TRIBUNHEALTH.COM - Rasa panik sempat menyelimuti penduduk Kazan, kota terbesar kelima di Rusia ketika melihat munculnya awan yang menyerupai "Jamur Nuklir".
Media sempat melapotkan, warga yang ketakutan menggunakan media sosial untuk membagikan gambar dan video munculnya awan yang memang nampak seperti asap hasil ledakan nuklir tersebut.
Melansir Tribunnews.com, warga Kazan, Ibu Kota Republik Tatarsan, mengatakan mereka melihat awan berbentuk jamur yang 'menakutkan' di langit pada Rabu (2/8/2023).
Bentuk awan yang diamati tersebut berbentuk menyrupai 'jamur' yang muncul setelah ledakan nuklir.

Baca juga: Pengunjung Meninggal Dianiaya 4 Sekuriti Ancol, Ternyata Ketua Umum DPC Partai Perindo Pademangan
Outlet berita lokal, Vechernyaya Kazan kemudian menyampaikan jika fenomena meteorologi tersebut ialah awan "Cumulonimbus" atau "Landasan".
Cumulonimbus ialah awan vertikal padat yang mengandung badai petir, terbentuk dari udara yang hangat, lembap dan tidak stabil yang baik dan terbalik ke atas.
Ini menyebabkan puncak awan menjadi rata dan menyebar menjadi landasan atau bentuk jamur.
NASA mengatakan, jenis awan ini lebih mungkin terbentuk di garis lintang tropis sepanjang tahun dan selama musim panas di garis lintang yang lebih tinggi.
Kantor berita milik Rusia, RIA Novosti mewawancarai juru bicara Kementerian Ekologi dan Sumber Daya Alam Republik Tatarstan yang berusaha meredakan ketakutan warga setelah formasi berbentuk jamur terlihat di langit.
Baca juga: Mantan Kepala SMK Swasta di Jember Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana DAK Rp 6,2 Miliar
Awan yang menyerupai "jamur nuklir" adalah sejenis cumulonimbus, kata juru bicara itu.
"Udara hangat lebih ringan dari udara dingin. Kenaikannya ke lapisan tengah atmosfer dapat dilihat dalam bentuk awan jamur. Fenomena atmosfer ini disebut inversi, atau awan landasan. Ini adalah jenis khusus awan cumulonimbus yang naik ke ketinggian sekitar 12 hingga 15 kilometer (7,4 hingga 9,3 mil), dan kemudian mulai kabur," kata juru bicara itu.
Fenomena alam yang membuat warga panik ini muncul di tengah ketegangan sedang memuncak di Rusia, lebih dari 17 bulan setelah invasi besar-besaran Presiden Rusia Vladmir Putin ke Ukraina.
Putin telah mengancam penggunaan senajta nuklir, mengatakan pada bulan September dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara bahwa dia siap menggunakannya untuk mempertahankan wilayan Rusia.
"Jika integritas teritorial negara kami terancam, kami tanpa ragu akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyat kami—ini bukan gertakan," kata Putin saat itu.
(TribunHealth.com)