TRIBUNHEALTH.COM – Hiperpigmentasi kulit memang tak berbahaya, namun cukup mengganggu penampilan akibat bercak-bercak yang ditimbulkan.
Ketika melakukan aktivitas, usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari.
Sebagai upaya pencegahannya, sebaiknya menggunakan sunscreen dengan SPF 30 setiap hari sebelum menjalankan aktivitas agar kulit tetap terlindungi dari paparan sinar matahari.
Untuk membahas mengenai informasi kesehatan dan perawatan kecantikan, kita bisa bertanya langsung dengan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang sudah berkompeten seperti dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK.
dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK merupakan seorang Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
Baca juga: dr. Lusiyanti, M.Med Ungkap Kondisi Tertentu yang Meningkatkan Risiko Terjadinya Hiperpigmentasi
Baca juga: Benarkah Bintik-bintik Putih pada Pipi Bayi adalah Salah Satu Jenis Hiperpigmentasi Kulit?
dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK telah lulus dari sejumlah Universitas ternama yang berada di Indonesia maupun luar negeri.
Kompetensi yang dimiliki oleh dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK memang tidak bisa diragukan.
dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK merupakan alumni dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, ChongQing Medical University (China), dan Universitas Diponegoro.
Perlu menjadi informasi jika dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK juga memiliki pengalaman yang cukup lama sekitar 10 tahun di bidang dermatologi yang mempelajari kulit, rambut dan kuku.
Selain itu, pengalamannya di bidang venerologi yang mempelajari seputar kelamin juga tak bisa diragukan.
Baca juga: Benarkah Hiperpigmentasi Kulit Cenderung Dialami oleh Orang Berkulit Putih? dr. Lusiyanti Menjawab
Baca juga: Profil dr. Lusiyanti M.Med, Sp.KK yang Menjadi Dokter Spesialis di Derma-V Clinic
Pengalaman dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK dalam bidang kedokteran kulit dan kelamin antara lain:
- Injectables : Botox, Filler, Skinbooster, Salmon Healer, Collagen Stimulator, dan lain-lain
- Lasers : Nd-YAG Laser, CO2 Ablatove atau Fractional Laser, Vascular Laser, dan lain-lain
- Other devices : Fractional RF, HIFU atau Ultheraphy, Monopolar RF, Vaginal Tightening RF, Microneedling, PRP, IPL, Electrocauter, dan lain-lain
- Treadlifting, Minor Skin Surgery, Scar Revision
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK akan menjawab seluruh pertanyaan Tribunners seputar kesehatan dan perawatan kecantikan.
Pertanyaan:
Dok saya ingin bertanya dok.
Bagaimana cara mencegah terjadinya hiperpigmentasi kulit?
Alvia, Tinggal di Banyuwangi.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Penyebab Kulit Keriput dan Kulit Kendur, Simak Penjelasan dr. Vonny Ovia
Baca juga: Alasan Kulit Kendur Tak Bisa Dihindari, Simak dr. Vonny Ovia R, Dipl. CIBTAC
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK Menjawab:
Untuk kasus hiperpigmentasi yang disebabkan karena genetik, pada dasarnya tidak bisa dicegah.
Jadi misalnya diturunkan beberapa tanda lahir pada bokong, pada kulit wajah itu tidak bisa kita cegah.
Jadi kondisi ini harus ditangani oleh pakarnya bagaimana baiknya untuk penanganan kasus tersebut kalau sudah terjadi.
Tetapi beberapa tanda lahir bisa menghilang sendiri.
Seperti pada Mongolian spot akan menghilang sendiri setelah umur tertentu.
Kemudian untuk jenis hiperpigmentasi yang didapat, dokter harus memilah terlebih dahulu apa penyebabnya.
Misalnya yang disebabkan karena obat-obatan maka harus dihentikan penggunaan obat tersebut.
Baca juga: Jerawat Bisa Timbul Akibat Gesekan Antara Masker dan Kulit, Ini Penjelasan dr. Citra Anggraeny
Baca juga: Dokter Paparkan Kondisi Kulit yang Tak Boleh Lakukan Tanam Benang dan Tarik Benang
Kemudian dilakukan penanganan yang sesuai dengan tipe hiperpigmentasi yang dialami.
Apabila tipe yang didapat karena pengaruh hormonal, maka hormonya harus diperbaiki terlebih dahulu.
Sebagai contoh jika disebabkan karena obat KB, maka obat KB tersebut harus dihentikan.
Jika disebabkan karena terpapr matahari secara berlebihan, sehingga harus menggunakan sunscreen secara rutin dan melakukan pencegahan-pencegahan lainnya misalnya kalau bekerja di bawah matahari maka harus menggunakan topi yang lebar atau menggunakan kacamata maupun menggunakan pakaian-pakaian yang bersifat melindungi atau proteksi matahari.
Apabila disebabkan karena penggunaan kosmetik tertentu atau alergi bahan tertentu sehingga setelah digunakan menimbulkan bercak kehitaman di wajah, maka kosmetik tersebut harus dihindari.
Atau yang paling banyak ditemui saat ini misalnya penggunaan krim ‘abal-abal’ yang tidak memiliki izin BPOM atau mengandung hidrokuinon yang tinggi maka akan menimbulkan okronosis eksogen.
Kondisi tersebut berupa hiperpigmentasi yang berwarna keabu-abuan atau kehitaman pada area wajah tapi bukan seperti pigmen pada umumnya, tetapi merupakan pigmentasi yang mengendap di kulit dan susah sekali untuk dihilangkan.
Baca juga: Cara Memilih Sabun yang Sesuai Jenis Kulit, Simak Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Nadia Meutia R
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.