TRIBUNHEALTH.COM - ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah kondisi yang harus diwaspadai.
Masalah kesehatan satu ini banyak menimpa anak-anak dibanding orang dewasa.
Meski demikian, menurut dr. S.T Andreas, M. Ked (Ped), Sp.A, semua usia berpotensi mengalami ISPA.
Baca juga: Batuk Akut Bisa Disebabkan Sederet Hal Berikut: Covid-19, ISPA, hingga Rhinitis Alergi
Terlebih bagi penduduk Jakarta yang memang tinggal di daerah yang banyak mengandung polusi.
Karena kondisi ini menyerang saluran pernapasan, banyak yang menyebut bahwa ISPA adalah kondisi berbahaya, benarkah demikian?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dr. S.T Andreas, M. Ked (Ped), Sp.A, memberikan ulasannya.

Berdasarkan pernyataannya, ISPA sangat berpotensi besar menjadi penyakit yang berbahaya.
Penyakit ini bersifat akut bila trjadi kurang dari 14 hari.
Jika ISPA tidak diobati dengan tepat, misalnya bila penyebabnya bakteri dan tidak diberi antiiotik, maka menyebabkan tanda ISPA muncul semakin lama dan memberat.
Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Batuk Disertai Muntah, Termasuk Kebiasaan Merokok hingga PPOK dan Asma
Bila pasien sudah mengalami gejala yang memberat, maka akan terjadi pneumonia.
Pneumonia itu akan menyerang saluran napas bawah dan akhirnya berdampak pada aktivitas lalu membuat pasien merasa sesak napas.

Baca juga: Cara Ampuh Mengatasi ISPA Tanpa Harus Datang ke Dokter, Ini Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani
"Kalau sudah sesak napas, maka aliran oksigen ke dalam parunya akan berbahaya dan akhirnya bisa menyebabkan kematian," ungkap Andreas.
Karena itu ia berpesan untuk segera berkunjung ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penanganan ISPA
Kasus ISPA bisa terjadi bukan hanya pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak.
Bahkan, seringkali kasus ISPA lebih mudah ditemui pada usia anak-anak.

Meski ISPA bisa menyerang usia berapa saja, namun teknik penanganannya sama.
Berikut ini alur penanganan ISPA yang tepat:
1. Beri obat demam
Bila sejak awal di rumah mengalami demam, maka pasien perlu segera diberi obat demam.
Baca juga: Demam Dengue Berbeda dengan Demam Berdarah, Begini Kata dr. Deborah Johana Rattu, MH.Kes., MKM
2. Tak wajib diberi obat batuk dan pilek
Bila mengalami batuk dan pilek, pasien diperbolehkan tidak segera mengonsumsi obat.
3. Jumlah cairan cukup

Baca juga: Waspada, Tidak Menjaga Pola Makan dan Kurang Minum Air Putih Bisa Memicu Terjadinya Stretch Mark
Pemberian cairan yang cukup sangat penting diberikan untuk pasien.
Bila ISPA terjadi pada bayi, maka dianjurkan untuk memberikan ASI ekslusif jauh lebih banyak.
Namun bila sudah bisa minum air putih, maka sah-sah saja jika ingin memberikan minuman ini.
4. Dipeluk
Anak-anak cenderung mudah menangis dan tidak tenang saat sakit, maka keluarga perlu memberikan pelukan pada anak.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru: Ruangan Lembap Tanpa Terkena Sinar Matahari Bisa Sebabkan Risiko Terkena TB
Dengan demikian dapat membuat anak lebih tenang.
5. Pemakaian air purifier
Air purifier berfungsi mengontrol polusi dari luar masuk ke ruangan yang ditempati anak.
Sisanya harus kontrol ke dokter untuk penanganan yang tepat.
Alasan ISPA Rentan pada Anak
Andreas menuturkan, anak dikatakan lebih rentan mengalami ISPA lantaran memiliki berbagai faktor risiko.
Antara lain:
1. Memiliki kekebalan tubuh tidak sebagus orang dewasa

Jadi sistem di dalam tubuh masih berbeda, karena memiliki imun lebih rendah daripada orang dewasa.
Maka sangat mudah jika terkena infeksi apapun.
2. Usia
Anak-anak masih sangat suka bermain dan cenderung kurang memperhatikan kebersihan.
Baca juga: 4 Tips Redakan Batuk, Termasuk Konsumsi Madu, Jahe, hingga Minuman Hangat
Maka dari itu, usia anak sangat rentan terkena infeksi.
3. Kebiasaan di Rumah
Kebiasaan menjaga kebersihan belum terbentuk pada anak-anak.
"Jadi karena masih masa bereksplorasi, sehingga berisiko lebih besar terinfeksi," kata Andreas.
Jenis ISPA

Dalam jenisnya, ISPA ada yang menyangkut saluran pernapasan atas maupun bawah.
Bila mengenai area saluran pernapasan atas, maka meliputi hidung sampai tenggorokan.
Baca juga: Radang Tenggorokan Rentan Dialami Anak-anak, Ketahui Penyebabnya dari dr. Aditya, M Biomed
Sementara area saluran pernapasan bawah yakni dari brokus sampai paru-paru.
Andreas menerangkan alasan disebut sebagai saluran pernapasan akut lantaran gejala mulai muncul di bawah 14 hari sejak pertama kali terinfeksi.
Kondisi yang paling sering timbul yakni:
- Common cold (flu)

- Faringitis (radang tenggorokan)
- Bronkitis (radang di area perbatasan paru-paru)
- Pneumonia (radang paru-paru)
Penjelasan Dokter spesialis anak S. T Andreas ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)