Breaking News:

Apakah Penyakit Stroke dan Jam Tidur Saling Berkaitan? Simak Penjelasan dr. Lilir Amalini, Sp.S

Stroke ialah penyakit yang tak hanya beresiko pada orangtua, namun bisa juga terjadi pada usia muda. Stroke sering dikaitkan dengan jam tidur.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi seseorang yang memiliki jam tidur berantakan 

TRIBUNHEALTH.COM - Stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa.

Penyakit stroke tidak hanya terjadi pada orangtua, namun usia muda pun bisa mengalaminya.

dr. Lilir Amalini menyampaikan, dari penelitian ada yang mengaitkan, asosiasi tidur dengan kejadian stroke.

Tidur kurang dari 7 jam sehari diasosiasikan dengan peningkatan kejadian stroke perdarahan hampir sebanyak 21 persen.

Tetapi tidur lebih dari 9 jam sehari juga meningkatkan resiko stroke sumbatan, kelainan jantung dan pembuluh darah.

dr. Lilir Amalini mengatakan, jam tidur dalam sehari harus pas dan tidak boleh kurang ataupun lebih normalnya 7-8 jam sehari.

ilustrasi seseorang yang memiliki jam tidur berantakan
ilustrasi seseorang yang memiliki jam tidur berantakan (freepik.com)

Baca juga: Mengenal Gangguan Mental Skizofrenia yang Disampaikan Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.

Tidur dalam beberapa waktu saja tidak menjadi masalah, namun dalam waktu yang tidak panjang dan hanya sesekali.

Tentunya tidur kurang dari 7 jam akan mengakibatkan resiko-resiko penyakit seperti stroke, jantung dan pembuluh darah yang meningkat.

Stroke merupakan penyakit yang datangnya tiba-tiba atau mendadak pada pembuluh darah diotak.

dr. Lilir Amalini menyampaikan, sekitar 15-25 persen dari penderita stroke merasakan gejalanya 7 hari sampai 1 bulan sebelumnya, dan kejadian tersebut dinamakan TIA (Transient Ischemic Attack).

2 dari 2 halaman

TIA (Transient Ischemic Attack) semacam mini stroke.

Baca juga: Adakah Pemeriksaan Khusus yang Perlu Dilakukan Sebelum Menjalankan Diet Sehat? Ini Kata Ahli Gizi

Gejala dari TIA (Transient Ischemic Attack) sangat mirip dengan penyakit stroke seperti mulut yang tidak simetris, lemah sebelah, sulit berbicara, linglung, dan kesemutan.

Tetapi bedanya TIA (Transient Ischemic Attack) dalam beberapa menit biasanya kurang dari 1 jam ataupun 24 jam, gejala yang dirasakan sudah hilang.

dr. Lilir Amalini menegaskan, seharusnya apabila sudah mengalami TIA harus memahai penyebabnya agar tidak berkembang menjadi penyakit stroke.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Lilir Amalini, Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf. Jumat (10/6/2022)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPola TidurJam TidurStrokePenyebab StrokeGejala Strokedr. Lilir Amalini Sp.S. Fahmi Bo
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved