TRIBUNHEALTH.COM - Inses atau hubungan seksual sedarah antara ayah kandung dan anak perempuannya diduga terjadi di Purwokerto, Jawa Tengah.
Kasus inses antara anak perempuan dan ayah di Purwokerto ini cukup menggemparkan warga sekitar.
Kasus tersebut mulai terbongkar setelah ditemukan empat kerangka bayi.
Dari kesaksian warga, E ibu dari empat kerangka tersebut ternyata sudah melahirkan sejak usia 14 tahun, dilansir TribunHealth.com dari laman Tribunnews.com.
Sudah tak heran bila kasus penemuan kerangka bayi tersebut cukup menghebohkan warga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Tlang-tulang bayi ditemukan dalam kondisi terbungkus kain dan terpendam di kedalaman 50cm, di kebun milik Prasetyo Tomo (42).

Diduga Hasil Hubungan Ayah dan Anak
Terkait kasus tersebut, polisi mengamankan perempuan yang masih berusia muda , E (25), warga Kelurahan Tanjung ini ditangkap di rumah saudaranya di kecamatan lain, di wilayah Banyumas, Jumat (23/6/2023) dini hari.
E mengaku bila ia ibu dari empat bayi yang ditemukan tinggal tulang-belulang di kebun.
"Informasi dia disuruh oleh seseorang, sedang kami dalami ini siapa, apakah pacar atau orang lain," kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Agus Supriadi, di lokasi penemuan kerangka bayi, pada Jumat (23/6/2023).
Polisi juga belum dapat memastikan, apakah bayi tersebut merupakan korban aborsi atau dikubur setelah dilahirkan.
"Belum tahu, sedang kami dalami apakah ada aborsi atau pembunuhan. Yang jelas dia mengakui itu punya dia," ujar Agus.
Agus mengatakan, keterangan E masih berubah-ubah.
"Pada saat diperiksa keterangannya masih berubah-ubah. Yang bersangkutan dalam posisi syok, karena viral dan diketahui banyak warga sekitar," ungkap Agus.
Diketahui, E pernah tinggal di gubuk yang terletak di lahan penemuan kerangka bayi tersebut bersama sang ayah.
Baca juga: Suami Istri Diserang Buaya di Bangka Belitung, Waspada Agresif Musim Kawin dan Kerusakan Lingkungan
Diduga, tulang manusia yang ditemukan tersebut merupakan anak hasil hubungan gelap antara E dan sang ayah.
Meskipun demikian, polisis harus menjalani pemeriksaan DNA untuk memastikan hubungan E dengan bayi yang sudah menjadi kerangka tersebut.
Menurut pengakuan dari warga setempat, yaitu T (35) menyampaikan bila terduga E (25) memang dianggap memiliki hubungan khusus dengan ayahnya melebihi bapak dengan anak.
Bahkan dalam waktu belum lama ini, warga pernah melihat E sempat terlihat gemuk.
"'Belum terlalu lama, gemuk banget badannya," jelasnya.
Sebelumnya, diberitakan penemuan kerangka bayi di lokasi tempat wanita berinisial E pernah tinggal bersama ayahnya di lokasi tempat penemuan kerangka bayi tersebut.
Kabarnya, wanita tersebut pernah tinggal hanya berdua bersama ayahnya dan sempat dicurigai warga sekitar ada hubungan terlaran di antara keduanya, sehingga mereka pergi dari lokasi tersebut.
Ayah Kandung Ditangkap
Satreskrim Polresta Banyumas berhasil menangkap ayah dari E, yang diduga pemilik empat kerangka bayi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Puwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.
Kerangka bayi tersebut diduga terkait hasil dari hubungan gelap inses ayah kandung dan anaknya di Purwokerto.

Baca juga: Pentingnya Mengetahui Ciri Spesifik Batu Kantung Empedu, Berikut Kata dr. Andry Irawan Sp.B-KBD
Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi menyampaikan sudah menangkap ayah dari E, Minggu (25/6/2023).
"Iya sudah, mohon doanya," katanya dalam keterangan pesan singkat.
Penangkapan ayah dari E ini nantinya akan mengungkap apakah E bertindak sendiri atau ada desakan dari orang lain.
"Ada pengakuan dari saudari E yang akan kami cocokan secara ilmiah," terangnya.
Kronologi Penemuan Kerangka Bayi
Slamet (50) saat itu saksi mata diminta pemilik tanah menggali tanah untuk menguruk bekas kolam ikan yang ada di dekatnya.
Slamet diminta oleh Prasetyo untuk menghentikan pekerjaan.
Kemudian pemilik tanah melapor ke polisi.
Polisi kemudian menyisir lokasi tersebut dan kembali menemukan tiga kerangka bayi.
Kerangka kedua ditemukan pada Selasa (20/6/2023).
Sementara kerangka ketiga dan keempat ditemukan pada Rabu (21/6/2023).
Prasetyo Tomo, pemilik tanah menyampaikan kerangka yang pertama ditemukan relatif utuh terbungkus kain.

Baca juga: Banyak Wanita Dewasa Memilih Pasangan Usia Muda, Bisakah Wanita Mengimbangi dengan Obat atau Terapi?
Kerangka itu terbungkus kain dan terkubur dengan kedalaman sekitar 50 cm.
"Saya niatnya waktu pertama ditemukan bisa dikebumikan secara layak," ujar Tomo.
"Tulang kecil-kecil banget, sudah lepas. Tapi bagian tengkorak masih relatif utuh, pecah jadi empat bagian, kemudian masih terlihat rusuknya."
"Kalau yang lainnya kelihatannya sudah lama dikubur," ungkap Tomo.
Ia bercerita kebun tersebut ia beli dari seseorang pada Maret 2023.
Sebelumnya di kebun tersebut ada beberapa kolam ikan.
"Rencana mau saya ratain dulu, belum ada biaya, kepenginnya dibenteng sekalian (yang berbatasan dengan sungai) pelan-pelan."
"Rencana mau buat kandang ayam atau kebun buah-buahan, buat hiburan aja," kata Tomo.
Namun setelah penemuan empat kerangka bayi tersebut, penataan kebun terpaksa dihentikan karena lokasi tersebut masih dipasangi garis polisi.
Melahirkan pada Usia 14 Tahun
Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi menyampaikan, perempuan berinisial E (25) tersebut mengaku kali pertama melahirkan pada tahun 2012.
"Jadi waktu umur 14 tahun sudah hamil. Sejak tahun 2012 itu sudah melahirkan," ungkap Agus kepada wartawan di lokasi penemuan kerangka bayi, Jumat (23/6/2023).
Menurut Agus, bayi yang dilahirkan ada yang dirawat orang lain dan ada yang dikubur di kebun tersebut.
"Begitu melahirkan ada memang koordinasi dengan pihak keluarga untuk dirawat. Kemudian ada juga yang ditanam di sini," kata Agus.
Agus menyebutkan, masih ada kemungkinan korban bertambah.
Namun, dari hasil penggalian pada Kamis (22/6/2023) masih nihil.
"Kemungkinan masih bisa bertambah, bukan hanya empat. Jadi akan kami mencoba menggali lagi," ujar Agus
Saat ini polisi masih mencari ayah E yang belum diketahui keberadaannya setelah ramai berita penemuan kerangka bayi.
"Apakah ini saudari E bertindak sendiri atau ada desakan dari orang lain, dan sampai sejauh ini belum ada penetapan tersangka. Namun ada pengakuan dari saudari E yang akan kami cocokan secara ilmiah," terang dia.
Baca juga: Infeksi Kecacingan Membuat Penderitanya Susah Makan, Ini Penjelasan dr. Ayodhia
Pernah Diusir oleh Warga
Di sisi lain, warga di Kelurahan Tanjung, di sekitar lokasi kejadian tidak bisa menutupi fakta bila E pernah melahirkan pada 12 tahun lalu.
"Itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu. Makanya sempat diusir sama warga sehingga E sempat pindah-pindah kontrakan," jelas seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ia menlajutkan, ada anak hasil hubungan terlarang antara E dengan ayah kandungnya yang kini telah diadopsi oleh warga Semarang dan saat ini sudah kelas 5 SD.
Dalam waktu belum lama ini E sempat terlihat gemuk. Warga pun menduga E sedang hamil.
"Belum terlalu lama, gemuk banget badannya. Terus setelah itu kurus lagi, cuma saya juga tidak terlalu yakin itu hamil apa tidak," jelasnya.
Warga lain menyebut E dikenal sebagai pribadi yang terbuka dan sering ikut kegiatan warga.
"Sering bantu-bantu masak, kadang main-main sama anak-anak kecil di sini, pernah main sama anak saya juga. Orangnya bergaul, belanja biasa, pulang kayak biasa saja," ungkapnya.
Perilaku E berubah setelah adanya penemuan kerangka bayi dan perempuan 24 tahun langsung tidak dapat ditemui.
Sementara itu Ketua RT 1 RW IV Kelurahan Tanjung, Saryono membenarkan kebun itu dulunya merupakan kolam ikan dan ada sebuah gubuk yang ditempati ayah dan anak perempuannya.
"Ditinggali bapak dan anak perempuannya. Sejak saya jadi ketua RT tiga tahun lalu, dia sudah tinggal di situ," kata Saryono di lokasi, Kamis (22/6/2023).
Namun Saryono tidak mengetahui, apakah yang bersangkutan mendirikan gubuk di situ atas permintaan pemilik untuk menjaga kolam atau atas inisiatif sendiri.
Yang pasti, ayah dan anak ini sekarang sudah tidak tinggal di situ. Kolam-kolam ikan yang sebelumnya ada juga sudah diuruk dan tidak ada lagi gubuk yang berdiri.
"Pindah dari sini belum lama, sekitar Januari atau Februari kemarin, pindah ke atas sana. Secara administrasi dia bukan warga sini," ujar Saryono.
(TribunHealth.com/PP)