TRIBUNHEALTH.COM - Alergi merupakan reaksi dari tubuh, ketika sistem kekebalan tubuh berinteraksi terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya.
Zat yang memicu reaksi alergi tersebut disebut dengan zat alergen. Kebanyakan orang alergen tidak menimbulkan reaksi pada tubuh.
Namun pada orang yang sensitif terhadap zat alergen tersebut, jika sistem kekebalan tubuh berinteraksi dengan zat alergen akan menimbulkan reaksi.
Meskipun tidak berbahaya, ketika sistem kekebalan tubuh tersebut terus berinteraksi dengan zat tertentu akan menimbulkan beberapa gejala pada tubuh seperti gatal-gatal, ruam merah pada kulit, batuk, pilek, sakit perut, hingga sesak napas.
Baca juga: Penderita Sinus Sering Keluhkan Hidung Mampet Akibat Adanya Faktor Alergi dan Menimbulkan Peradangan

Menurut penuturan dr. Prasna Pramita, Sp.PD-KAI, MARS, FINASIM, setiap orang akan mengalami alergi yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya.
Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki pola hidup, gaya hidup, hingga makanan yang dikonsumsi yang berbeda-beda pula, sehingga alergi yang timbul juga akan berbeda.
Reaksi alergi setiap orang pun juga akan berbeda-beda, ada yang reaksi alerginya hanya ringan seperti bersin-bersin, batuk, gatal, namun ada juga yang mengalami reaksi alergi yang berat seperti anafilaksis.
Reaksi alergi yang muncul tergantung dari penyebab dan jenis alergi yang dialami oleh masing-masing orang.
Baca juga: Cara Agar Anak Tidak Mudah Terkena Alergi, Ketahui Tipsnya dari dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp. A.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi, dr. Prasna Pramita, Sp.PD-KAI, MARS, FINASIM memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas Tv Program Ayo Sehat.
dr. Prasna Pramita, Sp.PD-KAI, MARS, FINASIM menyampaikan, alergi yang dialami oleh bayi, anak-anak, hingga orang dewasa juga akan berbeda-beda.
Untuk bayi mulai usia 0-3 bulan, alergi yang sering terjadi adalah alergi terhadap susu sapi.
Ketika usia memasuki remaja, alergi tersebut bisa berubah menjadi misalnya alergi telur, kemudian memasuki usia dewasa, alergi tersebut bisa berubah manjadi alergi ikan.
Seiring berjalannya waktu, alergi yang dialami dari bayi hingga dewasa dapat berubah-ubah, karena pola makan yang dikonsumsi dari bayi hingga dewasa juga terus berubah.
Baca juga: Apakah Seseorang yang Mengalami Alergi Dingin Perlu Mengonsumsi Obat? Simak Penjelasan dr. Tan

Pencegahan alergi dengan melakukan tes alergi
Alergi dapat diketahui dengan melakukan tes alergi, yang merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis untuk mendiagnosis alergi.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakan tubuh memiliki reaksi alergi terhadap zat alergen tertentu atau tidak.
Menurut dr. Prasna, setiap orang memerlukan tes alergi, karena dengan melakukan tes alergi kita dapat mengetahui tubuh kita sensitif terhadap alergen jenis apa.
Dengan melakukan tes alergi, kita dapat mengetahui pencetus dari alergi yang sering kita alami, sehingga kita dapat menghindari faktor pencetus alergi tersebut.
Baca juga: Ahli Gizi Sebut Protein Nabati Bisa Gantikan Protein Hewani Bagi Orang yang Alergi Protein Hewani

"Kalau kita bisa menghindari pencetusnya, otomatis alergi tersebut tidak akan kambuh lagi," papar dr. Prasna.
"Untuk menghindari alergi adalah dengan melakukan pencegahan dengan melakukan tes alergi."
"Selain melakukan tes alergi, saat alergi kambuh dapat diobati dengan mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter, sehingga dapat membantu meredakan alergi tersebut."
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi, dr. Prasna Pramita, Sp.PD-KAI, MARS, FINASIM dalam tayangan YouTube Kompas Tv Program Ayo Sehat pada 19 Juli 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)