TRIBUNHEALTH.COM - Menjaga kesehatan paru sangat penting untuk dilakukan.
Jangan sampai melakukan sejumlah kebiasaan yang justru bisa membahayakan fungsi paru itu sendiri.
Mengingat, jika paru-paru bermasalah maka kualitas hidup seseorang akan terganggu.
Baca juga: Kenali Kondisi Tumor Selaput Paru, Berikut Pencetus hingga Gejalanya, Dokter: Muncul Sesak Napas
Biasanya gangguan pada paru seringkali terlambat dideteksi.
Untuk mengantisipasi kondisi yang lebih buruk, ada baiknya untuk melakukan sejumlah pemeriksaan.
Berikut pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk deteksi penyakit pada paru.

Simak penjelasan dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P.
Wanita yang berasal dari Surakarta ini lahir pada 5 November 1986.
Kini Wahyuningtyas menjalani praktek sebagai Dokter Spesialis Paru di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Baca juga: Profil dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P yang Berpraktek di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Sebelum menjadi seorang dokter, Wahyuningtyas telah menempuh berbagai jenjang pendidikan.
Terakhir ia menamatkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dengan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi.
Setelah sebelumnya menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas di kota yang sama.

Tercatat 3 pelatihan yang pernah ia ikuti, seperti:
1. Advanced Trauma Life Support (ATLS)
Baca juga: Penyebab Paru Rentan Terkena Bakteri, Simak dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P
2. Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
3. Advanced Cardia
Tanya:
Dokter apa saja pemeriksaan yang diperlukan ketika mendeteksi adanya masalah paru pada seseorang?

Dea, Solo.
dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P Menjawab:
Biasanya ketika pasien datang ke rumah sakit, kita tanyakan gejalanya apa saja yang dirasakan.
Baca juga: Waspada, Dokter Sebut Kurun Waktu Seseorang Bisa Alami Penyakit Paru Akibat Bekerja di Malam Hari
Kemudian kita lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui fungsi parunya dari suara paru.
Lalu dilakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop, kita periksa dinding dadanya.

Lalu dilanjut pemeriksaan penunjang dengan foto toraks dan bila perlu dilakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri.
Kemudian dari foto toraks didapatkan gambaran yang kita curigai adanya penyakit tertentu di paru-paru, baru kita lakukan pemeriksaan penunjang lagi.
Untuk mendukung pembuktian kita terhadap penyakit tersebut.
Baca juga: Waspada, TBC Penyakit Mudah Menular Melalui Udara dan Tidak Menunjukkan Gejala
Misalnya ada gambaran bentuk TBC (Tuberkulosis), kita konfirmasi dengan keluhan pasien dan pemeriksaan fisik.
Bila ternyata mendukung, maka kita lakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan adanya kuman TBC.

Berikutnya jika ditemukan adanya sesuatu ditambah adanya bunyi ngik-ngik dan mengarah ke PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis) atau asma kita lanjut ke tes fungsi paru.
Baca juga: Berbagai Kondisi Medis Bisa Picu Batuk Kronis, Mulai dari Asma, PPOK, hingga Kanker Paru-paru
Jika ditemukan adanya keganasan pada hasil rontgen, baru kita lakukan pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan dada, teropong saluran napas, biposi, dan lain-lain.
Dengan cara ini diharapkan agar pengobatannya jauh lebih efektif yang mengarah pada diagnosanya.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)