Breaking News:

Ahli Gizi: Orang yang Jarang Beraktivitas akan Mudah Buat Glukosa Tubuh Terurai menjadi Lemak

Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula tentu sangat mudah berisiko mengalami masalah kesehatan tertentu.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
lifestyle.kompas.com
Ilustrasi seseorang yang malas beraktivitas mengakibatkan glukosa tubuh terurai menjadi lemak 

TRIBUNHEALTH.COM - Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula tentu sangat mudah berisiko mengalami masalah kesehatan tertentu.

Namun tahukah Anda, rupanya hal itu tak berlaku bagi masyarakat yang banyak beraktivitas.

Hal ini disampaikan oleh Ahli Gizi Carrisa Wityadarda,M.Kes dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Baca juga: Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz Ungkap Alasan Mengapa Usia 40 Tahun ke Atas Susah untuk Kurus

"Kalau orang aktif, banyak makan gulapun sebenarnya tidak akan terlalu berisiko aneh-aneh."

"Karena kita pakai gula untuk kegiatan sehari-hari kita," terangnya.

Untuk memantau kadar gula darah, klik disini

Tetapi jika memiliki kebiasaan jarang beraktivitas, namun banyak konsumsi makanan atau minuman manis akan menyebabkan gula darah menjadi meningkat.

Ilustrasi cek pengukuran gula darah pada penderita diabetes
Ilustrasi cek pengukuran gula darah (Freepik.com)

Lalu membuat hormon insulin keluar dan teurai menjadi lemak lebih cepat dibanding orang yang beraktivitas.

Lebih Baik Konsumsi Nasi dengan Protein

Nasi putih ketika sudah menjadi dingin akan mengandung serat yang lebih padat.

2 dari 3 halaman

Konsumsi nasi dengan suhu ruang cenderung lebih baik untuk disantap.

Baca juga: 5 Langkah Mengatasi Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil, Terapkan Diet Sehat dan Kontrol Gula Darah

Namun apabila sudah bosan dengan nasi dingin, lebih baik dampingi dengan konsumsi serat dan protein.

"Serat dan protein sangat perlu dikonsumsi berdampingan dengan nasi, karena serat dapat menghambat penyerapan dari karbohidrat," ucap Carrisa.

Nasi Tak Membuat Obesitas

Obesitas merupakan istilah lain dari penyebutan berat badan berlebih.

ilustrasi seseorang yang mengalami obesitas
ilustrasi seseorang yang mengalami obesitas (kompas.com)

Kondisi ini sering dikaitkan karena gaya hidup yang tidak sehat utamanya konsumsi karbohidrat berlebihan.

Carissa pun juga membenarkan anggapan tersebut.

"Karena segala sesuatu yang berlebihan tentu membuat energi terlalu banyak masuk," ucapnya.

Namun jika konsumsi karbohidrat tidak berlebihan, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing tentu tidak akan membuat gemuk.

Baca juga: Gemuk Belum Tentu Sehat, Waspada Dampak Buruk yang Bisa Terjadi pada Anak menurut Ahli Gizi

Jadi jangan menghindari makan nasi karena khawatir membuat berat badan berlebih.

3 dari 3 halaman

Nasi merupakan kategori karbohidrat kompleks yang memiliki serat dan dapat diolah dengan baik oleh tubuh sehingga menghasilkan energi. Sehingga memiliki banyak manfaat untuk tubuh.

Kandungan gula pada nasi membuat beberapa orang merasa harus membatasi bahkan menghindari konsumsi nasi.

Ilustrasi nasi putih
Ilustrasi nasi putih (pixabay.com)

"Nasi memiliki glikemik indeks yang kategorinya medium, kalau kebanyakan bisa menyebabkan gemuk," jelas Carrisa.

Jika berkeinginan untuk menjalani diet tanpa konsumsi nasi, maka sebaiknya harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi.

Dengan begitu diet akan disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Baca juga: Meskipun Jenis Diet di Setiap Rumah Sakit Berbeda, Namun Pemberian Makanan dan Tujuannya Tetap Sama

Penjelasan Ahli Gizi Carrisa Wityadarda,M.Kes ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAhli GiziKadar GlukosaCarissa Wityadarda
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved