TRIBUNHEALTH.COM - Pernahkah Anda mendengar mengenai penyakit usus buntu?
Penyakit usus buntu adalah peradangan pada usus buntu atau apendiks, yaitu organ berbentuk kantong berukuran 5-10 cm yang tersambung ke usus besar.
Secara etiologi, penyebab penyakit usus buntu diakibatkan oleh obstruksi dan infeksi.
Obstruksi terjadi akibat adanya penyumbatan.
Baca juga: Riwayat Keluarga Penderita Melasma Memiliki Kemungkinan Lebih Tinggi untuk Alami Kondisi Melasma
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.

Baca juga: Meskipun Berbasic Minyak, Nyatanya Face Oil Bermanfaat untuk Tetap Minghidrasi Kulit
Usus buntu belum tentu disebabkan faktor genetik
Ada beberapa anggapan di masyarakat jika usus buntu bisa disebabkan karena faktor genetik atau keturunan.
Namun mengenai hal ini, informasi penyakit usus buntu yang disebabkan karena keturunan atau faktor genetik, belum banyak didapatkan.
Obat yang dikonsumsi harus berdasarkan resep dokter
Banyak penderita usus buntu yang mengkonsumsi antibiotik.
dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B mengatakan jika ada orang yang mengkonsumsi antibiotik kemudian sembuh dan ada pula yang kambuhan atau berulang.
dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B tegaskan jika pemberian obat antibiotik harus berdasarkan resep dari dokter.
Baca juga: Jangan Salah, Ternyata Kulit Keriput dan Kulit Kendur Adalah Dua Hal yang Berbeda

Baca juga: Deteksi Hipotiroid Kongenital Lebih Cepat, Bisa Cegah Anak Alami Keterlambatan Tumbuh Kembang
Berdasarkan penjelasan dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B orang-orang yang berulang kali konsumsi antibiotik pada saat terjadi peradangan dan kemudian sembuh, suatu saat penyakit tersebut akan terus berulang.
Hal ini dapat menimbulkan bahaya jika tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baiknya dilakukan pemeriksaan ke dokter, sehingga dapat diketahui kondisi pasti penyakit usus buntu yang dialami oleh pasien.
Setelah pemeriksaan dokter akan mengetahui apakah usus buntu mengalami pelebaran akut usus buntu atau belum.
Pengobatan usus buntu
Pengobatan sendiri tanpa arahan dokter yang dilakukan terus menerus dapat menyebabkan usus buntu mengalami kebocoran.
Tentunya kondisi ini dapat membahayakan pasien.
Hal ini juga bisa menyebabkan usus buntu pecah.
Cairan di dalam usus buntu akan keluar ke cavum abdomen dan akan menyebabkan peradangan di dalam perut.
Biasanya pasien akan mengalami vital sign atau tanda-tanda vital yang tidak bagus.
Seperti tensi tidak baik, nadi meningkat dengan cepat, suhu tubuh tinggi, perut menjadi kejan, dan terkadang ada pasien yang bisa sampai meninggal sebelum mengunjungi rumah sakit.
Baca juga: Sejak Usia Kehamilan 2 Bulan Sering Sariawan Padahal Dulu Tidak Pernah, Apakah Faktor Hamil?

Baca juga: dr. Ariantri M.Sc., Sp.PD, K-GH Paparkan Diagnosis yang Berkaitan dengan Saluran Cerna Bawah
Hal ini dikarenakan pasien mendapatkan penanganan terlambat.
Menurut dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B hal-hal seperti ini bisa diantisipasi.
Dengan cara melakukan pemeriksaan dengan dokter sejak dini.
Penyakit usus buntu biasanya ditandai dengan rasa nyeri dibagian perut bawah sebelah kanan.
Apabila ditekan dan dilepas akan tetap terasa nyeri.
dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B mengatakan jika rata-rata pasien merasakan gejala tersebut.
Tanda-tanda lain yang bisa terjadi yakni pasien mengalami mual hingga muntah serta gangguan makan.
Baca juga: Alami Varises, Sebaiknya Konsultasi dengan Dokter Apa? dr. Novi Anggriyani, Sp. JP (K). Menjawab
Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Umum, dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Oktober 2021.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.