TRIBUNHEALTH.COM - Bila orangtua datang ke dokter untuk memeriksakan anak dengan tanda-tanda ADHD, pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan oleh dokter?
Dokter spesialis anak, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunnnews.com.
"Tentu saja dimulai dari anamnesa, menanyakan kapan mulainya, gejala-gejalanya apa. Sering merusak, bagaimana kondisi dengan temannya, bila sudah PAUD apakah bisa duduk tenang di bangkunya. Itu untuk pemeriksaan anamensa," ujar Prof. Dr. dr. Harsono Salimo.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Mencegah Kelahiran Anak dengan Kondisi ADHD? Ini Kata Dokter
Terdapat standart untuk memastikan anak mengalami ADHD atau tidak.
"Ada kriterianya untuk menentukan seorang anak betul-betul ADHD atau bukan. Biasanya untuk mendiagnosis cukup dengan dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang. Itu dia harus mempunyai kompetensi untuk bisa mendiagnosis, memastikan bahwa anak ini adalah ADHD," imbuhnya.
Setelah itu, pengobatannya bersama dengan tim seperti psikolog dan sebagainya.
Anak dengan ADHD apakah akan mempengaruhi proses berpikirnya?
"Tentu saja mempengaruhi ya. Karena bagaimana dia tidak mempengaruhi proses berpikirnya, karena dia tidak bisa berkonsentrasi cukup lama. Jadi kalau di sekolahan, di kelasnya dia baru duduk 5 menit sudah tengak-tengok, berdiri, kadang-kadang mengganggu temannya. Tentu saja akan mempengaruhi IQ nya," kata Prof. Dr. dr. Harsono Salimo.
Baca juga: Prof. Dr. dr. Harsono Salimo: Janin di Masa Kehamilan Belum Bisa Dideteksi Lahir dalam Kondisi ADHD
Selain anak banyak beraktivitas tanpa tujuan, apakah identik juga dengan anak yang mengalami gangguan dalam belajar?
"Tapi lain ya, anak dengan gangguan belajar saja mungkin diajari oleh ibunya dengan baik, itu mungkin bisa baik. Tapi kalau untuk anak ADHD, sudah positif dia terdiagnosa secara positif dikonfirmasi ADHD, ada penanganan yang khusus," pungkasnya.