TRIBUNHEALTH.COM - Gemuruh konser Taylor Swift yang bertajuk 'The Eras Tour' menghasilkan guncangan setara gempa bumi berkekuatan 2,3 SR.
Data tersebut terekam saat Taylor Swift mengadakan konser di Lumen Field pada 22 dan 23 Juli silam.
Seismolog Jackie Caplan-Auerbach menyebut aktivitas seismik itu dipicu oleh fans Taylor Swift dan juga sound system.
Bahkan catatan ini mengalahkan kejadian sebelumnya yang dikenal sebagai 'Beast Quake' pada tahun 2011 silam, dilansir BBC.
Kala itu penggemar sepak bola Amerika yang merayakan touchdown Marshawn Lynch untuk Seattle Seahawks selama pertandingan melawan New Orleans Saints.
Baca juga: Efek Masturbasi saat Remaja Baru Terlihat saat Berumah Tangga, dr. Binsar Sebut Rawan Ejakulasi Dini

"Saya mengambil data dari kedua malam konser dan dengan cepat menyadari bahwa mereka jelas memiliki pola sinyal yang sama," katanya.
"Jika saya menumpuknya di atas satu sama lain, mereka hampir identik."
Konser Seattle dimainkan di depan total 144.000 penggemar selama dua malam.
"Seattle benar-benar salah satu akhir pekan favorit saya. Terima kasih atas segalanya. Semua sorakan, teriakan, lompatan, tarian, nyanyian sekuat tenaga," tulis Taylor Swift di Instagram.
Konser musik diketahui menyebabkan aktivitas seismik sebelumnya, misalnya saat konser Foo Fighters 2011 di Selandia Baru.
Baca juga: Sama-sama Pernah Gagal Nikah, Fahmi Kenalkan Pacar Baru setelah Kandas dengan Anggi dan Teh Nde
Profil Taylor Swift

Dikutip dari TribunnewsWiki, pemilik nama lengkap Taylor Alison Swift merupakan anak dari pasangan Scott Kingsley Swift dan Andrea.
Ayah Taylor Swift bekerja sebagai konsultan keuangan.
Sementara itu, ibu Tyalor Swift merupakan seorang eksekutif pemasaran.
Di sisi lain, nenek dari Taylor Swift adalah seorang penyanyi opera profesional.
Profesi tersebut kemudian diikuti oleh Taylor Swift.
Diketahui, masa kecil Taylor Swift dihabiskan di sebuah perkebunan pohon Natal seluas 11 hektar di Montgomery Country, Pennsylvania.
Saat berusia sembilan tahun, Taylor Swift kemudian pindah ke Wyomissing, PA.
Di sana, Taylor Swift bersekolah di West Reading Elementary.
Setelah lulus, ia lalu melanjutkan ke Wyomissing Area.
Pada usia sembilan tahun, Taylor mulai belajar teater musikal.
Tak hanya itu, ia juga tampil bersama Berks Youth Theatre Academy menampilkan 'Grease', 'Annie', 'Bye Bye Birdie', dan 'The Sound of Music'.
Baca juga: Konser Coldplay di Malaysia Dapat Penolakan, Chris Martin Beri Respon Tak Terduga, Terancam Batal?
Taylor mulai rutin ke New York untuk belajar vokal dan akting.
Namun, ia tak kunjung mendapat yang diinginkannya setelah mengikuti beberapa audisi.
Taylor pun memutuskan untuk menekuni musik country.
Ia akhirnya berhasil memenangkan kompetisi pencarian bakat setelah menyanyikan lagu LeAnn Rimes yang berjudul Big Deal.
Saat itu, Taylor masih berusia 11 tahun.
Pencapaiannya tersebut membuat dirinya mendapat kesempatan untuk membuka penampilan Charlie Daniels di Strausstown amphitheatre.
Namun, Taylor menjadi dikucilkan oleh teman-teman sekolahnya lantaran ketertarikannya dengan musik.
Di sisi lain, ia juga sempat memenangkan kontes puisi nasional dengan membawakan puisi berjudul 'Monster in My Closet'.

Pada usia 12 tahun, Taylor juga menulis lagu pertamanya bertajuk 'Lucky You'.
Bakatnya di dunia tarik suara sudah mulai terlihat sejak berusia 14 tahun.
Saat itu, ia melakukan kesepakatan dengan sebuah label bernama 'RCA Records'.
Namun, Taylor meninggalkan label tersebut di usia 15 tahun.
Hal ini lantaran pihak label ingin dirinya merekam karya penulis lagu lain dan menunggu sampai dirinya berusia 18 tahun untuk merilis albumnya sendiri.
Di sisi lain, Taylor sudah merasa siap dan mampu memulai karier dengan bahan yang dimilikinya sendiri.
Tahun 2005 dalam pameran di The Bluebird Café di Nashville, Taylor menarik perhatian eksekutif Dreamworks Records, Scott Brochetta.
Saat itu, eksekutif tersebut tengah bersiap untuk membentuk label rekaman independennya sendiri, Big Machine Records.
Taylor menjadi salah satu pemain pertama dalam label itu.
Rilis album
Pada Oktober 2006, Taylor merilis album debutnya, 'Taylor Swift' dan mendapat respons positif dari kritikus musik.
Lagunya bertajuk 'Our Song' menjadikan Taylor sebagai penulis solo termuda.
Dalam seminggu pertama, album ini terjual hingga 39.000 kopi.
Taylor kemudian merilis album keduanya, Fearless pada 2008.
Ia juga merilis single utamanya dari album tersebut berjudul 'Love Story'.
Lagu ini pun menjadi single country terlaris kedua sepanjang masa.
(TribunHealth.com)