TRIBUNHEALTH.COM - Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan menghadirkan pakar Bedah Mulut dari Jepang. Kegiatan berlangsung di Ruang Molar pada pukul 11.00 Wita, Rabu (15 Maret 2023).
Prof. Kei Tomihara, DDS., Ph.D berasal dari Division of Oral and Maxillofacial Surgery, Niigata University Graduate School of Medicaland Dental Sciences, Japan
Prof Kei Tomihara membawakan materi mengenai Oral Oncology “From Basic to Bedside”.
Baca juga: Dekan FKG Unhas berkujung ke Ladokgi TNI AL Yos Sudarso Makassar, Ini Yang Dibahas
Dalam penjelasannya, Kanker mulut adalah salah satu tumor ganas yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Berbagai lesi-lesi dalam rongga mulut dan terapinya.
Meskipun kemajuan berkelanjutan dalam terapi multimodal telah mengungkapkan perbaikan dalam pengendalian kanker mulut, terapi yang optimal sebagian besar tidak diketahui, terutama pada penyakit berulang atau metastasis di mana reseksi bedah tidak dapat dilakukan.

Terapi penargetan molekuler terhadap reseptor faktor pertumbuhan epidermal EGFR cetuximab telah banyak digunakan untuk kanker mulut berulang.
Jika kemoterapi konvensional tidak lagi bekerja, radiasi dan obat anti-EGFR cetuximab dapat digunakan dalam beberapa kasus, tetapi semua pasien pada akhirnya akan berkembang menjadi progresif akibat resistensi pengobatan.
Baru-baru ini, sebagai pilihan yang lebih baru, imunoterapi yang menargetkan molekul pos pemeriksaan kekebalan telah membuka peluang baru untuk kanker mulut yang berulang atau metastatik.
Baca juga: FKG Unhas Terima Kunjungan Studi Banding SMA Negeri dari Sidrap
Nivolumab adalah antibodi IgG4 monoklonal manusia yang menargetkan PD-1 imunomodulator negatif pada sel-T. Nivolumab disetujui di Jepang pada tahun 2017 dan telah digunakan untuk mengobati kanker mulut stadium lanjut.
Studi Prof Kei Tomihara berfokus pada strategi baru untuk kanker mulut stadium lanjut terutama imunoterapi oleh inhibitor checkpoint.