TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya kita sudah tidak asing dengan demensia alzheimer.
Dari berbagai jenis demensia, demensia alzheimer paling banyak terjadi.
Apa saja faktor risiko penderita demensia alzheimer?
dr. Debby menjelaskan, sebenarnya faktor risiko ada yang sudah didapat dan ada juga yang sudah dibawa atau keturunan.
Faktor risiko yang sudah dibawa otomatis karena faktor genetik.
Penyakit-penyakit yang pernah dibawa misalnya pernah terjadi trauma kepala sebelumnya, pernah terjadi infeksi, menderita penyakit parkinson dapat menyebabkan demensia.

Baca juga: Definisi Demensia dari Sisi Medis Beserta Penyebabnya, Berikut Ulasan dr. Ermawati Sudarsono Sp.N
Faktor-faktor risiko yang meningkatkan terutama adalah usia.
Semakin tinggi usia, maka risiko terjadi demensia semakin tinggi.
dr. Debby mengatakan, antara wanita dan pria ternyata wanita lebih berisiko mengalami demensia alzheimer daripada pria.
Sebetulnya alzheimer adalah bagian dari demensia-demensia yang lain.
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual atau disebut juga fungsi luhur yang menetap debgan gangguan yaitu memori, bahasa, persepsi, emosi dan berpikiran abstrak.
Jenis dari demensia-demensia yaitu :
- Demensia Vaskular
Baca juga: Konsumsi Bluberi Baik untuk Kesehatan Otak, Dapat Turunkan Risiko Terkena Demensia
- Demensia Lewy Body
- Demensia Parkinson
- Frontal Tempora Demensia
- Alzheimer
Demensia alzheimer adalah demensia yang paling banyak terjadi, secara epidemiologi bahwa kasus-kasus demensia alzheimer ditemukan lebih banyak dari demensia-demensia yang lain.
Fungsi memori yang mengatur di otak adalah Hipokampus.
Jika sudah terjadi alzheimer, maka hipokampus pada otak akan mengecil dan ventrikel akan membesar.
Baca juga: dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD,FINASIM Menegaskan Jika Demensia Tidak Bisa Sembuh, Berikut Penuturannya
Di daerah Cortical otak mulai melebar atau merenggang, hipokampus semakin menciut, dan ventrikel membesat.
Apabila sudah terjadi alzheimer yang berat, Cortical otak benar-benar meregang
dr. Debby menyampaikan bahwa proses tersebut terjadi selama bertahun-tahun.
Kadang-kadang pasien datang ke dokter dengan kondisi sudah seperti yang disebutkan di atas.
Alangkah baiknya jika mulai mendeteksi sejak awal demensia alzheimer.
Ini disampaikan pada Channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Debby Amelia Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)