TRIBUNHEALTH.COM - Kista paratubal atau kista paraovarian adalah kantung berisi cairan yang berasal dari ovarium atau saluran tuba.
Kista yang tumbuh di sekitar ovarium ini mulai mempengaruhi anak muda.
Pertanyaannya, apakah kista paratubal dapat mempengaruhi kesuburan?
Temukan jawabannya dalam artikel berikut.
Kista paratubal biasanya jinak atau non-kanker karena tidak menempel pada organ dalam.
Mereka hanya menyumbang 10-15 persen dari semua massa adneksa.
Lebih dari 2/3 kasus didiagnosis pada wanita pada usia 30 hingga 40-an.
Baca juga: Fakta-fakta Mengenai Kista Ovarium, Mulai dari Jenis hingga Pentingnya Diagnosis Dini
Jainesh, Konsultan Ahli Bedah Endoskopi Ginekologi Tingkat Lanjut di Rumah Sakit Ibu, Kharghar, Mumbai, India, memberi penjelasan mengapa kista ovarium banyak terjadi pada wanita muda.
“Kista fungsional biasanya muncul pada semua wanita yang subur di beberapa titik dalam hidup mereka. Remaja sering mengalami kista ovarium, yang biasanya tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Bergantung pada apakah kista menimbulkan rasa sakit atau apakah pasien memiliki USG panggul atau pencitraan lain, kista mungkin ditemukan atau tidak.”
“Lebih jarang, kista non-fungsional berkembang sebagai akibat dari pertumbuhan ovarium."
"Gadis dan wanita muda yang sedang hamil atau yang berurusan dengan kondisi lain termasuk endometriosis, gangguan hormonal, infeksi panggul yang parah, atau yang pernah memiliki kista ovarium lebih mungkin untuk mengembangkan kista ovarium secara umum,” paparnya.
Apakah kista ovarium mempengaruhi kesuburan?
Menurut Dr. Jainesh, pembentukan kista paratubal kecil tidak mungkin mempengaruhi kesuburan dengan sendirinya.
Namun, jika tidak diobati, kista paraovarian ini dapat membesar dan menyebabkan torsi yang merusak suplai darah ke ovarium dan saluran tuba.
Jika kista tidak diangkat, kondisi ini dapat menyebabkan subfertilitas yang signifikan.
Baca juga: 4 Gejala Kanker Ovarium yang Terlihat Sepele, Kembung hingga Nyeri saat Berhubungan Seksual
Pengobatan
Sebagian besar kista dapat diobati dengan prosedur pembedahan, namun pembedahan memiliki faktor risiko.
Perlu diingat, jika kista kecil dan asimtomatik, dokter mungkin menyarankan pasien untuk menunggu karena kista tidak menimbulkan ancaman.
Jika kista lebih besar dari 5 cm, pembedahan diperlukan untuk mengangkat kista.
Sebagai kesimpulan, kista ovarium seringkali tidak terdiagnosis dan tidak diketahui karena tidak memiliki gejala yang jelas.
Namun, dalam kasus tertentu ketika kista membesar dan menyebabkan rasa sakit yang hebat dan komplikasi lainnya, diperlukan pembedahan.
Kista ovarium tidak memiliki konsekuensi jangka panjang dan cenderung memiliki hasil yang positif.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)