TRIBUNHEALTH.COM - Alergi termasuk masalah yang bisa dialami siapa saja, anak-anak dan bayi adalah golongan yang sering mengalaminya.
Alergi bisa disebabkan oleh makanan, susu, udara, debu dan sebagainya.
Jika anak mengalami alergi, apakah akan mempengaruhi tumbuh kembangnya?
dr. Ekawaty Yasinta menjelaskan, anak dengan alergi akan mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangannya.
Contoh alergi yang mempengaruhi pertumbuhan, orang tua mengatakan anak sering merah-merah sehingga pantang mengonsumsi semua makanan.
Akibatnya anak akan mengalami gagal tumbuh karena nutrisi tidak mencukupi.

Baca juga: Anak Pilek dan Bersin Setiap Pagi Apakah Termasuk Gejala Alergi ataukah Rhinitis?
Gagal tumbuh yang ditakutkan bukan hanya pada fisik saja, tetapi juga gagal tumbuh pada otak.
Jangan sampai anak tetap alergi, otak tidak bertumbuh dan berkembang.
Alergi mempengaruhi perkembangan pada anak lebih besar, misalnya setiap malam mengalami batuk-batuk, pilek, bersin-bersin dan meler akibatnya anak akan mengalami gangguan tidur.
Jika anak mengalami gangguan tidur, maka keesokan harinya anak akan mengantuk dan tidka bisa konsentrasi dalam belajat, sehingga anak mengalami gangguan prestasi.
Gangguan prestasi akan meningkatkan gangguan kualitas hidup.
Anak yang sudah besar dan mengalami masalah pada kulit juga akan mempengaruhi mental.
Baca juga: Anak Bersin ketika Dekat dengan Kucing, Apakah Mungkin Terkena Alergi Bulu Kucing?
dr. Ekawaty Yasinta menyampaikan, alergi yang tidak sembuh akan mempengaruhi ekonomi dari orang tua seperti biaya pengobatan.
Banyak faktor yang akan berdampak pada anak yang memiliki penyakit alergi.
Kita tahu bahwa salah satu cara untuk mendiagnosis sebuah penyakit terdapat beberapa tahapan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan dari pemeriksaan penunjang.
Untuk mendiagnosis tergantung dari penyebabnya.
Misalkan pada pasien yang alergi dengan susu sapi atau alergi dengan makanan, maka cara untuk mendiagnosis selain anamnesis tentu pasien sudah ditanya oleh dokter, apabila terpapar makanan tertentu akan timbul gejala kemerahan.
Selain itu adanya riwayat orangtua dengan penyakit atopik.
Baca juga: Anak Mengalami Ruam Popok Apakah Diidentifikasi Jika Sudah Besar Kulit akan Sensitif dan Alergi?
Kemudian pada pemeriksaan fisik pada kulit dapatkan ruam-ruam kemerahan dan dicurigai kemungkinan mengalami alergi.
dr. Ekawaty Yasinta mengatakan, ketika kita curiga bahwa seseorang tersebut alergi dengan makanan tertentu, terdapat tes eliminasi dan provokasi.
Misalkan ibu dari pasien anak tersebut mengatakan, jika anak mengonsumsi susu sapi akan mengalami merah-merah.
Dokter akan mengeliminasi terlebih dahulu dengan susu sapi.
Anak akan dipantang dengan susu sapi selama periode tertentu, biasanya membutuhkan waktu 2-4 minggu dipantang lalu diberikan susu sapi kembali atau diprovokasi, apakah anak tersebut timbul gejala.
Jika timbul gejala, maka dikatakan bahwa anak tersebut kemungkinan alergi terhadap protein susu sapi.
Baca juga: Saat Mengetahui Anak Mengalami Alergi, Apa yang Pertama Harus Dilakukan Orang Tua?
Pemeriksaan penunjang lain yaitu dengan melakukan tes alergi.
dr. Ekawaty Yasinta menyampaikan, tes alergi yang saat ini diakui adalah tes dengan pengambilan darah maupun dengan tes kulit.
Dari tes tersebut akan terbukti secara ilmiah.
Tujuan dari melakukan tes juga salah satunya adalah menghindari pantangan yang berlebihan.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Ekawaty Yasinta Larope Sp.A(K). Seorang dokter spesialis anak konsultan alergi dan imunologi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)