TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit kardiovaskuler merupakan istilah bagi serangkaian gangguan yang menyerang jantung dan pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler, hipertensi, dan penyakit vaskuler perifer.
Belum tentu setiap pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler harus mengonsumsi obat.
Apabila penyakit yang dialami tidak segera membaik, barulah pasien diharuskan mengonsumsi obat.
"Ada beberapa kasus bisa seperti itu. Kita case by case, karena kalau start obat dia kan harus minum obat seumur hidup," ucap Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
"Itu yang harus dipertimbangkan," tegas Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
Baca juga: Meskipun Sudah Melakukan Slimming Treatment, Kenaikan Berat Badan bisa Terjadi, Simak Penjelasannya

Baca juga: drg. Hendra Nur Sp.Pros Paparkan Resiko dari Infeksi Pasca Pembedahan dari Implan Gigi
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 12 Desember 2022.
"Punya masalah darah tinggi, kita berharap dengan obat tersebut dia terkontrol. Begitu dilepas obatnya, percayalah biasanya akan naik lagi," sambung Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
"Mangkanya kita kasih kesempatan buat pasien. Coba deh, tolong perbaiki gaya hidup. Kalau misalkan membaik yang kita bisa pertimbangkan untuk tanpa obat," jelas Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
"Tapi itu masing-masing beda ya. Kaya misalkan hipertensi tadi itu aja kita nentuinya tidak hanya satu kali periksa. Kita biasanya dua kali periksa atau pemeriksaan di rumah," imbuh Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
Untuk menegakkan diagnosis, tidak semudah seperti yang dibayangkan.
"Misalkan orang di vonis darah tinggi, nggak segampang itu memvonis darah tinggi. Kita harus hati-hati dalam mendiagnosis pasien juga, agar pasien juga nggak terus-terusan minum obat seumur hidup," ujar Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
Baca juga: drg. Ummi Kalsum Sebut Estetika di Kedokteran Gigi Seperti Perawatan Bonus, Ini Penjelasannya

Baca juga: dr. Indra Teguh Wiryo, Sp.KK Paparkan Prosedur untuk Menghilangkan Skin Tag, Simak Ulasan Berikut
Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA menyarankan sejak usia 20 tahun ke atas sudah mulai melakukan pemeriksaan secara rutin.
Hal ini karena penyakit jantung bisa dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan pada usia 20 tahun keatas, yaitu:
1. Tensi
2. Kadar kolesterol
Ketika check up, kolesterol darah harus diperiksa.
"Biasanya kolesterol kalau misalnya yang di cocok doang (ditusuk saja) cukup nggak dok, nggak cukup," pungkas Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
Dengan pengambilan darah akan didapatkan hasil LDL, trigliserida, HDL dan kolesterol total.
"Sehingga kita bisa dapat nih data keempat-empatnya dan kita bisa menilai risiko orang ini seperti apa," tutur Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
Baca juga: Apakah Skin Tag Dapat Berpotensi Menjadi Kanker Kulit? Begini Ulasan dr. Indra Teguh Wiryo, Sp.KK

Baca juga: Kemenkes Tingkatkan Pelayanan Penyakit Jantung hingga Stroke dengan Penuhi Alkes di Seluruh RS
3. EKG atau rekam jantung
Sebenarnya rekam jantung bisa digunakan sebagai screening awal saja.
"Kalau tiga-tiganya aman, oke. Two years gapapa buat diperiksa. Tapi kalau begitu ketahuan ada sesuatu di situ, lanjutan pemeriksaan lebih lanjut," tambah Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA.
Baca juga: Tanda yang Timbul pada Tubuh jika Alami Kanker Leher Rahim, Ketahui dari dr. Anik Suryaningsih Sp.OG
Penjelasan Dokter Spesialis Jantung, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 12 Desember 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.