Breaking News:

5 Fakta Virus Corona Varian Omicron XBB yang Masuk Indonesia, Benarkah Tidak Mematikan?

Ada kekhawatiran XBB dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, bahkan meningkatkan risiko kematian, benarkah?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron XBB - FOTO: Tenaga medis melakukan simulasi alur masuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/3/2020). Simulasi dari mulai pasien terduga Covid-19 datang ke RSHS, diperiksa di ruang Isolasi IGD, hingga dibawa ke Ruang Khusus Isolasi Kemuning tersebut, dilakukan untuk melatih kesiapan tenaga hingga sarana medis dalam menangani dan merawat pasien terduga virus corona yang masuk ke RSHS Bandung. 

TRIBUNHEALTH.COM - Munculnya virus corona varian Omicron, subvarian XBB, kembali menghebohkan publik.

Apa lagi kini varian tersebut sudah terdeteksi di Indonesia.

Ada kekhawatiran XBB dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, bahkan meningkatkan risiko kematian.

Terlebih lagi, varian XBB turut menyumbang kenaikan gelombang kasus Covid-19 di Singapura.

Dilansir TribunHealth.com dari berbagai sumber, berikut ini sederet fakta-fakta yang diketahui mengenai virus corona omicron XBB.

1. Sudah masuk Indonesia 

Ilustrasi virus corona varian XBB
Ilustrasi virus corona varian XBB (Pixabay)

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengonfirmasi terdeteksinya virus omicron XBB di Indonesia.

“Ada varian baru namanya XBB. Varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati terus,” kata Budi Gunadi Sadikin, dilansir Tribunnews dari Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) secara virtual, Jumat (21/10/2022).

Namun, Budi Gunadi Sadikin menyebut angka kasus Covid-19 di tanah air masih lebih rendah, berada pada kisaran 2.000 kasus per hari (semua varian).

“Mudah-mudahan nanti di Januari-Februari kita bisa menghadapi potensi kenaikan dengan baik seperti Juli-Agustus ini, sehingga Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang 12 bulan berturut-turut tidak terlihat ada lonjakan,” tuturnya.

Baca juga: 6 Gejala Virus Corona Varian Omicron, Sakit Tenggorokan Termasuk Banyak Dikeluhkan

2 dari 4 halaman

2. Asal-usul

Ilustrasi mutasi virus corona XBB
Ilustrasi mutasi virus corona XBB (Pixabay)

Epidemiolog, yang juga bekerja untuk WHO, Maria Van Kerkhove, memberi penjelasan mengenai varian ini.

Dia menyebut XBB adalah strain rekombinan BA.2.75 dan BA.2.10.1, katanya kepada India Times.

Kerkhove memaparkan strain rekombinan ini memiliki keuntungan pertumbuhan yang signifikan.

Baca juga: Subvarian Baru Virus Corona Punya Gejala yang Berbeda, Hanya Muncul pada Malam Hari

3. Kasus di Singapura

Singapura menjadi negara terdekat Indonesia yang melaporkan kenaikan kasus Covid-19, yang turut disumbang varian XBB.

Budi Gunadi Sadikin pun menyorot kenaikan kasus Covid-19 di Singapura, yang mencapai angka 6.000 kasus per hari.

“Singapura kasusnya sekarang naik lagi ke 6.000 per hari. Padahal penduduk singapura 5 juta penduduk kita 270 juta,” kata Budi.

Langkah-langkah manajemen keamanan pengunjung di semua bangsal rumah sakit dan rumah perawatan di Singapura telah diperketat hingga 10 November, menyusul meningkatnya kasus Covid-19 di negara tetangga tersebut.

Pada hari Sabtu (15/10/2022), Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan infeksi XBB kemungkinan akan memuncak sekitar pertengahan November, dilansir TribunHealth.com dari Channel News Asia.

3 dari 4 halaman

Meski telah mengakibatkan kenaikan kasus selama satu bulan terakhir, sejauh ini varian XBB tidak memicu penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya.

Baca juga: Omicron Bukan Varian Terakhir Covid-19 , Pakar Ingatkan Virus Corona Bakal Terus Bermutasi

4. Ada kemungkinan Singapura wajibkan penggunaan masker

ilustrasi penggunaan masker
ilustrasi penggunaan masker (grid.id)

Ong menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan (MOH) sedang memantau situasi dengan cermat.

Itu berarti pemerintah Singapura tidak mengesampingkan penerapan kembali protokol kesehatan, seperti pemakaian masker.

Tetapi pihaknya akan mencoba "yang terbaik" untuk tidak mengganggu kehidupan normal.

Baca juga: China Ciptakan Masker yang Bisa Deteksi Covid-19 hingga Flu Burung dalam 10 Menit

5. Tak ada bukti XBB sebabkan kematian dan penyakit parah

ilustrasi pasien covid-19 parah
ilustrasi pasien covid-19 parah (kompas.com)

Tidak ada bukti bahwa gelombang XBB saat ini menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam kematian atau penyakit parah, kata Dr Paul Tambyah, presiden Masyarakat Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik.

Sebagian besar pasien yang ditemui Dr Tambyah dalam beberapa hari terakhir dalam keadaan sehat, tetapi anggota keluarga mereka "sangat cemas dan telah meminta pemantauan lebih dekat".

“Sementara jumlah kasus telah meningkat secara signifikan, jumlah kasus ICU dan kematian tidak meningkat secara bersamaan dan tetap sama dengan jumlah pada awal Agustus ketika ada kasus yang jauh lebih sedikit secara keseluruhan,” tambahnya, mengutip grafik di situs web Kementerian Kesehatan.

Hal senada juga disampaikan Maria Van Kerkhove.

4 dari 4 halaman

Mengenai tingkat keparahan infeksi yang disebabkan oleh sub varian ini, Maria menyebut pihaknya tidak melihat adanya perubahan tingkat keparahan tetapi terlalu dini untuk mengatakan itu dengan data yang tersedia terbatas.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Covid-19OmicronXBBmaskerSingapuravirus coronaPandemi Covid-19Budi Gunadi SadikinMenteri KesehatanMaria Van KerkhoveEpidemiologi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved