TRIBUNHEALTH.COM - Mendeteksi penyakit mata sangat penting dilakukan.
Langkah yang bisa dilakukan yakni melakukan pemeriksaan mata.
Berdasarkan penuturan dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M, terdapat aturan dalam melakukan pemeriksaan mata. Aturan ini disesuaikan dengan usia.
Baca juga: Mitos ataukah Fakta Memakai Kacamata Hitam Dapat Mengurangi Kerutan di Bawah Mata?
Pada orang dewasa, sebaiknya melakukan pemeriksaan 2 hingga 5 tahun sekali.
Terkhusus pada usia 20 hingga 40 tahun disarankan setiap 5 tahun.
"Dilakukan seperti itu paling tidak pernah periksa mata 1 kali," imbuh Irfan dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.

Lalu memasuki usia 40 tahun ke atas setiap 2 tahun sekali.
Berbeda dengan usia di atas 60 tahun yang perlu memeriksakan mata setiap 1 tahun sekali.
Karena ada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh usia. Termasuk salah satunya katarak.
Baca juga: Selain Proses Degeneratif, Trauma Bisa Menjadi Penyebab Katarak? Simak Penjelasan dr. Hadi Prakoso
Bila mengalami kelainan, lakukan pemeriksaan setiap 1 hingga 2 tahun sekali.
Lebih lanjut, tak hanya pada orang dewasa saja, pemeriksaan mata juga perlu dilakukan sejak bayi baru lahir.
Lakukan pemeriksaan screening mata pada usia 6 bulan - 3 tahun, lalu 3 tahun - 5 tahun dengan sekali pemeriksaan.

Sehingga sejak lahir sampai usia tua, dibutuhkan kontrol kesehatan mata secara rutin.
Faktor Risiko Gangguan Mata
Irfan mengatakan, bahwa setiap orang berisiko memiliki gangguan mata tanpa memandang usia.
"Mulai dari lahir sampai tua faktor risiko untuk gangguan kesehatan mata itu ada," ucap Irfan.
Keadaan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:
Baca juga: Jangan Menangis ketika Bintitan, Dokter Sebut Bintitan Bisa Picu Mata Bertambah Silinder
- Nutrisi
- Lingkungan
- Kebiasaan
- Pekerjaan

- Penyakit lain
- dan genetik.
Karena itu, setiap orang dianjurkan melakukan kontrol kesehatan mata.
Baca juga: Peradangan Terus Menerus pada Selaput Bening Mata Mengakibatkan Komplikasi Ulkus Kornea
"Sebagai manusia tidak akan luput dari faktor semua yang mempengaruhi kesehatan mata," ucap Irfan.
Gadget Tingkatkan Masalah Mata
Penggunaan gadget saat ini meningkatkan jumlah kasus orang dengan mata minus.
Pasalnya pada saat menggunakan gadget, sering kali seseorang menatapnya dengan jarak dekat.
Padahal tindakan ini bisa memicu risiko mata terkena gangguan refraksi.

"Jadi penggunaan gadget ini berkaitan dengan penglihatan dekat."
"Penglihatan dekat ini yang berlebihan akan meningkatkan risiko mata terkena gangguan refraksi atau mata minus," ungkap Irfan.
Karena itu dibutuhkan cara penggunaan gadget yang tepat agar terhindar dari mata minus.
Baca juga: dr. Rani Himayani, Sp.M Sebut Memiliki Minus Tinggi Tidak Disarankan Menggunakan Lensa Kontak
Yakni bermain gadget tidak lebih dari 2 jam. Jika memang sulit, bisa menerapkan prinsip 20-20-20.
Artinya setiap 20 menit melihat gadget secara dekat maka 20 detik selanjutnya istirahatkan mata dengan melihat benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter).
Rokok Picu Gangguan Mata
Merokok adalah kebiasaan yang masih banyak dilakukan masyarakat. Terutama pada kaum pria.
Kebiasaan ini sering kali sulit dihentikan meskipun telah diketahui bahayanya.

Telah diketahui bersama, bahwa bahaya dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan masalah jantung.
Rupanya tak hanya pada organ itu saja, kebiasaan merokok juga mempengaruhi kesehatan mata.
Baca juga: Infeksi Jadi Penyabab Utama Ulkus Kornea, Termasuk karena Penggunaan Softlens yang Tidak Tepat
"Jadi ada beberapa penyakit, salah satunya penyakit di saraf mata yang berhubungan dengan kebiasaan merokok," kata Irfan.
Sehingga karena ada penyakit tersebut, sering kali dokter akan menanyakan pada pasien yang akan memeriksakan matanya terkait kebiasaan merokok.
Penjelasan dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)