TRIBUNHEALTH.COM - Ada banyak faktor risiko terjadinya kanker usus dengan sejumlah gejala yang tidak disadari.
Salah satunya adalah perubahan pola buang air besar atau BAB yang menjadi gejala kanker usus.
Banyak masyarakat yang tidak mengerti akan tanda perubahan pola BAB yang bisa mengarah pada penyakit keganasan.
Baca juga: 3 Makanan Berikut Dapat Tingkatkan Risiko Terkena Kanker, Termasuk Makanan Ultraproses
Akhirnya penyakit menjadi terlambat dideteksi. Kira-kira apa yang memicunya?
Untuk mengetahuinya simak ulasan dr. Muhammad Singgih Nugraha, Sp. B.
Singgih merupakan alumnus dari Fakultas Kedokteran UNS.

Ia mengikuti pendidikan strata 1 (S1) pada 2001.
Tepat pada 2007 ia telah diangkat menjadi seorang dokter.
Tidak puas dengan ilmu yang diperolehnya, Singgih kemudian melanjutkan pendidikan.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Usus saat Kita Sembelit atau Susah BAB, menurut dr. Muhammad Singgih Nugraha
Pendidikan yang diambil ialah spesialis bedah.
Singgih menyelesaikan pendidikannya tersebut pada 2020.

Kini ia bergelar sebagai dokter spesialis bedah umum.
Saat ini Singgih berdinas di RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
Tanya:
Dokter mengapa banyak kasus pasien terlambat mendeteksi penyakit kanker usus?

Baca juga: Masyarakat Indonesia Banyak Alami Kanker Usus Besar, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah
Ara, Solo.
dr. Muhammad Singgih Nugraha, Sp. B Menjawab:
Karena rata-rata pasien merasa tidak ada keluhan, seperti lemas hingga pingsan.
Baca juga: Tanda Pola BAB Bermasalah yang Bisa Berisiko Kanker Kolon atau Usus Besar, Simak Kata Dokter Berikut
Selain itu pula juga tidak memperhatikan perubahan pola buang air besar.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)