TRIBUNHEALTH.COM - Ukuran penis setiap orang tidaklah sama.
Banyak sekali anggapan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat mengenai ukuran penis.
Ada sobat sehat yang menganggap jika ukuran penis seseorang tergambar dari ukuran sepatunya, ukuran jempol kaki, hingga ukuran jari saat membentuk huruf L.
Bahkan adapun yang menganggap jika ukuran penis tergambar dari suara berat seorang pria.
Terkait hal ini, dr. Binsar mengatakan jika gaya hidup menentukan penis orang dewasa.
Ini karena banyak orang atau anak-anak yang terpengaruh oleh gaya hidup, pola makan yang mana terpapar dengan hormon estrogen yang banyak.
Baca juga: Ketika Seorang Perempuan Melihat Laki-laki Tampan, Apakah Bisa Terjadi Basah? Ini Kata dr. Binsar
"Ini kan mitos nih, tercipta oleh kondisi dulu.
Jempol kakinya seberapa, ukuran sepatunya gimana.
Terus yang dikatakan L, suara berat.
Jadi itu sebetulnya saya katakan, walaupun tidak terpapar oleh namanya konsumsi makanan yang terpapar estrogen sehingga akan mengakibatkan mikropenis.
Tetapi semua yang dipaparkan tadi itu mitos ya, tidak menentukan panjang kakinya, ukuran sepatunya berarti penisnya besar, tidak," tandas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Pernyataan ini disampaikan oleh Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS yang yang dilansir Tribunhealth.com dari laman YouTube Warta Kota Production program Edukasi Seksual edisi 04 Mei 2023.
Baca juga: Banyak Gadis dan Cewek Muda Belum Menikah Minta Pasang KB, Bidan di Jaksel: Buka Celana Sudah Bau
Ada satu ketetapan bahwa western people atau orang Negroid memiliki ukuran Mr P yang lebih besar dibanding orang Asia.
"Panjangnya satu atau dua tergantung ras.
Tetapi sering saya katakan, size is not matter, hardness is matter.
Berarti ya, mau panjangnya sampai seberapapun kalau dia lembek nggak ada guna.
Tapi kalau dia keras, ukurannya ndak begitu panjang, itu yang baik.
Mangkanya saya katakan buat sobat sehat yang punya ukuran mungkin kecil.
Rata-rata (penis) Indonesia sekitar 17-18 cm dalam kondisi ereksi, jadi artinya itu yang normal.
Tetapi mungkin ada yang dibawah itu jangan minder, bukan berarti kelainan, yang penting hardnessnya, kekerasannya karena bisa menyentuh klitoris dan menyentuh G-spot," tambahnya.
Baca juga: Kulit Oily dan Acne Prone Bukan Berarti Tidak Membutuhkan Moisturizer, dr. Nila Jelaskan Alasannya
Sobat sehat perlu ingat bahwa yang terpenting adalah tingkat kekerasan penis dan bukan ukurannya.

Kita tahu bahwa sepertiga luar vagina lah yang mengandung serabut saraf.
Dimana sarah tersebut berfungsi untuk memuaskan atau mengalami orgasme.
Sementara 2/3 vagina hanyalah jaringan ikat.
Menurut dr. Binsar banyak sekali mitos yang menyebutkan jika semakin besar Mr P maka akan semakin perkasa dan semakin nikmat.
Padahal sebenarnya keyakinan ini adalah salah besar.
Baca juga: Nikah dengan YouTuber Penyandang Disabilitas, Pria Ini Malah Banjir Hujatan, Dituding Numpang Tenar
Secara ilmu kedokteran dan sexologist, size is not matter dan kekerasan Mr P lah yang paling penting.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS yang dilansir Tribunhealth.com dari laman YouTube Warta Kota Production program Edukasi Seksual edisi 04 Mei 2023.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.