TRIBUNHEALTH.COM - Laparoskopi dibandingkan dengan operasi sayatan biasa baganama perbedaannya?
Dokter spesialis bedah digestif, dr. Andry Irawan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Warta Kota Production.
"Ya tentunya setelah operasi, dua-duanya akan diberikan anti nyeri. Cuma dengan sayatan, secara psikis itu pasien akan lebih takut untuk bergerak, karena dia takut jahitannya lepas dan lain-lain itu, biasanya seperti itu," kata dr. Andry Irawan.
"Jadi biasanya setelah bertemu dokter belajar untuk bergerak. Tapi biasanya pelan-pelan. Mereka akan makan waktu ya bisa 3 hari baru berani untuk kadang-kadang jalan. Biasanya mungkin baru beraktivitas setelah seminggu dua minggu kemudian. Tergamtung masing-masing orang kan kemampuan dia untuk menahan sakit berbeda-beda, tergantung masing-masing orang juga," lanjutnya.

Baca juga: Cegah Batu Kantung Empedu dengan Konsumsi Makanan Sehat, Minum Air Putih dan Olahraga Teratur
Dengan laparoskopi sudah bisa beraktivitas sendiri, bahkan bisa kembali bekerja.
Misalnya pekerjaan di depan komputer atau menyetir sudah tidak masalah.
Yang tidak disarankan misalnya angkat-angkat berat atau mengejan apa pun itu yang mengakibatkan pasien harus mengejan, karena ada risiko terjadi hernia pada luka operasi.
Karena luka operasi baru benar-benar sembuh sekitar 6 bulan.
"Bila didiagnosis batu kantung empedu tentunya pasien harus berobat untuk menentukan apakah batu kantung empedu ini masih bisa kita gunakan obat-obatan saja atau harus dengan tindakan operasi. Tentunya itu dulu ditentukan, nanti ada beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan apakah layak pengobatan saja atau harus dengan operasi bahkan harus segera dioperasi," tegas dr. Andry Irawan.
Baca juga: Bisakah Pengobatan Batu Empedu Tanpa Operasi dan Hanya Diberikan Obat?
Penyakit batu empedu ada yang bergejala dan ada juga yang tidak bergejala.
"Kalau yang bergejala biasanya keluhannya paling sering kembung. Mirip-mirip biasanya dipikir itu sakit maag," ujarnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube Warta Kota Production bersama dengan dr. Andry Irawan Sp.B-KBD. Seorang dokter spesialis bedah digestif dari Rumah Sakit St Carolus Summarecon Serpong, Tangerang.
(TribunHealth.com/PP)