TRIBUNHEALTH.COM - Retina mata lepas atau istilah medisnya Ablasio retina merupakan salah satu penyakit mata yang membuat banyak orang merasa khawatir.
Sebab dengan adanya kondisi terlepasnya retina atau disebut dengan selaput jala dari posisi aslinya.
Retina memiliki 10 lapisan, dan pada kondisi ini lapisan tersebut terlepas dari epitel pigmen retina.
Kondisi ini bisa menyebabkan mata menjadi buta secara permanen, apabila tidak langsung mendapatkan penanganan dengan segera.
dr. Rani Himayani menyampaikan, dari literatur angka kejadian atau prevalensi lepasnya retina didunia memang 1 kasus bisa terjadi dalam 10.000 populasi.

Baca juga: Mata Malas Apakah karena Adanya Masalah pada Otak? Ini Penjelasan Dokter
Retina mata lepas bisa dialami semua usia, namun yang sering terjadi biasanya pada usia 40 - 70 tahun.
Meningkatnya kasus tersebut juga terdapat faktor-faktor resikonya, yakni minus mata atau memiliki rabun jauh yang tinggi, atau adanya riwayat trauma, maupun riwayat operasi sebelumnya.
dr. Rani Himayani menyampaikan, perlu berhati-hati juga apabila pada keluarga ada yang pernah mengalami retina mata lepas tentu harus lebih waspada.
Minus atau rabun jauh dibagi menjadi 3, yaitu minus ringan dibawah minus 3 dioptri, minus sedang yaitu 3-6 dioptri dan pada minus berat yakni diatas minus 6 dioptri.
Baca juga: Postpartum Depression Bisa Terjadi pada Pria, Dapat Disebabkan Faktor Hormonal hingga Kecemasan
Memang rabun jauh diatas minus 6 atau miopia gravior, lebih beresiko karena retina menjadi lebih tipis dan sudah ada perubahan pada cairan bola mata.
dr. Rani Himayani menyampaikan, biasanya lebih cepat terjadi penyusutan atau pencairan yang lebih cepat, oleh karena itu lebih beresiko.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Rani Himayani Sp.M. Seorang dokter spesialis mata Rumah Sakit Natas Medika Lampung Selatan.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)