TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa orang mengalami kecemasan saat akan mengunjungi dokter gigi.
Kondisi ini dikenal sebagai dental anxiety, di mana seseorang cemas saat mengatikan dokter gigi dengan potensi bahaya yang mungkin dialami.
Situs medis Medical News Today (MNT) menyebut ini adalah reaksi umum.
Dalam satu studi tahun 2017, para peneliti menemukan bahwa di antara lebih dari 300 peserta, 19 persen memiliki tingkat kecemasan yang tinggi saat akan ke dokter gigi.
Mereka juga mengakui bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan tingkat populasi umum 50-80 persen.
Pemicu dental anxiety dapat mencakup hal-hal umum di kantor dokter gigi, seperti bor atau jarum, atau hanya pemikiran tentang kantor pada umumnya.
Dental anxiety dapat menyebabkan seseorang melewatkan janji temu atau menghindari pergi ke dokter gigi sama sekali, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mulut mereka dan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Dilansir TribunHealth.com dari MNT pada Selasa (23/8/2022), berikut ini fakta-fakta seputar dental anxiety.
Penyebab dental anxiety
Dental anxiety dapat terjadi karena berbagai alasan potensial.
Bagi sebagian orang, pengalaman negatif sebelumnya di kantor dokter gigi, seperti gigi berlubang, atau pengalaman tidak menyenangkan di kantor dokter mana pun.
Pengalaman traumatis lainnya juga dapat menyebabkan kecemasan, seperti pelecehan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Depresi dan Kecemasan Picu Kelalahan Berkepanjangan, Ini Bedanya dengan Lelah Biasa
Dalam sebuah studi 2018, para peneliti menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kecemasan gigi yang lebih tinggi juga memiliki tingkat komorbiditas lain yang tinggi, termasuk:
- fobia, seperti agorafobia atau klaustrofobia
- kecemasan
- depresi
- gangguan suasana hati
- gangguan jiwa lainnya
Gejala
Baca juga: 5 Dampak Konsumsi Kafein Terlalu Banyak, Sebabkan Pusing, Cemas, hingga Lekas Marah
Gejala dental anxiety dapat bervariasi di antara orang-orang.
Beberapa gejala potensial yang mungkin dialami seseorang karena dental anxiety meliputi:
- detak jantung meningkat
- berkeringat
- tanda-tanda panik atau tertekan
- tekanan darah menurun
- pingsan
- penarikan diri dari situasi, yang dapat mencakup humor atau agresi untuk menutupi ketakutan mereka.
Beda dengan fobia gigi
Kecemasan gigi tidak sama dengan ketakutan atau fobia gigi.
Namun, banyak penelitian menggunakan ketakutan dan kecemasan secara bergantian, yang dapat membuat sulit untuk menentukan dengan tepat kondisi mana yang dimaksud oleh peneliti.
Ketakutan gigi terjadi karena penyebab spesifik yang diketahui.
Misalnya, seseorang dengan ketakutan gigi dapat mengidentifikasi dengan tepat apa yang mereka takuti, seperti bor atau jarum di mulut mereka.
Baca juga: Sering Mual pada Malam Hari? Waspadai Adanya Gangguan Kecemasan hingga Tukak Lambung
Sebagai perbandingan, kecemasan gigi adalah ketakutan yang lebih umum akan hal yang tidak diketahui yang diasosiasikan seseorang dengan kantor dokter gigi.
Ini bisa jadi karena tidak mengetahui apakah ada sesuatu yang salah, mengkhawatirkan perawatan tertentu, atau mengingat rasa sakit dari kunjungan sebelumnya.
Ketakutan dan kecemasan dapat menyebabkan respons emosional, fisik, kognitif, dan perilaku dalam diri seseorang.
Fobia gigi adalah ketakutan atau teror yang ekstrem, persisten, dan tidak realistis terkait dengan pergi ke dokter gigi.
Baca juga: Gigi Palsu Tidak Sama Persis Seperti Gigi Asli Tetapi Mampu Mengembalikan Fungsi Gigi Asli
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Kesehatan Mental (DSM-V) mengakui fobia gigi sebagai jenis fobia tertentu.
Sebaliknya, para peneliti telah mencatat bahwa kecemasan gigi kemungkinan harus dikelompokkan sebagai bagian dari gangguan kecemasan di DSM-5 daripada kecemasan terkait dokter gigi tertentu.
Ketiganya dapat menyebabkan seseorang menghindari kantor dokter gigi atau melewatkan janji temu.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)