TRIBUNHEALTH.COM - Ada risiko kesehatan yang mengintai pekerja shift malam, salah satunya adalah fibrilasi atrium, yang merupakan salah satu penyakit jantung.
Risiko penyakit jantung pada pekerja shift malam ini dibahas dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Heart Journal .
Selain itu, penelitian juga menemukan kerja malam berkaitan dengan detak jantung yang cepat dan tidak teratur, di mana perempuan berisiko lebih besar.
Penelitian kaitkan kerja shift malam dan risiko fibrilasi atrium

Sebenarnya, sudah ada beberapa penelitian lain yang mengaitkan kerja malam dengan penyakit jantung.
Namun, para peneliti percaya ini adalah yang pertama dari jenisnya untuk menguji hubungan antara kerja shift malam dan fibrilasi atrium.
Dilansir TribunHealth.com dari Independent, fibrilasi atrium sendiri adalah suatu kondisi jantung yang menyebabkan detak jantung yang tidak teratur dan sering kali tidak normal.
Studi -ini menggunakan informasi dari 283.657 orang di database Biobank Inggris.
Peneliti menemukan "paparan shift malam saat ini dan seumur hidup secara signifikan terkait" dengan risiko fibrilasi atrium terlepas dari genetika.
Baca juga: dr. Ayuthia Sebut Gangguan Jantung Bisa Berupa Penyakit Katup Jantung, Jantung Koroner, atau Aritmia
Juga ada risiko jantung koroner

“Paparan shift malam juga meningkatkan risiko PJK (penyakit jantung koroner) tetapi tidak stroke atau gagal jantung."
"Apakah pengurangan frekuensi dan durasi kerja shift malam dapat mewakili jalan lain untuk meningkatkan kesehatan jantung selama kehidupan kerja dan di luar itu, memerlukan studi lebih lanjut,” kata makalah tersebut.
Studi juga telah disesuaikan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, tekanan darah dan durasi tidur.
Baca juga: Jika Tak Diobati, Fibrilasi Atrium Bisa Sebabkan Komplikasi Stroke dan Gagal Jantung
Pekerja shift malam 12 persen lebih berisiko
Peneliti menyebut orang yang saat ini bekerja shift malam seperti biasa atau permanen memiliki peningkatan risiko fibrilasi atrium 12 persen, dibandingkan dengan orang yang hanya bekerja pada siang hari.
Temuan menunjukkan bahwa di antara orang-orang yang bekerja rata-rata antara tiga dan delapan shift malam dalam sebulan selama 10 tahun atau lebih, risikonya meningkat menjadi 22 persen dibandingkan dengan pekerja siang hari.
"Meskipun penelitian seperti ini tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat antara shift malam dan fibrilasi atrium dan penyakit jantung, hasil kami menunjukkan bahwa kerja shift malam saat ini dan seumur hidup dapat meningkatkan risiko kondisi ini," kata Profesor Yingli Lu dari Rumah Sakit Rakyat Shanghai Ninth dan Sekolah Kedokteran Universitas Shanghai Jiao Tong di China.
“Temuan kami memiliki implikasi kesehatan masyarakat untuk mencegah fibrilasi atrium."
"Mereka menyarankan bahwa mengurangi frekuensi dan durasi kerja shift malam mungkin bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.”
Pengaruh jenis kelamin dan kebiasaan olahraga

Peneliti lain, Profesor Lu Qi dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine di New Orleans mengatakan jenis kelamin dan olahraga juga tampaknya berperan.
Prof Qi berkata: “Kami menemukan bahwa wanita lebih rentan terhadap fibrilasi atrium daripada pria saat bekerja shift malam selama lebih dari 10 tahun."
"Risiko mereka meningkat secara signifikan sebesar 64 persen dibandingkan dengan pekerja harian.”
Penelitian sebelumnya juga menemukan wanita yang bekerja shift malam memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
(TribunHealth.com/Nur)