TRIBUNHEALTH.COM - Jantung koroner merupakan penyakit jantung yang memerlukan tindakan pemasangan ring jantung atau stent.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA, memberikan penjelasan.
Kepada TribunHealth.com dr. Nanda berbagi kriteria seorang pasien jantung koroner sudah memerlukan stent atau ring jantung.
dr. Nanda memulai penjelasannya dengan mengulas apa itu jantung koroner.
"Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit akibat adanya sumbatan di pembuluh darah arteri koroner. Jadi di jantung itu ada Pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung, sehingga bisa berfungsi dengan baik, yang kita sebut sebagai Arteri koroner," paparnya dalam program Healthy Talk TribunHealth.com.
Karena penyebab tertentu, dinding pembuluh darah jantung bisa mengalami sumbatan.
Baca juga: Jamaah Haji Tak Menggubris saat Diajak Turun Pesawat, Ternyata Sudah Meninggal Serangan Jantung
Sumbatan ini pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang karena aliran darah ke jantung terganggu.
"Nah ketika terjadi suatu kondisi atau penyakit, misal ada suatu faktor risiko seperti merokok, hipertensi, terus diabetes melitus atau sakit gula, terus dislipidemi, atau gangguan kolesterol dan faktor genetik, maka dinding pembuluh darah ini bisa terjadi sumbatan," papar dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA
"Nah ketika ada gangguan aliran yang menyebabkan aliran ke otot jantung itu terganggu maka terjadilah suatu penyakit jantung koroner."
Jantung koroner stabil dan berat
Lebih lanjut, dr. Nanda menjelaskan dua jenis penyakit jantung koroner.
Yang pertama adalah penyakit jantung koroner stabil.
"Dia (jantung koroner stabil) plaknya ini tidak lepas gitu. Jadi (plaknya) di dinding. Dia stabil cuma alirannya sudah terganggu."
Pada tahap ini, biasanya gejala sudah mulai muncul saat beraktivitas berat atau terpicu stres emosional.
Namun gejala masih bisa reda saat istirahat.
Baca juga: 5 Tips Mencegah Penyakit Jantung, Terapkan Pola Hidup Sehat hingga Rajin Olahraga
Kemudian adalah jantung koroner berat.
"Lalu kedua adalah penyakit jantung koroner yang sangat berat, yang disebut dengan serangan jantung. Jadi ini terjadi ketika sumbatannya itu sudah menyumbat biasanya lebih dari 75 persen atau bahkan 90 persen atau bahkan total," kata dr. Nanda.
"Atau yang awalnya stabil tadi sumbatannya lepas, sehingga menutup total dari aliran pembuluh darah di arteri koroner sehingga menyebabkan serangan jantung."
Baca juga: 5 Tips Mencegah Penyakit Jantung, Terapkan Pola Hidup Sehat hingga Rajin Olahraga
Mana yang butuh ring jantung?
"Untuk penyakit jantung koroner sendiri yang membutuhkan pemasangan ring atau stent jantung adalah yang pertama, yang stabil tetapi sudah menimbulkan gangguan aliran," bebernya.
Hal tersebut ditandai dengan adanya gambaran rekam jantung yang menunjukkan gangguan aliran atau kekurangan oksigen.
"Atau dia sudah menjalani tes ya seperti treadmill test yang hasilnya nanti positif, mengarah ke penyakit jantung koroner. Atau sudah melakukan pemeriksaan imaging seperti scan dari kardiak. Jadi ada CT scan tapi khusus untuk koroner. (Jika) itu terbukti ada sumbatan dan dia ada keluhan nyeri dada maka dia indikasi untuk pemasangan ring atau stent," papar dr. Nanda.
Sementara semua pasien serangan jantung pada dasarnya membutuhkan ring jantung, meskipun sebelumnya tidak ada nyeri dada.
"Meskipun sebelumnya tidak ada nyeri dada tetapi ketika datang ke kami dengan keluhan serangan jantung, maka dia sudah indikasi untuk pemasangan ring atau stent," pungkasnya.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)