Breaking News:

Anak Perlu Mendapatkan Edukasi Seksual dari Orang Tua Agar Tidak Mendapatkan Informasi yang Keliru

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi pendidikan seksual yang diberikan bisa berupa perbedaan seksual antara laki-laki dan perempuan.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
lifestyle.kompas.com
Ilustrasi orang tua yang mengajarkan pendidikan seksual kepada anak, begini penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni  

TRIBUNHEALTH.COM - Tak sedikit orang tua beranggapan bahwa pendidikan seksual merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dengan anak sebelum mereka dewasa.

Selain itu, umumnya orang tua merasa bingung untuk memilih cara yang tepat dalam memberikan edukasi seksual.

Perlu diketahui jika anak perlu mendapatkan pendidikan seksual agar tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai pendidikan seksual.

Pendidikan seksual yang diberikan bisa berupa perbedaan seksual antara laki-laki dan perempuan.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni tegaskan jika sedari kecil anak sudah harus dijelaskan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.

Pada usia 5 tahun, anak harus sudah mengerti perbedaan seksual antara laki-laki dan perempuan.

Baca juga: Ketahui Beragam Dampak Pernikahan Dini, Dokter Sebut Mulut Rahim Menjadi Mudah Terpapar Infeksi

Ilustrasi pendidikan seksual yang diberikan orang tua kepada anak, begini pemaparan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni 
Ilustrasi pendidikan seksual yang diberikan orang tua kepada anak, begini pemaparan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni  (tribunnews.com)

Baca juga: Hipertensi Bisa Menyebabkan Pembengkakan Jantung hingga Gangguan Irama Jantung

Kemudian setelah anak mengalami menstruasi harus ditekankan bahwa anak sudah mulai beranjak dewasa.

"Dan kemungkinan kalau terjadi hal-hal pacaran, terlalu intim dan lain sebagainya. Terjadi kehamilan sangat mudah walaupun hanya dengan satu dua kali berhubungan," jelas Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni menuturkan jika remaja selalu berpikiran bahwa berhubungan seksual merupakan suatu bukti cinta terhadap pasangan.

2 dari 4 halaman

Sehingga anak tidak memahami bahwa berapa kali pun melakukan hubungan seksual bisa berisiko mengalami kehamilan.

Jika sudah terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, tentu akan meningkatkan angka aborsi.

Aborsi merupakan tindakan menggugurkan kandungan untuk mengakhiri kehamilan.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni angka aborsi bisa meningkat sebesar 11 persen akibat mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

Hanya sedikit anak yang merasa malu kemudian melakukan pernikahan dini.

Pendidikan seksual adalah informasi penting yang perlu diketahui oleh anak.

Baca juga: Radang Gusi adalah Penyebab Tersering Seseorang Mengalami Gusi Bengkak, Begini Ulasan drg. Anastasia

ilustrasi pentingnya edukasi seksual, begini ulasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni 
ilustrasi pentingnya edukasi seksual, begini ulasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni  (pixabay.com)

Baca juga: Jangan Abaikan Nyeri Kronik, dr. Isrun Masari. Sp.An Ungkap Risiko yang Terjadi pada Struktur Tubuh

Hal ini dapat memberikan pemahaman kepada anak serta membekali anak agar lebih sadar dan peduli dengan kesehatan seksual mereka nantinya.

Pendidikan seksual akan membuat anak menyadari bahwa ia harus melindungi dan menghargai tubuhnya sendiri.

Selain itu, pendidikan seksual juga membuat anak belajar memilih, bersikap, dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

Dengan begitu anak dapat mengetahui konsekuensi saat mulai aktif secara seksual seperti kehamilan hingga penyakit menular seksual.

3 dari 4 halaman

Peran orang tua, tenaga pendidik dan masyarakat dalam mengajarkan pendidikan seksual sangat penting.

Psikolog menuturkan jika pendidikan seksual bisa dimulai dari rumah terlebih dahulu dengan mengawasi anak dan lebih banyak diskusi mengenai pendidikan seksual.

Selain itu, orang tua diharapkan dapat mengarahkan anak ke beragam aktivitas yang bisa menghindarkan anak dari tindakan-tindakan negatif.

Sehingga anak bisa melakukan hal-hal yang baik dan positif.

"Memang masalahnya adalah faktor dari beberapa keluarga yang memang secara edukasi kurang bisa memahami," imbuh Irma.

Apabila dihadapkan pada situasi seperti ini, ada baiknya lingkungan sosial rutin untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan seksual.

Pada masa pandemi seperti saat ini, pemberian pendidikan seksual bisa dilakukan secara online.

Baca juga: Ketahui Beragam Dampak Pernikahan Dini, Dokter Sebut Mulut Rahim Menjadi Mudah Terpapar Infeksi

Ilustrasi pendidikan seksual yang diberikan oleh tenaga pendidik, simak pemaparan psikolog, Irma
Ilustrasi pendidikan seksual yang diberikan oleh tenaga pendidik, simak pemaparan psikolog, Irma (edukasi.kompas.com)

Baca juga: dr. Rani: Dokter Perlu Mendiagnosa untuk Mengetahui Penyebab agar Tidak Terjadi Ulkus Kornea

Paling tidak anak bisa mendapatkan informasi mengenai pendidikan seksual dari orang-orang yang dipercaya.

Dimana pendidikan seksual juga bisa diberikan kepada orang tua, kemudan orang tua bisa meneruskan kepada anak atau bisa juga disampaikan langsung oleh tenaga pendidik kepada anak.

Sangat memprihatinkan apabila kasus pernikahan dini meningkat dengan alasan terbatasnya aktivitas akibat pandemi.

Baca juga: Pasang Behel Tak Sebentar, drg. H. Rahmat Juliadi Sebut Lama Waktu yang Dibutuhkan Agar Gigi Rapi

4 dari 4 halaman

Penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Ni Komang Yeni dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 09 Juni 2021.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAdib Setiawan S.Psi. M.Psi.Psikologedukasi seksualdr. Ni Komang YeniDokter Spesialis Obstetri & Ginekologi Zoya Amirin Inez Kristanti
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved