TRIBUNHEALTH.COM - Hiperplasia endometrium (Endometrial Hyperplasia) adalah suatu kondisi di mana lapisan rahim menjadi terlalu tebal.
Pada beberapa wanita, hiperplasia endometrium dapat menyebabkan kanker rahim.
Hiperplasia endometrium sebenarnya termasuk jarang terjadi, dilansir TribunHealth.com dari situs medis WebMD, pada Senin (1/8/2022).
Kondisi ini hanya mempengaruhi sekitar 133 dari 100.000 wanita.
Endometrium sendiri merupakan lapisan rahim perempuan.
Selama siklus menstruasi, endometrium berubah.
Estrogen yang dihasilkan ovarium membuat endometrium menebal.
Langkah ini sebagai persiapan rahim untuk kemungkinan kehamilan.
Baca juga: Kekurangan Hormon Testosteron Bisa Sebabkan Siklus Menstruasi Tak Teratur pada Wanita

Setelah pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi), tingkat progesteron meningkat.
Hormon ini membuat rahim siap menerima sel telur.
Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron turun.
Hal ini menyebabkan peluruhan lapisan endometrium (menstruasi).
Baca juga: dr. Henry Jeriko Sampaikan Edukasi Penting untuk Remaja yang Baru Mulai Menstruasi
Namun, jika ada ketidakseimbangan hormon, endometrium bisa menebal dan tumbuh terlalu banyak.
Pertumbuhan abnormal ini adalah hiperplasia endometrium.
Memiliki 2 jenis

Baca juga: Perempuan yang Menstruasi Apakah Mudah Mengalami Stretch Mark? Begini Kata dr. Irmadani Intan
WebMD menyebut ada dua jenis hiperplasia endometrium, berdasarkan jenis perubahan sel di endometrium :
- Hiperplasia endometrium sederhana (tanpa atypia)
Jenis ini terdiri dari sel-sel normal yang tidak mungkin menjadi kanker.
Kondisi ini dapat membaik tanpa pengobatan.
Baca juga: Dokter Sebut Siklus Menstruasi Tidak Teratur Tanda Alami Penyakit PCOS
- Hiperplasia endometrium atipikal sederhana atau kompleks
Jenis ini adalah prakanker dan hasil dari pertumbuhan berlebih dari sel-sel abnormal.
Jika tidak diobati, hiperplasia endometrium atipikal bisa berubah menjadi kanker rahim atau endometrium.
Penyebab

Hiperplasia endometrium disebabkan oleh terlalu banyaknya kadar hormon estrogen dan tidak cukup progesteron.
Jika ada terlalu sedikit progesteron, rahim tidak terpicu untuk melepaskan lapisannya (menstruasi).
Sebaliknya, lapisan terus menebal karena estrogen.
Akibatnya, sel-sel di lapisan dapat berkumpul bersama dan menjadi tidak teratur.
Baca juga: Mengetahui Perbedaan PCO dan PCOS yang Bisa Memengaruhi Siklus Menstruasi, Simak Ulasan dr. Maria
Kondisi tersebut memicu sejumlah gejala sebagai berikut.
- Pendarahan menstruasi yang banyak
- Pendarahan yang terjadi setelah menopause
- Siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)