TRIBUNHEALTH.COM - Kurangnya menjaga kebersihan gigi dapat memicu penumpukan karang gigi.
Umumnya seseorang tidak menyadari adanya karang gigi karena memang tidak terlihat.
Tetapi jika dilakukan pemeriksaan oleh dokter, maka lokasi-lokasi penumpukan karang gigi akan terlihat.
Dalam istilah medis karang gigi disebut dengan kalkulus.
Kalkulus berasal dari plak atau sisa makanan yang termineralisasi membentuk karang gigi.
Tindakan yang berujuan membersihkan karang gigi ialah Scaling.

Baca juga: Pentingnya Rutin Pembersihan Karang Gigi agar Kondisi Gusi Tidak Semakin Memburuk
Sedangkan tindakan yang bertujuan untuk membersihkan jaringan periodontal disebut dengan Root planing.
Saat ini tergolong sudah banyak masyarakat yang menyadari tentang scaling gigi.
Apalagi orang-orang yang memang sudah rutin melakukan scaling setiap 6 bulan, biasanya ketika mendekati 6 bulan dan merasa sudah tidak nyaman dan merasakan bau mulut pasti akan melakukan scaling ulang.
Tetapi seseorang yang belum terbiasa scaling gigi tidak menyadari bahwa penumpukan karang gigi sudah banyak dan pelru dilakukan scaling.
Perlu diketahui, berdarah saat menyikat gigi merupakan gejala awal dari radang gusi.
Baca juga: Lakukan Scaling untuk Atasi Karang Gigi, Pahami dari drg. Lina Nurdianty
Biasanya karang gigi paling banyak pada rahang bawah gigi depan bagian dalam yang berbatasan dengan lidah.
Selain itu karang gigi paling banyak pada bagian belakang rahang atas.
dr. Lina Nurdianty menyampaikan, ketika kita memeriksakan gigi, dokter juga akan memberitahukan loksai-lokasi dari penumpukan karang gigi.
Namun seringkali saat kita bercermin menganggap bahwa kondisi gigi baik-baik saja dan karang gigi tidak terlihat.
Karang gigi tidak dibersihkan, akan beresiko masuk ke dalam gusi atau subgingiva bisa menyebabkan kerusakan tulang pendukung.
Ibaratkan pohon, serat atau periodontal seperti tanah di sekitarnya.
Baca juga: Karang Gigi Dapat Terjadi Mulai Usia 2 Tahun, Pentingnya Orangtua Berikan Edukasi Kebersihan Gigi
Misalkan tanah di sekeliling pohon dikeruk, maka pohon akan goyang.
Bisa diibaratkan kalkulus yang masuk ke dalam saku gusi, maka lama-kelamaan gigi akan goyang.
Penanganan tersebut dinamakan root planing, kemungkinan gusi bisa menempel kembali ke gigi.
Gigi orang dewasa yang sudah goyang tidak boleh dicabut sendiri.
Justru gigi goyang pada orang dewasa bisa terjadi karena berbagai macam penyebab.
Biasanya gigi goyang darri abses, lubang gigi sudah sangat besar dan infeksinya menjalar sampai ke ujung akar.
Baca juga: Scaling Gigi Tak Akan Merusak Enamel, drg. R. Ngt. Anastasia: Asal Dilakukan dengan Cara yang Benar
Kemudian abses terakumulasi seperti nanah di ujung akar, sehingga menyebabkan gigi goyang.
Seringkali pasien merasa "Gigi sudah goyang dan perlu dicabut", tetapi gigi tersebut tidak bisa dicabut karena kegoyangan yang disebabkan adanya abses pada bawah gigi.
Pada kasus tersebut biasanya harus dilakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu, barulah dilakukan penambalan.
drg. Lina Nurdianty menyampaikna, kegoyangan gigi pada orang dewasa bisa disebabkan oleh penyakit periodontal (periodontitis).
Periodontitis terjadi karena kalkulus atau karang gigi yang tidak dibersihkan.
Sehingga karang gigi masuk ke bawah gusi atau subgingiva dan menyebabkan kerusakan serat-serat periodontal.
Gigi memiliki jaringan pendukung yang bernama serat periodontal dan tulang alveolar.
Ketika karang gigi masuk ke subgingiva, terjadilah kegoyangan gigi.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Cirebon bersama dengan drg. Lina Nurdianty. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com /Putri Pramesti Anggraini)