Karena setiap datang petugas dengan membawa ambulans, Sungadi selalu kabur tidak mau diperiksa.

"Kalau dari desa, ketika mau dicek kesehatannya, dia susah, lari, tahu ada mobil ambulans datang, dia lari, jadi hanya pantauan saja," kata Parjiyo.

Baca juga: Nasib Ngenes Wanita di Manokwari, Kena Tipu 85 Juta usai Pacari Intel Gadungan, Begini Kronologinya

"Tapi, dia jarang sakit, suka beraktivitas, hubungan sosialnya bagus, setiap ada keramaian dia selalu datang," pungkasnya.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

(Tribunhealth.com/TribunTrends.com)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved