TRIBUNHEALTH.COM - Kutu rambut sebenarnya sudah ada sejak dahulu.
Beberapa orang yang mengalami masalah kutu rambut tentu merasa kurang percaya diri.
Ada yang mengatakan bahwa jareng keramas memicu munculnya kutu rambut.
dr. Arieffah menyampaikan, kemungkinan hal tersebut hubungannya dengan hygiene dan sanitasi.
Memang kutu rambut merupakan masalah kesehatan tetapi bukan masalah yang menimbulkan kegawatan.
Biasanya kutu rambut memang mengenai daerah yang hygiene dan sanitasinya kurang baik.

Baca juga: Mengenal Kutu Rambut yang Sering Sebabkan Kepala Terasa Gatal, Simak dr. Arieffah, Sp.KK
Apabila kita rajin mencuci rambut, pasti hygiene dan sanitasinya akan lebih baik.
Kemungkinan untuk tertilar kutu rambut pun jauh lebih kecil atau bisa diminimalisir.
Perlu diketahui bahwa penulran kutu rambut bisa dari orang ke orang dan dari benda yang sudah terkontaminasi kutu ke orang.
Jika penularan dari orang ke orang biasanya memang harus yang berkontak erat.
Bisa dimungkinkan penularan dengan kontak erat dikarenakan satu rumah maupun satu lingkungan bahkan satu tempat tidur sama-sama atau bisa saja karena sharing benda seperti sirir dan bantal.
Sisir, bantal dan topi tanpa kita sadari bisa menjadi media penularan dari kutu rambut.
Baca juga: Bagaimana Kutu Bisa Hidup pada Rambut Manusia? Berikut Ulasan dr. Arieffah Sp.KK
Dalam satu rumah tidak musti harus semua orang tertular, hanya saja memang jika ada satu individu yang mengalami kutu rambut pasti dokter akan menyarankan untuk screening.
Setiap anggota keluarga akan dicek terlepas dari bergejala atau tidak bergejala.
Apabila memang suah ditemukan pada salah satu anggota keluarga, misalnya disalah satu anggota yang lain hanya ditemukan telur kutu saja atau bahkan kutunya, berarti walaupun tidak bergejala ditemukan adanya jejak atau tanda infeksi pasti akan dilakukan pengobatan.
Begitu juga pada seseorang yang berbagi kamar dan berbagi tempat tidur, dengan atau tanpa gejala pasti akan langsung dilakukan pengobatan.
Baca juga: Bukan Terbang, Ini Cara Penularan Kutu Rambut yang Sebenarnya menurut dr. Arieffah, Sp.KK
dr. Arieffah menyampaikan, memang anggota keluarga satu rumah tiak perlu diobati tetapi begitu ditemukan satu orang yang terinfeksi, maka harus segera dilakukan pelacakan sampai manakah penularan kutu tersebut.
Apabila terdapat jejak, maka akan langsung dilakukan pengobatan.
Jika orang tersebut tidak bergejala tetapi berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi kutu, maka akan dilakukan rencana pengobatan.
Baik bergejala maupun tidak bergejala, tetap saja akan dilakukan pengobatan.
dr. Arieffah juga mengatakan, jika memang bisa pengobatan tersebut akan dilakukan secara bersama-sama untuk mencegah penularan yang tidak putus-putus.
Misalnya salah satu orang sudah dilakukan pengobatan, tetapi teman tidurnya belum diobati dan ternyata memang sudah terinfeksi.
Pada saat individu yang awal sudah selesai pengobatan, ternyata indivodu kedua bisa menularkan kembali pada individu pertama.
Oleh karena itu seringkali dianggap kutuan pada rambut sulit untuk disembuhkan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Timur bersama dengan dr. Arieffah Sp.KK. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Hermina Solo.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)