TRIBUNHEALTH.COM - Dua orang ART menjadi korban kelakuan keji majikannya sendiri yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara atau ASN.
Bahkan salah satu dari mereka statusnya masih remaja.
Mereka kerap ditendang dan bahkan disuruh kerja dalam keadaan telanjang tanpa busana sama sekali.
Mereka takut kabur karena takut video telanjangnya akan disebar oleh majikan.
Meski demikian, lantaran tak betah lagi dengan perlakuan tak manusiawi majikan, mereka akhirnya memberanikan diri untuk kabur.
Melansir TribunStyle.com, mereka adalah DL (24) dan DR (15).
Kabur menjadi satu-satunya jalan mereka untuk menghindari penganiayaan dari majikannya, SA (36).
Oknum ASN itu tinggal di perumahan Nusantara, Sukarame, bersama suami, tiga anak, dan kedua orang tuanya.
Baca juga: Bolehkah Suami Istri Berhubungan Seksual Setiap Hari? Simak Manfaat dan Risikonya Berikut Ini

Selain DL dan DR, masih ada tiga ART lain yang bekerja untuk SA.
"Teman saya yang tiga orang itu masih bekerja di sana. Mereka takut video telanjangnya disebar. Mereka pernah dipaksa telanjang terus divideoin," ucap DL di Polresta Bandar Lampung pada Rabu (24/5/2023).
DL tercatat sebagai warga Kabupaten Pringsewu, sedangkan DW beralamat di Kabupaten Pesawaran.
Lantaran tak sanggup disiksa, keduanya memutuskan kabur dari rumah majikan.
Padahal DL baru kerja tiga bulan, terhitung dari 10 Februari 2023.
Meski demikian dia sudah merasakan pahitnya disuruh kerja tanpa busana alias telanjang.
Baca juga: Siswa SMK Dicabuli Guru Sendiri, Area Sensitif Luka dan Keluarkan Cairan, Dokter Lakukan Operasi
Selama bekerja, dia juga belum pernah menerima gaji sepeser pun dari majikan.
"Pernah saya dipaksa menyapu dan mengepel oleh majikan saya dengan keadaan tidak mengenakan sehelai pakaian di badan," cerita DL saat membuat laporan polisi.
Padahal kala itu dia hanya melakukan kesalahan kecil.
Waktu itu ibu si majikan yang biasa disapa Oma selesai menggunting obat, bekasnya tak terbuang rapi.
Namun SA justru mengira DL belum nyapu dan ngepel.
Naik pitam, dirinya meminta DL untuk membersihkan lantai tanpa sehelai pun pakaian.
Semua barang disita, tak boleh pakai pakaian dalam

Awalnya, DL sempat ditawari kerja di perumahan Citra Land di Kecamatan Tanjungkarang Barat dengan gaji Rp 2,2 Juta.
Namun tiba-tiba makelarnya memindahkannya ke SA.
Biasanya seorang ART akan berbicara lewat video call dengan calon majikannya, namun ASN ini menolak dan lebih mengontak DL lewat telpon biasa.
Hal ini sudah membuat DL curiga, dan benar saja.
Sejak pertama kali bekerja, DL sudah bisa menandai sifat asli majikannya tersebut kasar dan ringan tangan ke kelima ART termasuk dirinya.
Belum lama menginjakkan kaki di rumah majikannya, semua barang bawaan seperti pakaian termasuk kartu identitas disita.
Ia disuruh mencopot baju dan menggantinya dengan baju robek-robek yang disediakan majikan.
Baca juga: VIRAL Pilot Masuk Kokpit Pesawat Lewat Jendela Depan, Penumpang Tak Sengaja Mengunci Flight Deck
"Selama bekerja tidak boleh pakai pakaian dalam dan diberikan baju yang tidak layak," kata DL.
Berbilang bulan tinggal di sana, DL mulai merasakan siksaan.
Bukan dari majikannya yang ASN ini tapi dari ibunya yang biasa disapa Oma. DL ditampar, ditendang hingga ditelanjangi.
"Oma sering main tangan. Saya sering ditampar, ditendang juga," cerita DL.
Kala itu majikannya yang ASN masih berada di Thailand.
Setibanya di rumah, sang majikan malah lebih-lebih dari ibunya kalau menyiksa.
Diseret dari kamar mandi dalam keadaan telanjang

DL pernah dianiaya dalam kondisi telanjang bulat.
Gara-garanya DL kurang bersih menyapu. Saat itu DL sedang mandi dan tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka. Tanpa ngomong apa-apa, majikan menyeret tubuhnya yang masih bersabun lalu memintanya menyapu kotoran.
Menurut kesepakatan awal dengan makelar, DL statusnya sebagai pengasuh anak majikan saja.
Tapi belakangan semua pekerjaan rumah harus dipegangnya.
DR, rekan DL, mengalami nasib yang tak kalah buruk karena sudah bekerja sudah setahun.
Kelima ART kerap mendapat penganiayaan dari majikan dan ibunya. Bahkan, DR masih membawa luka sayatan akibat cakaran. Luka itu masih baru.
Punya Jadwal Khusus untuk Aniaya
Anehnya, SA memiliki jadwal untuk melakukan penganiayaan.
"Majikan menganiaya saya setiap Senin. Dia pakai seragam cokelat dan terlihat tulisan Rawalaut," ucap DL menceritakan kebiasaan buruk sang majikan.
"Saya heran dengan majikan saya ini. Sebagai ASN kok seperti itu dan padahal kakaknya sebagai polisi," sesal DL.
Kini DL sudah merasa aman balik ke rumahnya di Pringsewu. Ia sudah visum dan melaporkan majikannya yang ASN dan ibunya atas dugaan penganiayaan ke Polres Bandar Lampung.
(TribunHealth.com/NR)