TRIBUNHEALTH.COM - Retina mata lepas bisa dialami semua usia, namun yang sering terjadi biasanya pada usia 40 - 70 tahun.
Meningkatnya kasus tersebut juga terdapat faktor-faktor resikonya, yakni minus mata atau memiliki rabun jauh yang tinggi, atau adanya riwayat trauma, maupun riwayat operasi sebelumnya.
dr. Rani Himayani menyampaikan, perlu berhati-hati juga apabila pada keluarga ada yang pernah mengalami retina mata lepas tentu harus lebih waspada.
Minus atau rabun jauh dibagi menjadi 3, yaitu minus ringan dibawah minus 3 dioptri, minus sedang yaitu 3-6 dioptri dan pada minus berat yakni diatas minus 6 dioptri.
Memang rabun jauh diatas minus 6 atau miopia gravior, lebih beresiko karena retina menjadi lebih tipis dan sudah ada perubahan pada cairan bola mata.

Baca juga: Waspada Retina Mata Lepas yang Beresiko Mengalami Kebutaan Permanen
dr. Rani Himayani menyampaikan, biasanya lebih cepat terjadi penyusutan atau pencairan yang lebih cepat, oleh karena itu lebih beresiko.
Faktor penyebab dari retina mata lepas yaitu minus tinggi, anggota keluarga sudah ada yang memiliki riwayat tersebut atau riwayat operasi mata sebelumnya.
Baik operasi katarak, operasi karena pernah trauma, atau riwayat operasi tekanan bola mata tinggi seperti glaukoma.
Ada juga resiko karena memiliki peradangan yaitu infeksi dari bola mata yang terus menerus, atau adanya riwayat kencing manis.
dr. Rani Himayani menyampaikan, terdapat tipe-tipe untuk retina mata lepas.
Berdasarkan penyebabnya, akan muncul tipe-tipe retina mata lepas.
Baca juga: Waspada Alami Gangguan Mata, Dokter Imbau Bayi Baru Lahir Lakukan Screening Mata
Sedangkan truma, misalkan karena adanya riwayat kecelakaan sebelumnya secara tidak sengaja mata terbentur.
Karena benturan yang keras tersebut menyebabkan tarikan pada retina mata.
Adanya luka karena trauma menyebabkan lapisan retina yang tipis dan transparan, apabila terjadi perlubangan pada retina dan cairan didalam bola mata akan masuk ke dalam robekan.
Sehingga menyebabkan retina yang tipis terangkat dan lepas.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Rani Himayani Sp.M. Seorang dokter spesialis mata Rumah Sakit Natas Medika Lampung Selatan.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)