TRIBUNHEALTH.COM - Tengah beredar sebuah video kondisi tambang emas ilegal di Banyumas, Jawa Tengah yang terendam air.
Delapan penambang emas terjebak hingga empat hari evakuasi.
Tim evakuasi dibantu oleh Tim ESDM Jateng dengan menggunakan camera hole untuk melihat kondisi lubang tersebut, melansir TribunJateng.com.

Baca juga: Anak Tukang Becak Dilamar dengan Panai Rp 2 M, Calon Putri Isnari Gadis 19 Tahun Ternyata Pengusaha
Saat camera hole menuju ke bawah, tambang pun nampak tergenang air dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan mengenai delapan penambang yang terjebak di dalam lubang tersebut.
Jalur Tambang Emas

Lubang Awal Tambang

Lubang Tambang

Camera Hole

Tim dari ESDM Provinsi Jawa Tengah ikut dilibatan dengan mengerahkan alat bernama Camera Hole yang berfungsi melihat lebih detail kondisi lubang tambang, Kamis (27/7/2023).
Plt Kepala Dinas ESDM Provinsi jateng, Boedi Dharmawan menyampaikan, camera hole dapat melihat secara jelas kondisi di dalam lubang tambang.
"Camera hole ini ada titik kamera samping dan kamera di bagian bawah untuk memastikan kondisi persis sumur tambang.
Sehingga kita tidak hanya mengira-ira menggunakan sket interpretasi," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.
Baca juga: Diminta Majikan Makan Sampah dan Urus Rumah Besar, Aas TKW Arab: Terlanjur Teken Kontrak
Hasil penglihatan dari Camera Hole nantinya akan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk langkah selanjutnya.
"Hasilnya nanti akan didiskusikan dan Danlanal bersama unsur lainnya bagaimana langkah selanjutnya.
Pihaknya mengatakan titik air berada di kedalaman 11.1 meter dibawah permukaan tanah.
"Kamera ketika sudah memasuki air sudah mulai kurang jelas.
Diduga pemompaan masih berlangsung sehingga kurang jernih.
Kita akan matikan pompa 5 menit agar lebih jernih sehingga pandangan kamera lebih maksimal," terangnya.
Sebelumnya sempat diberitakan lokasi kejadian 8 pekerja tambang yang terjebak berada di Grumbul Tajur RT 5 RW 3, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
Kronologi kejadian bermula pada Selasa (25/7/2023) pukul 22.00 WIB terjadi rembesan air sungai menjebol dinding galian tambang yang didalamnya terdapat 8 orang yang sedang bekerja.
Pekerja tambang yang berada di permukaan tanah terlambat menginformasikan ke dalam, sehingga 8 orang pekerja terjebak dan tenggelam dalam genangan air di dalam tambang.
Baca juga: Jerawat On Off dan Tiba-tiba Bisa Tumbuh Banyak pada Wajah, Apa Penyebabnya?
8 orang korban tersebut sampai saat ini belum berhasil dievakuasi dan diperkirakan sudah meninggal dunia.
Seluruh lubang tambang yang ada sudah penuh dengan air.
Sampai saat ini sedang diupayakan memompa keluar air dari dalam tambang dan menutup kebocoran air dari Sungai Datar dengan Kandi.
Berikut ini adalah 8 orang korban pekerja tambang tersebut adalah sebagai berikut:
- Cecep Suriyana (29) asal Desa Cisarua Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
- Rama Abdur Rohman (38) asal Desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor.
- Ajat (29) asal Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
- Mad Kholis (32) asal Desa Kiarapandak Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
- Marmumin (32) asal Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
- Muhidin (44) asal Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
- Jumadi (33) asal Desa Cisarua Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
- Serta Mulyadi (40) asal Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
Unsur yang terlibat Polresta Banyumas, Kodim 0701 Banyumas, Korem Wijaya Kusumas, BPBD, Lanal Cilacap, Basarnas, UPT Damkar, Linmas Kab. Banyumas, Camat Ajibarang. Kades Pancurendang.
Baca juga: Penderita Obesitas Disarankan Berkonsultasi dengan Ahli Bila Ingin Diet, Ini Kata dr. Tan Shot Yen
Kata Kabasarnas
Keberadaan delapan penambang emas yang terjebak di tambang rakyat di Banyumas masih misteri.
Tiga hari terjebak di kedalaman lebih dari 10 meter belum dipastikan bisa bertahan hidup atau meninggal.
Berdasarkan hasil pengamatan tim evakuasi belum ditemukan tanda-tanda kehidupan dari delapan penambang.
Sudah tiga hari delapan orang penambang emas di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, terjebak dan terendam air.
Terkait dengan kondisi para penambang, Basarnas belum dapat menyimpulkan secara pasti.
Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa mengatakan hanya berdoa dan berusaha yang terbaik.
"Kita tetap berusaha semaksimal mungkin, kami mohon doanya yang terbaik karena terkait kondisi pastinya belum bisa kita pastikan," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (28/7/2023).
Sebelumnya sempat diberitakan Basarnas memperkirakan posisi 8 penambang yang terjebak di lubang galian berada di elevasi atau tingkatan yang berbeda-beda.
Baca juga: KABAR DUKA di Aceh, Dua Bocah Meninggal Dunia Terbakar Hidup-hidup dalam Kebakaran Rumahnya
Peta jalur lubang galian seperti bentuk tangga dan bertingkat-tingkat dengan ketinggian yang juga berbeda-beda.
Peta jalur lubang galian seperti bentuk tangga dan bertingkat-tingkat dengan ketinggian yang juga berbeda-beda.
Lubang vertikal pertama dari permukaan tanah kebawah mempunyai kedalaman 18.1 meter dengan panjang lorong 10 meter.
Selanjutnya lubang berikutnya mempunyai kedalaman 10 meter, dengan panjang lorong 3 meter.
Lubang tingkatan berikutnya mempunyai kedalaman 15 meter dengan panjang lorong 3 meter.
Kemudian tingkatan berikutnya punya kedalaman 4 meter dengan panjang lorong 6 meter dan di posisi inilah dugaan para penambang terjebak.
"Selama dua hari ini penyedotan, semakin besar pompa semakin besar daya yang dibutuhkan.
Kita koordinasi dengan menggunakan jenset kepasitas besar agar semakin besar yang disedot," katanya, Jumat (28/7/2023).
Baca juga: Kulit Oily dan Acne Prone Bukan Berarti Tidak Membutuhkan Moisturizer, dr. Nila Jelaskan Alasannya
Dalam evakuasi kali ini tim Basarnas juga sempat turun ke Main Hole Kedondong yang bersebelahan dengan Main Hole Bogor.
"Tikungan pertama sudah surut di Lubang kedondong.
Opsi penyelaman di sumur Main Hole Bogor memang sulit.
Kita utamakan safety dulu, karena kapasitas alat selam ada batasannya, kita menyiapkan 5 penyelam 3 dari kopaska dan 2 dari Basarnas," katanya. (jti)
(TribunHealth.com)