Breaking News:

Gejala Kecacingan Antara Anak dan Orang Dewasa Berbeda, Dokter: Dewasa Lebih Ringan Gejalanya

Cacingan ternyata tidak hanya dialami oleh anak-anak saja. Orang dewasa pun berisiko mengalami cacingan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
ilustrasi sakit perut akibat infeksi cacing 

TRIBUNHEALTH.COM - Bila anak dan orang dewasa sama-sama bisa mengalami kecacingan,  jenis cacingnya beda dan gejalanya berbeda pula?

Dokter spesialis anak, konsultan infeksi dan penyakit tropis, dr. Ayodhia Pitaloka menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.

"Kalau kita bilang penularannya dari tanah tentu jenisnya akan sama. Karena kan cacingnya yang ada di tanah, gitu. Nah kalau gejala antara anak dengan dewasa itu gejalanya lebih ringan pada orang dewasa, karena daya tahan tubuhnya sudah lebih baik dibandingkan anak," ujar dr. Ayodhia

ilustrasi sakit perut akibat infeksi cacing
ilustrasi sakit perut akibat infeksi cacing (kompas.com)

Baca juga: Jika Anak Mengalami Cacingan, Apakah Bisa Menularkan ke Temannya? Ini Tanggapan dr. Ayodhia Sp.A

Jadi gejalanya tidak sehebat yang dijumpai pada anak.

Penyakit cacingan ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan untuk menjaga kebersihan diri, higienis atau kebersihan lingkungan.

Risiko terjadinya cacingan antara anak-anak dan orang dewasa sama, hanya saja orang dewasa lebih paham bagaimana menjaga kebersihan diri.

Sehingga penyakit ini jarang ditemukan pada orang dewasa.

Tapi penyakit ini bisa berhubungan dengan pekerjaan.

Misalnya petani di sawah, mencangkul dan lain sebagainya, akibat pekerjaan tentu bisa memiliki risiko yang sama.

Baca juga: Infeksi Kecacingan Membuat Penderitanya Susah Makan, Ini Penjelasan dr. Ayodhia

Transmisi kecacingan selain dari kuku, penularan kecacingan bisa terjadi karena kontak dengan tanah.

2 dari 2 halaman

"Jadi kalau misalnya anak sehari-hari main di rumah ya risiko infeksi cacingan gak muncul. Tapi kalau begitu dia main di luar, berkontak dengan tanah, main tanam-tanaman misalnya. Atau ke pantai tanpa pakai sendal atau alas kaki, ini yang menjadi sumber penularan," lanjutnya

Jadi sumber utamanya adalah adanya kontak dengan tanah.

"Ada yang dia terinfeksi dengan dimakan, kalau dia gak makai kaos kaki maka dia bisa masuk lewat kulit. Dari kaki masuk bisa ke mana-mana," imbuh dr. Ayodhia

Tetapi kejadian cacingan paling sering karena tertelan atau termakan.

Baca juga: Tak Ada Gejala Spesifik, Bila Anak Mengalami Tanda-tanda Kecacingan Segera ke Dokter

"Apalagi kalau gak potong kuku ya, dia main tanah dan kuku lengket ya kotoran di situ, termasuk telur-telur cacing. Nah, jadi kalau dia makan langsung gak cuci tangan dengan benar, yang bersih tentu itu masih lengket di situ dan bisa ikut termakan dengan makanan yang dia makan," katanya  

Jadi kalau kita ngomongin cacingan adalah suatu penyakit infeksi yang paling sering memang menyerang anak-anak." pungkasnya  

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Ayodhia Pitaloka P. Mked (Ped), Sp.A(K), Ph.D (CTM). Seorang dokter spesialis anak, konsultan infeksi dan penyakit tropis.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKecacingangejala kecacingandr. Ayodhia Pitaloka M.KedAyodhia Pitaloka Pasaribucacing kremi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved