TRIBUNHEALTH.COM - Gatal pada anak akibat ulat bulu memiliki sejumlah fakta penting, satu di antaranya adalah pemanfaatan selotip untuk mengangkat bulu ulat yang tertempel.
Dari semua serangga yang bersentuhan dengan anak-anak, ulat tampak tidak berbahaya, apa lagi jika mengingat pada akhirnya ulat akan berubah menjadi kupu-kupu.
Memang ada benarnya jika ulat tidak seberbahaya, katakanlah, sengatan lebah atau gigitan kutu.
Tapi tetap saja, ulat tidak selalu polos seperti kelihatannya.
Anak-anak bisa terkena ruam yang gatal dan bahkan menyakitkan setelah bersentuhan atau berdekatan dengan ulat.
Dilansir TribunHealth.com dari Verywell Health, berikut ini fakta-fakta gatal pada anak akibat ulat bulu.
1. Bulu ulat bisa picu reaksi alergi

Rumbai berbulu halus pada ulat inilah yang dapat menyebabkan ruam.
Rambut-rambut kecil ini disebut setae.
Pada beberapa orang, rambut ini menyebabkan reaksi alergi saat menyentuh kulit.
Respon imun ini terjadi ketika tubuh melihat suatu zat sebagai ancaman meskipun sebenarnya bukan.
Baca juga: Tinea Capitis Disebabkan oleh Jamur, Picu Munculnya Bercak Gatal di Kulit Kepala
Sistem kekebalan tubuh akan membanjiri tubuh dengan zat kimia yang disebut histamin.
Menyentuh ulat dapat memicu pelepasan histamin ini, menyebabkan kemerahan, bengkak, gatal, ruam, bekas, dan kantung kecil berisi cairan yang disebut vesikel.
Mungkin juga ada sensasi terbakar atau menyengat
Gejala-gejala ini dapat muncul dalam beberapa menit dan berlangsung selama satu hari atau lebih.
2. Sebabkan kondisi serius bisa terkena mata

Jika seorang anak menyentuh mata atau hidungnya setelah memegang ulat atau memasukkannya ke dalam mulutnya, mungkin ada reaksi yang lebih serius.
Reaksi yang dimaksud mungkin termasuk bersin, batuk, pilek, mata merah, sesak napas, sakit mulut, gatal, dan kesulitan menelan.
Jika orangtua melihat gejala-gejala ini, pergilah ke pusat perawatan darurat terdekat atau ruang gawat darurat.
Baca juga: Kerusakan Saraf Bisa Sebabkan Rasa Gatal dan Sensasi Terbakar pada Kulit
3. Rawan salah diagnosis
Ruam dari ulat bulu dapat dengan mudah disalahartikan sebagai sesuatu yang lain, dan karenanya tidak dirawat dengan benar.
Pada tahun 2011, 23 anak di Florida mengalami ruam akibat paparan ulat ngengat tussock bertanda putih (Orgyia leucostigma).
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sebagian besar anak-anak didiagnosis dengan kondisi lain pada awalnya, termasuk cacar air, moluskum kontagiosum, dan bahkan infeksi MRSA yang berpotensi mengancam jiwa
Dalam kasus lain, ruam yang disebabkan oleh ulat bulu telah disalahartikan sebagai gigitan kutu, gigitan nyamuk, kudis, demam berdarah, penyakit kelima (parvovirus B19), dan dermatitis kontak.

4. Bisa alami gatal meski tak bersentuhan langsung
Terkadang seorang anak bisa mengalami ruam tanpa benar-benar meletakkan jarinya di atas ulat.
Jumbai kecil bisa mengudara dan mendarat di kulit anak.
Ulat juga dapat meninggalkan setae pada barang-barang yang biasanya bersentuhan langsung dengan anak-anak, seperti pohon atau peralatan bermain.
Ini lebih mungkin terjadi ketika ada banyak ulat di satu area.
5. Manfaatkan selotip

Jika anak mengalami ruam setelah bertemu dengan ulat, biasanya tidak akan serius dan dapat diobati di rumah.
Jika reaksinya ringan, pertama-tama orangtua harus menghilangkan bulu-bulu halus yang menempel pada kulit.
Untuk melakukan ini, letakkan selotip di area kulit yang mungkin bersentuhan pada ulat.
Bulu ulat akan menempel pada selotip saat ditarik.
Ulangi dengan selotip baru sampai semua bulu ulat hilang.
Baca juga: Perawatan Disestesia, Sensasi Gatal dan Terbakar pada Kulit Akibat Masalah Saraf
Kemudian, cuci kulit dengan sabun dan air dan oleskan krim steroid yang dijual bebas.
Jika ruam benar-benar menyengat, mengoleskan es selama 10 hingga 15 menit biasanya akan membantu meredakan rasa sakit.
Sangat tidak mungkin bahwa setae ulat dapat menyebabkan anafilaksis, reaksi yang terjadi pada seluruh tubuh dan kadang-kadang mengancam jiwa.
Namun reaksi tersebut kadang-kadang terlihat setelah terpapar ulat tertentu.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)