TRIBUNHEALTH.COM - Dokter gigi adalah profesi yang menangani dan melakukan perawatan pada gigi bermasalah.
Tentu saja gelar dokter gigi ini tak sembarangan diberikan.
Perlu dipastikan keahlian dan kecakapan teori yang memumpuni agar seseorang bisa disahkan menjadi dokter gigi.
Baca juga: drg. Andi Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K): Infeksi Tidak Boleh Terjadi setelah Proses Pencabutan Gigi
Karena itu, tak perlu takut bila bertemu dan melakukan pemeriksaan dengan seorang dokter gigi.
Dokter Gigi Ivanna Belopandung, hingga kini masih ada sejumlah orang yang takut ke dokter gigi. Mayoritas orang tersebut ialah laki-laki.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Manado Official, ketakutan tersebut terjadi bukanlah tanpa penyebab.
Menurut Ivanna hal di atas seringkali disebabkan lantaran orangtua yang sering menakut-nakuti.
"'Nanti dokter akan suntik dan lain-lain', akhirnya jadi takut sama dokter gigi," terang Ivanna.
Oleh karena itu, ia berharap seluruh masyarakat memahami akan profesi dari seorang dokter gigi dan pentingnya dalam mengatasi gigi bermasalah.
Baca juga: 8 Tips Jaga Kebersihan Gigi Anak, Beri Contoh Sikat Gigi Sejak Dini hingga Rutin Kontrol ke Dokter
Cara pengenalan ini dapat dilakukan pada anak sedini mungkin.
Yakni dengan mengajaknya ke dokter gigi meskipun tidak ada masalah.
"Awalnya banyak anak kecil yang datang dan takut, lalu kita beri edukasi yang baik dan mengatasi ketakutan anak."
"Akhirnya anak datang ke dokter gigi selanjutnya tidak takut lagi," jelasnya.
Cara di atas bisa berlaku juga pada orang dewasa.
Jangan pernah berpikir malu akan kondisi gigi yang dialami.
Baca juga: Orang Tua Perlu Tahu, Kebiasaan Buruk Anak Menghisap Jari Menyebabkan Pola Pertumbuhan Rahang Atas
Karena segala masalah pada pasien sudah menjadi rutinitas harian yang dihadapi oleh setiap dokter gigi.
"Jadi nggak usah takut, malu, nanti pasti dokter akan memberikan komunikasi yang baik termasuk perawatan apa saja yang dibutuhkan," sambung Ivanna.
Rajin Kontrol Gigi
Menjaga kesehatan gigi sangat penting dilakukan.
Selain rajin membersihkan dengan menyikat gigi yang tepat, ada baiknya juga diikuti dengan rutin kontrol gigi di dokter gigi.
Sebaiknya upayakan melakukan pemeriksaan gigi dalam kurun waktu 3 hingga 6 bulan sekali.
Meskipun Anda merasa tidak mengalami masalah gigi apapun.
Karena dokter gigi bisa melihat lubang terkecil yang tidak bisa dilihat oleh masyarakat awam.
Baca juga: drg. Ummi Kalsum : Sebelum Melakukan Perawatan Estetika, Kondisi Gigi Berlubang Perlu Diperhatikan
Jangan sampai baru datang ke dokter gigi setelah mengalami masalah gigi.
"Kalau dokter gigi sudah melihat ada karang gigi, harus segera dibersihkan," imbuhnya.
Aturan pemeriksaan gigi ini bukan hanya berlaku pada orang dewasa saja, melainkan juga pada anak-anak.
Baca juga: Meski Ada Pandemi, Dokter Tegaskan Pentingnya Pemeriksaan Gigi Anak Secara Rutin
Kalau anak sudah mulai muncul gigi, orangtua harus tanggap dalam melatih anak untuk menyadari pentingnya memperhatikan kesehatan gigi.
Yakni dengan cara membersihkan gigi anak secara rutin yang bisa dibantu dengan menggunakan kain kassa.
Selanjutnya bila gigi permanen anak sudah tumbuh, bisa diajak ke dokter gigi untuk melakukan pencegahan gigi berlubang.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut Ivanna, gigi dan mulut berperan penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang.
Artinya jika gigi bersih dan sehat, maka bisa meningkatkan kepercayaan diri.
"Kalau kita sakit gigi, kerja jadi tidak bisa dan kemana-mana susah, maka pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut," paparnya.
Baca juga: Mengenal Gejala Kanker Lidah, Termasuk Terjadinya Pendarahan hingga Rasakan Sensasi Terbakar
Bila kesehatan gigi dan mulut tidak terjaga, maka sejumlah hal akan terjadi. Salah satunya seperti gigi berlubang.
Dalam bahasa medis, gigi berlubang disebut juga dengan karies gigi.
Dikatakan, hampir mayoritas masyarakat Indonesia mengalami gigi berlubang.
Gigi berlubang ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, melainkan juga pada anak-anak.
Ada banyak faktor penyebab gigi berlubang yang tidak melulu dari makanan manis.
Melainkan juga bisa berasal dari kebiasaan malas menyikat gigi.
Baca juga: Rutin Sikat Gigi dan Flossing Berdampak Baik pada Kesehatan Umum, Tak Cuma Gigi dan Mulut
"Makanan yang masuk di dalam mulut, lalu dibiarkan begitu lama dan tidak disikat, akan menimbulkan suasana asam."
"Bila terus terjadi dan tidak disikat akan menjadi bakteri dan bisa membuat lubang," ucap Ivanna.
Oleh karena itu penting sekali menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Tak perlu takut konsumsi makanan manis, asal setelah mencobanya segera menyikat gigi.
Utamanya lakukan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur.
"Biasanya banyak terjadi pada anak yang suka minum susu dengan dot, lalu tidak dibilas dengan sikat gigi tetapi langsung tidur," ucapnya.
Aturan Sikat Gigi
Sebaiknya dalam menyikat gigi menerapkan aturan yang tepat.
Ivanna menganjurkan sikat gigi dilakukan sebanyak 2 kali sehari saja.
Yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
"Banyak yang salah, biasanya sikat gigi setelah bangun tidur, lalu makan dan sisa makanan tidak dibersihkan di dalam mulut."
"Akhirnya memicu asam dan terjadi lubang pada gigi," tuturnya.
Baca juga: Benarkah Penggunaan Gigi Palsu Bisa Menyebabkan Rasa Ngilu? Begini Tanggapan drg. Muhammad Ikbal
Selanjutnya, bila sudah menyikat gigi saat malam hari jangan sampai konsumsi makanan atau minuman lagi. Terkecuali air putih.
Penjelasan Dokter Gigi Ivanna Belopandung, ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Manado Official.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)