TRIBUNHEALTH.COM - Istilah Fomo atau fear of missing out kini tengah menjamur dikalangan remaja terutama di media sosial.
Dilansir dari Verywell Mid, fear of missing out atau FOMO adalah perasaan takut tertinggal dari orang lain yang terlihat lebih bahagia atau memiliki kehidupan yang lebih baik.
Kebanyakan rasa takut ketinggalan atau tertinggal ini dirasakan oleh para pengguna media sosial.
Baca juga: Pesan Psikolog agar Remaja Terhindar dari Stres Berkelanjutan dan Sebabkan Masalah Kesehatan Mental
Hal ini lantaran media sosial dijadikan sebagai pandangan untuk melihat aktivitas kehidupan sehari-hari.
Seperti liburan, makan, berbelanja, olahraga dan kegiatan lainnya hingga menimbulkan perasaan tidak keren.
Meski beberapa orang tidak mengalami masalah dengan unggahan tersebut, namun ada beberapa orang yang memiliki kecenderungan untuk membandingkan hingga menimbulkan rasa tidak percaya diri.

Menurut penelitian yang terbit pada Psychological Research and Intervention pada tahun 2019, penyebab FOMO adalah tingkat percaya diri yang lebih rendah daripada orang lain.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dan perasaan takut tertinggal muncul untuk menghindari penolakan secara sosial.
Baca juga: Dukungan Orang Tua Berperan Penting dalam Kesehatan Mental Anak dengan Disabilitas
Berikut terdapat produk smartphone untuk mengakses media sosial Klik disini.
Akibatnya seseorang memiliki kecenderungan untuk membuka media sosial secara terus menerus.
Fomo atau fear of missing out yang tinggipun akan berdampak pada kesehatan mental.

Berikut beberapa dampak FOMO dilansir dari WebMD.
- Perasaan cemas atau suasana hati yang buruk serta neuroticism yang merupakan kumpulan emosi negatif secara terus menerus.
- Rasa tidak puas dengan kehidupan yang dimiliki dan tidak merasa aman dengan relasi sosial.
- Cenderung untuk terus menerus membutuhkan persetujuan orang lain.
- Tidak puas dengan kebutuhan psikologis pribadi.
- Meningkatkan kecenderungan untuk mengonsumsi minuman beralkohol sebagai mekanisme pertahanan diri.
Penderita FOMO bahkan cenderung tidak bisa menikmati hidup karena terus menerus membandingkan kehidupannya dengan orang lain. (Tribunhealth.com)