TRIBUNHEALTH.COM - Depresi adalah suatu kondisi yang dialami seseorang dengan dominasi perasaan sedih.
Keadaan ini bisa menyerang siapa saja.
Namun dari hasil penelitian menyebutkan bahwa depresi lebih banyak terjadi pada usia 24 tahun, tepatnya di negara berkembang.
Baca juga: Dokter Sebut Sebelum Usia 18 Tahun Bisa Alami Depresi, Meski Data yang Ada Rata-rata 24 Tahun
Lantas kira-kira apa yang menjadi penyebabnya?
Untuk mengetahuinya, simak penjelasan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp. KJ.
Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp. KJ. Memberikan Tanggapannya.

Hary saat ini berpangkat sebagai Mayor kesehatan.
Dirinya menjabat sebagai Psikiater di RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
Hary lahir di Rantau, Aceh Tamiang 9 Juni 1983.
Baca juga: Profil dr. Hary Purwono, Sp.KJ yang Menjadi Psikiater RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo
Dalam daftar riwayat hidup yang diterima Tribunhealth.com, Hary merupakan alumni dari S1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Tercatat berbagai karya ilmiah yang pernah ia lakukan, seperti:
1. Depresi pada Individu dengan Gangguan Kepribadian Psikopat (2016)

Baca juga: Angka Penderita Depresi di Indonesia Capai 12 persen, Dokter: Masa Pandemi Kemungkinan Bertambah
2. Hubungan Gangguan Depresi dengan Demensia pada pasien Geriatri (2017)
3. Hubungan mediator Inflamasi HsCRP dengan Inflamasi pada Skizofrenia (2018).
Tanya:
Dokter mengapa usia 24 tahun dianggap rentan mengalami depresi?

Baca juga: Mengenal Bipolar, Gangguan Kejiwaan yang Mempengaruhi Perasaan Penderitanya
Ana, Solo.
Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp. KJ. Menjawab:
Jadi begini kalau secara teori usia di atas 20 tahun adalah usia dewasa muda.
Sehingga peralihan dari masa remaja ke masa dewasa muda.

Pada usia ini orang-orang mulai mengalami tuntutan yang lebih besar.
Kemudian tuntutan terhadap produktivitas, gaya hidup, dan pola berpikir itu mungkin lebih besar dari sebelumnya yang pernah dialami.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Gangguan Liver Berpotensi Mengancam Jiwa, Begini Gejalanya Menurut dr. Mustopa
Pada masa-masa remaja mungkin tanggung jawab terhadap hal-hal itu tidak terlalu signifikan dibandingkan pada masa dewasa muda.
Pada masa dewasa muda ini orang-orang baru lulus kuliah dan memasuki dunia baru.

Seperti berinteraksi dengan orang baru, kebijakan baru yang mungkin tidak sepenuhnya bisa diterima.
Selain itu pula, ketika pada masa ini sudah mulai bekerja dan menerima banyak sekali tanggung jawab hal ini akan membuat seseorang cenderung lebih berat dalam menetralisir konflik di lingkungannya.
Baca juga: Tips Memberikan Edukasi Seksual pada Anak agar Tidak Terjerat Perilaku Seks yang Menyimpang
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)