TRIBUNHEALTH.COM - Pemerintah memiliki program untuk mengatasi kasus kecacingan pada anak.
Sesuai dengan anjuran pemerintah, untuk daerah tertentu yang angka kecacingannya sangat tinggi memang dianjurkan mengkonsumsi obat cacing, ada yang sekali setahun dan ada juga yang dua kali setahun boleh diberikan rutin sesuai waktunya.
Obat cacing dikonsumsi setahun 2 kali, apakah kecacingan merupakan suatu penyakit kambuhan?
Dokter spesialis anak, konsultan infeksi dan penyakit tropis, dr. Ayodhia Pitaloka menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.
"Iya bisa kambuhan, tergantung gaya hidupnya seperti apa. Misalnya dia diobati, tapi sehari-hari mainnya di tanah lagi, buang air bsarnya di luar. Kan tetep saja, sumber infeksinya tetep ada di situ," kata dr. Ayodhia Pitaloka

Baca juga: Pemberian Obat Cacing Tanpa Konsultasi Dokter Tindakan Salah Kaprah, Ini Kata dr. Ayodhia Sp. A
Maka secara reguler dia harus mendapat obat cacing kalau gaya hidupnya tidak berubah.
"Tapi kalau dia gak main di tanah, di rumah saja, kemudian rajin cuci tangan, buang air besarnya di jamban menggunakan air yang bersih. Nah seperti itu tentu pemberian obat cacing reguler tidak diperlukan," lanjutnya
Program pemerintah bergantung dari berapa persen wilayah itu mengalami kasus kecacingan.
Terdapat wilayah yang mengalami kecacingan 50 persen, 75 persen dan tentunya berbeda setiap wilayah.
"Bila kasus kecacingan banyak sekali, mungkin pemerintah akan memberikan obat cacing dua kali setahun. Nah, yang sedang itu satu kali setahun. Nah itu bisanya kita anjurkan mengkonsumsi obat cacing tiap 6 bulan sekali." pungkasnya
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Ayodhia Pitaloka P. Mked (Ped), Sp.A(K), Ph.D (CTM). Seorang dokter spesialis anak, konsultan infeksi dan penyakit tropis.
(TribunHealth.com/PP)